Friday 9 January 2015

Reproduksi dan Klasifikasi Virus


1. Reproduksi Virus
Virus menunjukkan satu ciri kehidupan, yaitu reproduksi. Namun, reproduksi virus hanya terjadi jika berada dalam sel organisme lain. Dengan demikian, virus hanya dapat hidup secara parasit. Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 siklus, yaitu siklus litik dan lisogenik, dan memiliki 5 tahap, yaitu (1) tahap perlekatan atau adsorpsi, (2) penetrasi dan pelepasan selubung, (3) replikasi dan biosintesis komponen, (4) perakitan dan pematangan, dan (5) pembebasan.

1.      Pelekatan
Proses pelekatan terjadi memalui 2 langkah. Yang pertama menyangkut pelekatan pendahuluan dengan ikatan atau muatan ionik dan dapat dengan mudah dibalikkan oleh pergeseran pH atu konsentrasi garam. Langkah kedua tampaknya menyangkut pelekatan yang lebih mantap dan tidak dapat balik. Berbeda dengan adanya kekhususan yang jelas pada  pelekatan virus-virus hewan dan bakterial, virus tumbuhan rupanya tidak mensyaratkan adanya situs-situs penerima yang khas (Pelczar, 2008).
2.      Penetrasi dan pelepasan selubung
Penetrasi virus hewan ke dalam sel yang dilekatinya terjadi dengan salah satu dari dua mekanisme. Salah satu mekanisme itu terdiri dari penelanan seluruh virion oleh sel-sel itu dengan suatu proses fagositik yang disebut viropeksis, diikuti dengan pelepasan selubung atau pembuangan kapsid. Ini terjadi di dalam vakuola fagositik dan disebabkan oleh kerja enzim yang disebut protease lisosomal (Pelczar, 2008).
Virus tumbuhan menembus masuk sel inang melalui pori-pori fana (“transient”) yang disebut ektodesmata yang sewaktu-waktu mencuat ke luar menembus dinding sel dan berhubungan dengan dunia di luar sel. Pori-pori ini berfungsi untuk tujuan pengambilan air dan nutrien dan juga sekresi substansi seperti lilin. Juga, serangga dapat secara tidak sengaja menginokulasikan virus tumbuhan ke dalam sel inangnya selama waktu makan. Kadang-kadang ini semata-mata merupakan proses mekanis; pada ketika yang lain virus itu dijumpai didalam jaringan serangga dan bahkan mungkin berkembangbiak di situ. Cara pemindahan virus tumbuhan yang paling penting di alam mungkin melalui serangga ketika makan. Begitu virus itu ada di dalam sel tumbuhan, maka terjadilah pelepasan selubung (Pelczar, 2008).
3.      Replikasi dan biosintesis komponen
Penetrasi segera diikuti oleh suatu periode yang disebut periode laten. Selama periode laten inilah terjadi pelepasan selubung virion, diikuti dengan replikasi asam nukleat dan sintesis protein virus. Replikasi asam nukleat virus dapat terjadi di dalam inti sel atau di dalam sitoplasma, tergantung pada virusnya. Protein-protein virus disintesis didalam sitoplasma, tempat terletaknya ribosom atau organel-organel pembentuk protein sel. Untuk proses-proses ini sel menyediakan energi, enzim, molekul-molekul prekursor atau bahan “pembangun” dan perlengkapan biosintetik lainnya (Pelczar, 2008).
Asam-asam nukleat virus disintesis dari nukleotide-nukleotide yang menjadi komponenny, yaitu bahan-bahan pembangun asam nukleat, dengan menggunakan enzim-enzim replikasi yang disandikan oleh asam nukleat virion yang menginfeksi it. Mekanisme sintesis yang tepat bervariasi menurut virus dan tipe asam nukleat yang terlibat. Enzim-enzim lain yang tidak tersedia di dalam inang, dan juga protein-protein struktural virus, juga disandikan oleh asam-asam nukleat virus dan kemudian dihasilkan oleh perlengkapan biosintetik sel inang (Pelczar, 2008).
4.      Perakitan dan pematangan
Bila telah disintesis kmponen-komponen virus dalam jumlah yang kritis, komponen-komponen itu lalu dirakit menjadi partikel-partikel virus yang matang di dalam nukleus dan atau sitoplasmasel yang diinfeksi (tergantung pada tipe virusnya) (Pelczar, 2008).
5.      Pembebasan
Mekanisme pembebasan virion dari suatu sel inang bervariasi menurut tipe virusnya. Pada beberapa infeksi oleh virus hewan, sel-sel inangnya melisis, membebaskan virion. Ini terjadi pada infeksi virus oleh virus polio. Pada virus-virus hewan dan tumbuhan yang lain, sel inangnya tidak dihancurkan. Virus ini meninggalkan sel melalui saluran-saluran khusus (tubul) dalam jangka waktu yang agak lama. Virus yang lain lagi meninggalkan sel dengan cara membentuk kuncup atau tonjolan. Selama proses penguncupan, virus hewan bersampul membawa sebagian dari membran sel inang. Beberapa komponen membran sel inang menjadi tergabung ke dalam sampul. Pembebasan virus influenza bersampul merupakan suatu contoh pembebasan tipe penguncupan ini. Agaknya mekanisme yang sama berlaku di dalam kasus virus tumbuhan bersampul (Pelczar, 2008).

2. Klasifikasi Virus
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.
1.      Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :
1.    Virus DNA
2.    Virus RNA
3.    Virus berselubung
4.    Virus non-selubung
2.        Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
1.    Virus Enterik
2.    Virus Respirasi
3.    Arbovirus
4.    Virus onkogenik
5.    Hepatitis virus
·        

3.      Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
1.       Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
2.      Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
3.      Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
4.      Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
5.       Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
6.      Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
7.      Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

Menurut klasifikasi Bergey, virus termasuk ke dalam divisio Protophyta, kelas Mikrotatobiotes dan ordo Virales (Virus). Pada tahun 1976 ICTV (International Commite on Taxonomy of Virus) mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan berdasarkan struktur dan komposisi tubuh, yakni berdasarkan kandungan asam. Pada dasarnya virus dibedakan atas dua golongan yaitu virus DNA dan virus RNA.
a.         Virus DNA mempunyai beberapa famili:
1.      Famili Parvoviridae seperti genus Parvovirus
2.      Famili Papovaviridae seperti genus Aviadenovirus
3.      Famili Adenoviridae seperti genus Mastadenovirus
4.      Famili Herpesviridae seperti genus Herpesvirus
5.      Famili Iridoviridae seperti genus Iridovirus
6.      Famili Poxviridae seperti genus Orthopoxvirus
b.         Virus RNA mempunyai beberapa famili:
1.      Famili Picornaviridae seperti genus Enterivirus
2.      Famili Reoviridae seperti genus Reovirus
3.      Famili Togaviridae seperti genus Alphavirus
4.       Famili Paramyvoviridae seperti genus Pneumovirus
5.      Famili Orthomyxoviridae seperti genus Influensavirus
6.      Famili Retroviridae seperti genus Leukovirus
7.      Famili Rhabdoviridae seperti genus Lyssavirus
8.      Famili Arenaviridae seperti genus Arenavirus 

No comments:

Post a Comment

Sleep Loss and College Student Performance

The college experience is of great value in providing emerging adults with a structured environment in which they can gain the knowledge, sk...