Friday, January 9, 2015

Genetika F=G+E (Fenotipe=Genetic+Environment)




Model I: penentuan genetik
 
Hampir semua perbedaan yang terjadi antara spesies ditentukan oleh perbedaan dalam genom mereka. Tidak ada dalam suatu lingkungan dimana kambing akan melahirkan anak kuda. Biji pasti akan berkembang menjadi sebuah pohon, sedangkan spora lumut pasti akan berkembang menjadi lumut, bahkan jika keduanya tumbuh berdampingan di hutan yang sama. Kedua tanaman yang dihasilkan dari proses-proses perkembangan pasti menyerupai orang tua mereka dan memiliki perberbedaan diantara satu sama lain, meskipun mereka memiliki akses material yang sama dari lingkungan.
Bahkan dalam spesies, beberapa variasi sepenuhnya akibat dari perbedaan genetik yang tidak dapat diubah oleh perubahan lingkungan. Sebagai cotoh anak-anak dari Afrika yang memiliki kulit gelap, tidak akan berubah warna kulitnya walaupun dipindah pada daerah yang memiliki mayoritas orang berkulit putih (misalnya Eropa yang bercuaca dingin). Kemungkinan banyak genetika eksperimental tergantung pada fakta bahwa banyak perbedaan fenotip antara tipe individu mutan dan tipe individu liar  yang dihasilkan dari perbedaan alel yang tidak sensitif terhadap kondisi lingkungan. Kekuatan yang menentukan gen sering ditunjukkan oleh perbedaan di mana satu alel normal dan abnormal lainnya.

Implifikasi Elemen Transposable dalam Pembuatan Tanaman Jahe Transgenik



             Untuk mendapatkan hibrida somatik yang tahan terhadap penyakit layu bakteri, tanaman hasil fusi antara jahe merah dan jahe putih besar diharapkan tetap mencirikan keunggulan tetuanya yaitu berproduksi tinggi dengan ukuran rimpang normal. Sementara, protokol regenerasi untuk menghasilkan tanaman jahe berimpang normal melalui kultur in vitro belum diperoleh, hibridisasi somatik belum dapat dilakukan. Padahal tersedianya protokol regenerasi jahe in vitro, merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam upaya menghasilkan benih jahe sehat bebas penyakit serta varietas unggul jahe tahan penyakit layu bakteri melalui seleksi in vitro, fusi protoplas maupun penyisipan gen (transformasi gen).
              Kehadiran teknologi rekayasa genetik memberikan wahana baru bagi pemulia tanaman untuk memperoleh kelompok gen baru yang lebih luas. DNA sekuen, di antaranya Ds/Ac transposable element atau T-DNA, yang ditransfer ke dalam genom suatu tanaman untuk membentuk tanaman transgenik bisa berasal dari spesies lain seperti bakteri, virus, atau tanaman (Bennet, 1993) maupun sintetik. Transposable element, baik Ac (Activator) maupun Ds (Dissociation) element diketahui sebagai aset penting yang mampu menimbulkan mutasi.

Reproduksi dan Klasifikasi Virus


1. Reproduksi Virus
Virus menunjukkan satu ciri kehidupan, yaitu reproduksi. Namun, reproduksi virus hanya terjadi jika berada dalam sel organisme lain. Dengan demikian, virus hanya dapat hidup secara parasit. Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 siklus, yaitu siklus litik dan lisogenik, dan memiliki 5 tahap, yaitu (1) tahap perlekatan atau adsorpsi, (2) penetrasi dan pelepasan selubung, (3) replikasi dan biosintesis komponen, (4) perakitan dan pematangan, dan (5) pembebasan.

Saturday, November 23, 2013

Laporan Penelitian Spirulina sp.



LAPORAN PENELITIAN MIKROALGA 
"Spirulina sp"

Dosen Pembimbing:
Drs. Sulistijono, M.Si
Ainun Nikmati Laily,M.Si

Disusun Oleh:
Ahmad Nuruddin Khoiri

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG

Thursday, November 7, 2013

Laporan Praktikum SPH I "Jaringan Epitel"



BAB I
PENDAHULUAN

Makhluk hidup multiselular memiliki organisasi kehidupan yang dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat yang sangat kompleks. Tingkat sederhana yang dimaksud adalah sel. Sel adalah unit fungsional terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Bagi organisme uniseluler yang hanya memiliki sebuah sel, maka sebuah sel itulah yang mengendalikan seluruh aktivitas hidupnya. Tingkat selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dasar yang menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu jaringan epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan tulang, jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh limfa), jaringan saraf, dan jaringan otot.
Praktikum Struktur Hewan kali ini ialah mengenai Jaringan epitel yang menyusun tubuh hewan. Jaringan epitel itu sendiri memiliki berbagai macam bentuk, lapisan, dan letak, serta fungsinya bagi tubuh. Oleh karena itu, melalui berbagai kegiatan pengamatan dalam Praktikum Struktur Hewan ini, diharapkan agar Mahasiswa dapat memperluas pemahamannya terhadap struktur tubuh hewan. Mahasiswa dapat membedakan ciri-ciri yang dimiliki oleh tiap jenis jaringan epitel, mengetahui letak jaringan-jaringan epitel tersebut pada tubuh, dan memahami fungsi masing-masing jaringan epitel tersebut.   

Laporan Praktikum Taksonomi Invertebrata Protozoa



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
         Pada dasarnya dalam ilmu taksonomi, seluruh makhluk hidup dikelompokkan ke dalam dua kerajaan (kingdom) yakni kingdom tumbuhan (kingdom plantae) dan kerajaan hewan (kingdom animalia). Pengelompokan tersebut didasarkan atas persamaan ciri-ciri atau persamaannya. Tumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu, yakni mempunyai klorofil (zat hijau daun) dan hewan mempunyai ciri-ciri tersendiri pula yakni dapat bergerak (Jasin,1992).
             Dalam sebuah penelitian ditemukan adanya beberapa makhluk hidup bersel satu yang sekaligus mempunyai ciri-ciri tumbuhan dan ciri-ciri hewan (mempunyai klorofil dan dapat bergerak leluasa). Akhirnya sebagian ahli berpendapat bahwa bahwa makhluk-makhluk hidup ini sebaiknya dikelompokkan ke dalam kingdom animalia, filum protozoa. Di dalam uraian ini, kita mengikuti pendapat yang kedua. Protozoa kita masukkan ke dalam kingdom animalia, kelompok avertebrata (Jasin,1992).

Monday, November 4, 2013

DNA : Pengertian, Struktur dan Fungsinya




Apa itu DNA?
DNA merupakan materi yang membentuk kromosom-kromosom dan juga merupakan informasi genetik yang tersimpan dalam tubuh makhluk hidup. Informasi genetik ini pada dasarnya merupakan kumpulan instruksi/perintah yang mengatur sel untuk bisa melakukan hal-hal tertentu. DNA singkatan dari deoxyribonucleic acid, atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Asam Deoksiribosa Nukleat atau ADN. Kata deoxyrybo mengacu pada nama gula yang terkandung dalam DNA, yaitu deoxyrybose (deoksiribosa).

Machine Learning dalam Biologi dan Bioinformatika: Masa Depan Analisis Data Hayati

Machine Learning dalam Biologi dan Bioinformatika: Masa Depan Analisis Data Hayati Pendahuluan: Revolusi Digital di Dunia Biologi Beberapa d...