Sunday 17 April 2016

Laporan Praktikum Mikrobiologi : Teknik Isolasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
        Mikrobia (meliputi virus, archae, bakteri, jamur, dan protozoa, dapat dikatakan sebagai makhluk tertua dengan diversitas terbanyak di planet bumi.Mikroorganisme atau mikrobia adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan, mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. (Buchanan, 2003). Mikroba memang dapat bertahan pada berbagai kondisi lingkungan, ekstrim panas, ekstrim dingin, lingkungan yang berkonsentrasi garam tinggi, asam, basa, tekanan tinggi, bahkan di daerah yang mendekati kemustahilan untuk hidup makhluk hidup lain seperti lingkungan dengan radioaktivitas tinggi (Adam, 2001).

        Mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya berada dalam populasi campuran dan di alam jarang mikrobia berada sebagai satu spesies tunggal dan selalu dalam hidup berkoloni dalam menjalankan peranannya pada siklus kehidupan (Cappuccino, 2000). Dalam bidang mikrobiologi dan bioteknologi, ketersediaan biakan murni sangatlah penting. Selain pemurnian isolate selama dalam penyimpanan juga sangat perlu diperhatikan, karena bekaitan dengan produk atau metabolit tertentu dari satu spesies tunggal, untuk itu pertama-tama spesies tersebut harus dapat diisolasi dari organisme lain kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni dimana sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal melalui teknik pemurnian (Burrows, 2004).
        Teknik isolasi dilakukan dengan berbagai cara yaitu melakukan pengenceran berseri dilanjutkan dengan membiakkan pada media yang sesuai yaitu metode cawan tuang (poured plate) atau cawan gores (streak plate) dan teknik untuk menghitung jumlah sel mikrobia yang telah diisolasi dengan menggunakan perhitungan angka lempeng total sedangkan penyimpanan mikroorganisme sering menggunakan teknik agar slants (Colome, 2001). 
        Berdasarkan dari penjelasan sebelumnya maka praktikum ini sangat penting dilakukan agar mengetahui cara mengisolasi atau pemurnian suatu mikroorganisme tertentu dari suatu koloni, cara menyimpan isolat mikroorganisme murni dan menghitung serta mengkarakterisasi mikrobia setelah diisolasi.

1.2 Tujuan
        Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan proses isolasi dan pemurnian jenis mikrobia tertentu dari suatu koloni, melakukan penyimpanan suatu kultur murni mikroorganisme, dan pengkarakterisasi mikrobia dari suatu koloni.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Isolasi
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahil untuk dilakukan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya  (Pelczar, 1986).
Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan udara (Talaro, 1999).
Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara aseptik, sehingga hanya biakan murni yang diharapkan yang tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultur (bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapat menyebabkan kontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwidjoseputro, 1990).

2.2 Macam Teknik Isolasi 
Beberapa cara atau metode yang dikenal untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Metode tersebut didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu, dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati  (Dwidjoseputro, 1990).

1.       Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)
Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 450C, dituang ke dalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengah sekitar tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian menginokulasi biakan dilakukan dengan jarum ose pada permukaan atas agar yang penuh dengan biakan campuran (misalnya specimen ludah atau bahan lain). Ada beberapa metode penggoresan yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organisme pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan jarum ose bergantian dari satu bagian ke bagian lain cawan petri, bakteri yang tertinggal pada jarum ose semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni (Hadioetomo, 1993).
 
 Gambar 2.1 Metode Streak Plate (Colome, 2001).
   
        Ada beberapa teknik goresan yang biasa dipakai yaitu:
a. Goresan Sinambung
          Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose) disentuhkan pada koloni bakteri dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar. Lalu petridish diputar 180o dan dilanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.

b. Goresan T
          Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan spidol dan daerah tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag. Ose dipanaskan dan didinginkan, lalu distreak zig-zag pada daerah berikutnya.

c. Goresan Kuadran (Streak quadrant)
          Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.


2.      Metode Tuang (pour-plate method)
            Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar cair yang telah didinginkan pada suhu 450 C isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Piringan kedua dalam praktek sering digores kembali dengan organisme yang berasal dari koloni yang diidolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni  (Hadioetomo, 1993).
 Gambar 2.2 Metode Pour Plate
 
3.      Teknik Sebar (spread plate)
Metode cawan sebar (spread plate) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau mengapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Bedanya dengan pour plate adalah, pencampuran stok kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar (Hadioetomo, 1993).
4.       Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Hal yang demikian ini dapat kita jadikan biakan murni. Jika kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel (Trianda, 2011).
Gambar 2.3 Metode Dilusi
 
 
5.      Teknik Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan (Trianda, 2011).

2.3 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Isolasi
          Menurut Jutono (1980), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi bakteri, yaitu:
  1. Sifat-sifat spesies mikrobia yang akan diisolasi
  2. Tempat hidup atau asal mikrobia tersebut
  3. Medium untuk pertumbuhannya yang sesuai
  4. Cara menanam mikrobia tersebut
  5. Cara inkubasi mikrobia tersebut
  6. Cara menguji bahwa mikrobia yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai dengan yang dimaksud
  7. Cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni

 
DAFTAR PUSTAKA
Adam,MR.2001. Microbiology of Fermented Food .Elsivier Applied Science Publisher,Ltd.
      New York.

Buchanan,RE. & Gibbons,NE.2003.  Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology.
      The William & Wilkins Company Baltimore.USA.

Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology.
       W.B. Saunders    Company. Philadelphia.

Cappuccino,JG.& Sherman,N. 2000. Microbiology: A Laboratory Manual.
        The Benjamin/Cummings Publishing Company,Inc. California.

Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing  Company.
         New York.
Dwidjoseputro, S. 1990. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Jutono. 1972. Dasar-dasar Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.­
 
Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama.
 
Pelczar, Michael, J., E.C.S Chan. 1986. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
 
Talaro K.P. and A. Talaro, 1999. Foundation in Microbiology Third Edition. McGraw Hill Company. Boston, p.61.
 


3 comments:

  1. makasih infonya. sangat membantu

    ReplyDelete
  2. dapetin artikel atau jurnal darimana ya?

    ReplyDelete
  3. Punya laporan praktikum yang sudah tidak digunakan? Jual saja pada blog hajarfisika.com. Laporan praktikum akan dibeli dengan harga Rp 50.000,00 per laporan. Tertarik? Silahkan baca syarat dan ketentuannya disini.

    ReplyDelete

Sleep Loss and College Student Performance

The college experience is of great value in providing emerging adults with a structured environment in which they can gain the knowledge, sk...