BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oksigen
bebas dari udara sangatlah penting bagi bakteri untuk respirasi sel, namun
keperluan bakteri akan oksigen bebas tersebut sangatlah berbeda, tergantung
pada adanya sistem enzim biooksidatif yang ada pada tiap spesies, sehingga
dikenal adanya respirasi aerob dan anaerob. Respirasi yang menggunakan oksigen
bebas sebagai penerima elektron disebut respirasi aerob, dan yang menggunakan
senyawa anorganik sebagai penerima elektron disebut respirasi anaerob (Dwidjoseputro,
1994).
Pengamatan
terhadap kelompok bakteri yang mempunyai perbedaan sifat respirasi dapat
dilakukan pada media pertumbuhan bakteri, baik media padat maupun media cair,
untuk memperjelas pengamatan terhadap sifat respirasi bakteri biasanya
menggunakan media cair. Dalam media cair pertumbuhan bakteri tersebut dapat
diamati lebih jelas dengan mengamati akumulasi dari sel-sel bakteri yang
tumbuh. Bakteri aerob akan berada dipermukaan atas karena ia akan mengambil
oksigen bebas dari udara, bakteri anaerob akan berada didasar jauh dari
permukaan, bakteri yang anaerob fakultatif akan tumbuh tersebar pada medium
cair tersebut, sebagai bakteri mikroaerofil akan tumbuh sedikit dibawah
permukaan (Suriawiria, 1986).
Maka dari
itu, untuk mengetahui jenis respirasi yang dilakukan bakteri, praktikum ini
perlu dilakukan, agar para mahasiswa/praktikan dapat mengetahui secara langsung
bakteri yang diuji melakukan respirasi yang seprti apa.
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah:
- Bagaimana mengetahui sifat respirasi bakteri?
- Bagaimana cara mengidentifikasi berdasarkan sifat respirasinya?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah:
- Mengetahui sifat respirasi bakteri.
- Dapat mengidentifikasi berdasarkan sifat respirasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Respirasi Bakteri
Respirasi didefinisikan sebagai penggunaan rantai
angkut elektron untuk mengantarkan elektron ke penerima elektron anorganik
akhir. Energi diperoleh melalui fosforilasi oksidatif tetapi prosesnya dapat
menggunakan oksigen sebagai penerima elektron terakhir (respirasi aerob) atau
senyawa anargonik lainnya (respirasi anaerob) (Pelczar, 1986).
Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
adalah oksigen dan karbon dioksida. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas
dalam hal respon terhadap oksigen bebas dan atas dasar tersebut maka mudah
sekali untuk membagi mereka menjadi empat kelompok yaitu aerobik, anaerob,
anaerob fakultatif, dan mikroanaerob, dan kelompok ini dapat dibedakan menurut
pola pertumbuhan didalam tabung-tabung reaksi (Pelczar, 1986).
Menurut (Dwidjoseputro, 1994), faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri yaitu:
- Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada suhu antara 25-35. Kelembaban, lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri.
- Sinar matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat mematikan bakteri.
- Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakteri.
2.2
Macam-Macam Akumulasi Bakteri
2.2.1 Respirasi Aerob
Banyak organisme dapat menggunakan oksigen sebagai
penerima hidrogen terakhir, dalam hal demikian, tidak perlu mereduksi hasil
antara lain seperti halnya pada fermentasi, hasil semacam itu dapat dioksidasi
secara sempurna menjadi CO2 Dan H2O. Hal ini merupakan
keuntungan luar biasa bagi organisme itu karena banyaknya energi yang tersedia
dari oksidasi sempurna molekul glukosa lebih besar dari pada energi yang
diperoleh dari fermentasi glukosa. Hal ini terjadi karena jalan bertahap setiap
pasangan elektron dari NADH ke oksigen melalui serangkaian pengangkutan tiga
molekul ATP (Pelczar, 1986).
2.2.2 Respirasi Anaerob
Organisme anaerobik atau anaerob adalah setiap
organisme yang tidak memerlukan oksigen untuk tumbuh. Anaerob obligat akan mati
bila terpapar pada oksigen.
Ada kelompok organisme terakhir yang terpisahkan
karena organisme ini bukan pula fermentatif. Bakteri ini adalah anaerob
obligat, tetapi bukannya menggunakan hasil antara mtabolismenya, organisme
tersebut menggunakan ion-ion anorganik sebagai penerima elektron terakhir.
Organisme semacam ini dapat dibagi lagi menjadi tiga tipe: pereduksi netrat,
pereduksi sulfat, pereduksi metan (Suriawiria, 1986).
2.2.3 Respirasi Mikroaerofilik
Mikroaerofilik respirasi bagi organisme yang dapat
menggunakan oksigen, tetapi hanya pada konsentrasi yang rendah (rentang
mikromolar rendah), pertumbuhannya dihambat oleh level oksigen yang normal
(sekitar 200 mikromolar) (Wheeler, 1993).
2.2.4 Respirasi Fakultatif Anaerob
Anaerob fakultatif dapat menggunakan oksigen jika
tersedia. Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya,
tetapi mereka tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai terminal electron acceptor (akseptor elektron
terminal) (Wheeler, 1993).
BAB III
PEMBAHASAN
Pada praktikum dengan topik respirasi bakteri telah
ditemukan bahwa bakteri mengadakan respirasi secara aerob dan anaerob. Menurut
Utami (2004), kebutuhan akan oksigen bebas dari udara bagi bakteri untuk
respirasi sel sangat berbeda, tergantung pada adanya sistem enzim biooksidatif
yang ada pada tiap spesies sehingga dikenal adanya respirasi aerob dan anaerob.
Respirasi yang menggunakan oksigen bebas sebagai penerima elektron disebut
respirasi aerob, sebagai yang menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima
elektron disebut respirasi anaerob.
Menurut
Darmawan (2010) dalam pemanfaatan Oksigen (O2) untuk respirasinya,
bakteri dibagimenjadi 4 kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Aerob
obligat, yaitu kelompok bakteri yang membutuhkan (O2) yang sangat
banyak sebagai akseptor akhir dalam oksidasi biologis atau respirasi aerob.
2. Anaerob
obligat yaitu kelompok bakteri yang tidak membutuhkan O2 bebas,
bahkan jika kontak dengan oksigen akan mematikan organisme tersebut.
3. Fakultatif
aerob atau fakultatif anaerob, dapat menggunakan O2 sebagai akseptor
elektron, atau sebagai penggantinya, diambil oksigen dari garam-garam seperti
NaNO3 Penggunaan pengganti ini kadang-kadang disebut jugarespirasi
anaerob.
4. Mikroaerofil,
bakteri kelompok ini akan terhambat pertumbuhnya olehoksigen yang jenuh.
Pertumbuhan terbaik baik bagi kelompok organisme iniadalah konsentrasi oksigen
terbatas
a. Respirasi
Aerob
Pengamatan terhadap kelompok bakteri yang mempunyai
perbedaan sifat respirasi dapat dilakukan pada media pertumbuhan bakteri baik
media padat maupun media cair, untuk memperjelas pengamatan terhadap sifat
respirasi bakteri biasanya menggunakan media cair. Dalam media cair pertumbuhan
bakteri tersebut dapat diamati lebih jelas dengan mengamati akumulasi dari
sel-sel bakteri yang tumbuh. Pada pengamatan yang telah dilakukan yaitu
terdapat bahwa respirasi bakteri secara aerob, bakteri terdapat pada tabung
reaksi pada daerah atas permukaan tabung reaksi. Menurut (Utami, 2004), bakteri
aerob akan berada dipermukaan atas karena ia akan mengambil oksigen bebas dari
udara
Secara sederhana, respirasi yang satu ini diartikan sebagai
sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan demikian dalam
prosesnya keberadaan oksigen sangat dibutuhkan. Hasil dari reaksi ini adalah
energi dengan jumlah yang besar. contoh : Nitrosomonas, Nitrobacter,
Nitrosococcus.
Dalam kenyataan reaksi
yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang terjadi dari awal
hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi 3 tahapan
yaitu glikolosis, siklus krebs dan transport elektron (Syamsuri, 1980).
1.1 Glikolisis, berarti menguraikan gula dan
itulah yang tepatnya terjadi selama jalur ini. Glukosa, gula berkarbon enam,
diuraikan menjadi dua gula berkarbon tiga. Gula yang lebih kecil ini kemudian
dioksidasi, dan atom sisanya disusun ulang untuk membuat dua molekul piruvat
(Champbell, 2002)
1.2 Siklus krebs. Glikolisis melepas energi kurang
dari seperempat energi kimiawi yang tersimpan dalam glukosa, sebagian besar energi
itu tetap tersimpan dalam dua molekul piruvet. Jika ada oksigen molekuler,
piruvat itu memasuki mitokondria dimana enzim siklus krebs menyempurnakan
oksidasi bahan bakar organiknya (Champbell, 2002).
1.3 Transpor Elektron adalah serangkaian reaksi pemindahan
elektron melalui proses reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Hidrogen yang terdapat
pada molekul NADH serta FADH2 ditranspor dalam serangkaian reaksi
redoks yang melibatkan enzim, sitokrom, quinon, pirodoksin, dan flavoprotein.
Pada akhir transport elektron, oksigen akan mengoksidasi elektron dan ion
Hidrogen (H) menghasilkan air (H2O). Transport elektron terjadi pada membran
dalam mitokondria (Maskoeri,1989).
b. Respirasi Anaerob
Pada pengamatan yang telah dilakukan yaitu terdapat
bahwa respirasi bakteri secara anaerob yaitu pada pengamatan respirasi bahwa
bakteri terdapat pada tabung reaksi pada daerah bawah dan jauh dengan
permukaan.
Organisme anaerobik atau anaerob adalah setiap
organisme yang tidak memerlukan oksigen untuk tumbuh. Anaerob obligat akan mati
bila terpapar pada oksigen dengan kadar atmosfer. Anaerob fakultatif dapat
menggunakan oksigen jika tersedia.
Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat
oksigen di sekitarnya, tetapi mereka tetap anaerobik karena mereka tidak
menggunakan oksigen sebagai terminal electron
acceptor (akseptor elektron terminal). Anaerob adalah organisme yang tidak
dapat tumbuh bila terdapat konsentrasi mikromolar oksigen, tetapi dapat tumbuh
dan diuntungkan pada konsentrasi nanomolar oksigen (Wheeler, 1993).
Anaerob obligat dapat menggunakan fermentasi atau
respirasi anaerobik. Jika terdapat oksigen, anaerob fakultatif menggunakan respirasi
aerobik; tanpa oksigen beberapa diantaranya berfermentasi, beberapa lagi
menggunakan respirasi anaerobik. Organisme aerotoleran hanya dapat
berfermentasi. Mikroaerofil melakukan respirasi aerobik, dan beberapa
diantaranya dapat juga melakukan respirasi anaerobic (Wheeler, 1993).
Tumbuhan dan jamur (contohnya ragi) biasanya melakukan
fermentasi alkohol (etanol) ketika oksigen terbatas melalui reaksi berikut:
C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat → 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP
C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat → 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP
Energi yang dilepaskan sekitar 180 kJ per mol, yang
disimpan dalam regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa (Wheeler, 1993).
Bakteri anaerobik menggunakan jalur ini dan beberapa
jalur lainnya dalam melakukan fermentasi seperti: fermentasi asam propionat, fermentasi
asam butirat, fermentasi pelarut, fermentasi asam campuran, fermentasi
butanediol, fermentasi Stickland,
asetogenesis atau metanogenesis (Wheeler, 1993).
Beberapa bakteri anaerobik menghasilkan toksin (racun)
seperti toksin tetanus atau botulinum yang sangat berbahaya bagi organisme yang
lebih besar, termasuk manusia (Wheeler, 1993).
Anaerob obligat akan mati bila terdapat oksigen karena
tidak adanya enzim superoksida dismutase dan katalase yang dapat mengubah
superoksida berbahaya yang timbul dalam selnya karena adanya oksigen (Wheeler,
1993).
DAFTAR PUSTAKA
Champbell,
N.A, dkk. 2002. Biologi. Edisi lima Jilid
satu. Jakarta : Erlangga
Darmawan,
Ericka. 2010. Pertumbuhan Bakteri pada Medium Cair. JavAurora.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Maskoeri,
Jaslin. 1989. Biologi Umum Untuk
Perguruan Tinggi.Surabaya: Bina Pustakatama
Pelczar,
Michael, dkk. 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia. hlm: 2-3, 140-142.
Suriawiria,
Unus. 1986. Buku Materi Pokok
Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Karunia Jakarta.Universitas Terbuka. hlm:
43.
Syamsuri,
Istamar. 1980. Biologi SMA.
Erlangga:Jakarta
Utami,
Ulfa. 2004. Petunjuk Praktikum
Mikrobiologi. Malang: Universitas Islam Negeri Malang
Wheeler
dan volk. 1993. Mikrobiologi Dasar.
Jakarta: Erlangga. Hlm 30-31
makasih infonya. sangat membantu
ReplyDelete