Thursday, 7 April 2016

Laporan Praktikum Zoology Chordata Aves


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
          Negara Indonesia memiliki keanekaragaman jenis burung yang tinggi. Jenis-jenis burung telah lama dikenal oleh masyarakat walaupun tidak semua jenis burung, akan tetapi kecintaan dan perhatihan masyarakat terhadap jenis burung liar yang sangat begitu kurang. Begitu juga peneliti-peneliti dan hobi mengamati burung di alam belum dilakukan di negara kita (Iskandar, 1989).
Indonesia merupakan negara keempat di dunia yang memiliki keanekaragaman jenis burung setelah Columba dan Peru. Menurut penelitian jenis-jenis burung di Indonesia ini sangat luar biasa, terdapat 1531 jenis burung, 381 jenis diantaranya adalah endemik. Sumatra merupakan salah satu pulau yang sangat kaya dengan jenis burung setelah Irian Jaya. Di Sumatra terdapat 464 jenis burung, 138 jenis diantaranya juga dijumpai di kawasan Sunda, 16 jenis burung hanya ditemui di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 11 jenis di Kalimantan dan Sumatra. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa burung memiliki kekayaan jenis yang tinggi. Untuk itu penting bagi kita mempelajari cara mengamati dan mengidentifikasi burung (Iskandar, 1989).

Burung merupakan salah satu kelas hewan vertebrata yang memiliki bentuk tubuh yang khas sehingga dengan bentuk tubuh tersebut kelompok hewan ini terbukti sangat berhasil dalam penyebarannya memperbanyak habitat di permukaan bumi. Mengenai jumlah jenisnya di dunia, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa ada 9000 jenis dan ada pula yang menyatakan sebanyak 8900 jenis, serta juga ada yang menyatakannya sebanyak 8805 jenis yang tersebar pada berbagai tipe habitat, mulai dari pinggir pantai hingga pegunungan. Bahkan beberapa jenis ada yang mampu berbiak pada ketinggian 6000 m dari permukaan laut. Kelas aves terbagi dalam dua subkelas yaitu Archeonithes dan Neornithes yang terdiri dari 32 ordo dan 174 famili. Di Indonesia telah dijumpai sebanyak 1539 jenis, 381 diantaranya merupakan endemik Indonesia. Sementara di sumatera telah tercatat sebanyak 600 jenis (Tim Taksonomi Hewan Vertebrata, 2009).
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat dimana-mana, aktif di siang hari dan memiliki bagian yang unik yaitu bulu indah untuk menutupi tubuh. Aves berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu avis yang berarti burung. Kekhasan dari Kelas Aves yaitu adanya bulu yang menutupi tubuh. Terdiri atas >9600 spesies yang kosmopolitan di seluruh permukaan bumi. Jumlah ini melampaui jumlah Vertebrata lainnya, kecuali Chondrichthyes dan Osteichthyes (Jasin, 1992).
Burung memiliki kepentingan ekonomi, sebagian dari mereka dapat dijadikan sebagai hewan peliharaan dan hewan ternak yang mana dapat diperdagangkan, burung ini juga dapat dijadikan sumber bahan makanan karena mengandung protein yang tinggi. Selain bernilai ekonomi burung juga bernilai ilmiah seperti burung dijadikan sebagai indikator lingkungan, dan bahan penelitian ilmiah (Jasin, 1992)
Menurut Djuhanda (1983), tidak ada adaptasi gerakan lain yang menghendaki sebegitu banyak pengkhususan struktur Aves selain daripada terbang dan semua burung terbang atau keturunan penerbang. Yang menarik perhatian yaitu perbedaannya dengan Reptil bahwa burung itu kelas yang paling homogen dan dapat dikenal dari semua kelas-kelas Tetrapoda. Bagaimanapun juga untuk semua sifat-sifat diantara hewan-hewan hidup, burung tidak begitu banyak berbeda dari reptilia tertentu yang menjadi nenek moyangnya. Oleh karena itu, pengenalan Aves melalui ciri-ciri morfologinya sangat diperlukan untuk membedakannya dari kelas-kelas vertebrata yang lain, sekaligus dapat diketahui hubungan kekerabatan dengan kelas lain di vertebrata. 
Aves merupakan salah satu kelas  dalam sub phylum vertebrata yang terdiri dari banyak jenis dan bentuk yang beranekaragam. Untuk itu penting bagi kita untuk mengetahui morfologi dan mengidentifikasi jenis-jenis aves untuk kemudian bisa membuat kunci determinasinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 
2.1 Pengertian Aves dan Karakteristiknya
Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur. Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan, hewan ternak, hobi dalam peliharaan. Dalam bidang industri bulunya dapat dimanfaatkan contohnya baju, hiasan dinding, dan lainnya (Mukayat, 1990).
Anggota kelas aves memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya, sehingga hewan ini mampu bertahan dan berkembang biak pada suatu tempat. Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan yang efisien. Yang paling utama di antara semuanya adalah sayap. Meskipun sekarang sayap itu memungkinkan burung untuk terbang jauh mencari makanan yang cocok dan berlimpah, mungkin saja sayap itu dahulu timbul sebagai adaptasi yang membantu hewan ini lolos dari pemangsanya. Adanya burung-burung yang tidak memiliki sayap yang hidup di Antartika, Selandia Baru dan daerah-daerah lain yang jarang ada pemangsanya membuktikan hal ini (Kimball, 1983).
Kelas Aves (butung) berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada zaman ezoikum. Telur amniotik dan sisik pada kaki hany alah dua diantara semua ciri khas reptilia yang kita temukan pada burung. Akan tetapi burung modern tampak sangat berbeda dari reptilia modern karena memiliki bulu dan perkakas terbang lainnya yang khas ( Kimball, 1999).
Kelas aves memiliki kemajuan bila dibandingkan dengan kelas-kelas yang mendahuluinya dalam hal: Tubuh mempunyai penutup yang bersifat isolasi. Darah vena dan arteri terpisah secara sempurna dalam sirkulasi pada jantung. Pengaturan suhu tubuh. Rata-rata metabolisme aves tinggi. Mempunyai kemampuan untuk terbang. Suaranya berkembang dengan baik. Menjaga anaknya dengan baik dan cara khusus (Jasin, 1992).
Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan efisien. Yang paling utama dari semua ini tentu saja adalah sayap. Meskipun sekarang sayap itu bisa memungkinkan burung untuk terbang jarak jauh untuk mencari makanan yang cocok dan berlimpah. Mungkin saja sayap itu dahulu timbul sebagai adaptasi yang membantu mereka meloloskan diri dari pemangsanya (Kimball, 1999).
Adanya bulu pada burung merupakan karakter spesifik yang menunjukkan jenis burung. Sayap merupakan adaptasi dari burung yang jelas untuk terbang. Merupakan airfoil yang menggambarkan prinsip aerodinamika. Sisik pada kaki burung merupakan sisa evolusi dari reptil. Bulu adalah salah satu adaptasi vertebrata yang paling luar biasa karena sangat ringan dan kuat. Bulu terbuat dari keratin, protein yang juga menyusun rambut dan kuku pada mammalia dan sisik pada reptilia. Pertama kali, burung merupakan hewan yang memiliki sayap sebagai penyekat selama evolusi hewan endoterm, setelah itu baru dimanfaatkan sebagai peralatan terbang. Selain itu bulu juga dapat dimanipulasi untuk mengntrol pengerukan udara di sekitar sayap (Kimball, 1999).
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1992).
Berdasarkan letaknya bulu-bulu dapat digolongkan ke dalam remiges, rectrices, tectrices, parapterium, alula atau ala spuria. Remiges adalah bulu-bulu yang terdapat pada sayap, rectrices, yaitu bulu-bulu yang terdapat pada daerah ekor, vexillum ialah simetris. Tectrices yaitu bulu-bulu lainnya yang menutupi badan, parapterium yaitu bulu-bulu yang terdapat di daerah bahu antara badan dan sayap. Sedangkan ala spuris yaitu bulu-bulu kecil yang melekat pada jari ke II dari extremitas superior ( Radiopoetro, 1996 ).
Tulang-tulang burung memiliki struktur internal yang menyerupai sarang lebah, yang membuat mereka kuat namun ringan. Adaptasi ini yang mengurangi berat burung adalah hanya memiliki satu ovarium, selain itu burung modern juga tidak bergigi, suatu adaptasi yang mengurangi bobot kepala. Makanan tidak dikunyah di dalam mulut tetapi digerus didalam empedal, suatu organ pencernaan yang terletak dekat lambung. Paruh burung terbuat dari keratin, terbukti sangat adaktif selama evolusi burung, dan terdapat dalam beragam bentuk yang sesuai dengan jenis makanan yang berbeda-beda ( Surowiria, 1990 ).

2.2 Aves dalam Al-Qur'an
Diantara haiwan yang banyak disebut di dalam al-Qur'an ialah burung. Kisah mengenainya dimulakan dengan menurunkan dua ayat berbunyi,

"Tiada makhluk yang merayap di bumi, tiada burung yang terbang dengan sayap-sayapnya, melainkan mereka adalah umat-umat yang serupa dengan kamu." (6:38)

"Tidakkah mereka merenungkan burung-burung yang di atas mereka mengembangkan sayap-sayap mereka, dan mengatupkannya? Tiada yang menahan mereka kecuali Yang Pemurah." (67:19).

Burung-burung didapati bersolat dan menyanjung Allah. Dia menjelaskan,

"Tidakkah kamu melihat bagaimana segala yang di langit dan di bumi menyanjung Allah, dan burung-burung mengembangkan sayap-sayap mereka? Masing-masing - Dia mengetahui solatnya, dan sanjungannya; dan Allah mengetahui apa yang mereka buat." (24:41)

Mereka boleh dijinakkan. Cerita-cerita yang berkait dengan mereka didapati di dalam lima kisah Nabi, iaitu Ibrahim, Yusuf, Daud, Sulaiman dan Isa.

Dalam kisah Nabi Ibrahim, mereka disebut apabila Nabi Ibrahim menyeru Tuhan supaya diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan orang-orang yang mati. Dia menjelaskan dengan suatu suruhan supaya iktibar diambil daripadanya.

Suruhan-Nya berbunyi,

"Ambil empat ekor burung, dan jinakkanlah mereka kepada kamu, kemudian letaklah sebahagian mereka di atas tiap-tiap bukit, kemudian panggilah mereka, dan mereka akan datang kepada kamu dengan segera." (2:260)

Nabi Yusuf pula diminta interpretasi mimpi bagi seorang daripada dua banduan yang dipenjara bersamanya. Dia bermimpi membawa roti di atas kepalanya dan burung-burung memakan sebahagian daripadanya (12:36). Mimpi itu dihuraikan dengan Nabi Yusuf menyatakan bahawa,

"dia akan disalib, dan burung memakan sebahagian kepalanya." (12:41)

Kepada Nabi Daud, Tuhan telah membuatkan gunung-gunung dan burung-burung memuji-Nya bersamanya (34:10). Dan burung-burung selanjutnya ditundukkan kepadanya:

"burung-burung dalam keadaan berkumpul, masing-masing kembali kepadanya." (38:19)

Anaknya, Nabi Sulaiman, telah diajar percakapan burung (27:16), yang menjadi satu daripada barisan-barisan dalam tenteranya, selain jin dan manusia (27:17). Burung hud-hud berperanan sebagai peninjau yang membawa balik berita mengenai sebuah negeri, Sabak, yang diperintah oleh seorang perempuan (27:22). Hud-hud kemudiannya diperintah membawa sepucuk surat daripada Nabi Sulaiman kepada pemerintah tersebut.

Dan Nabi Isa, sebagai satu daripada mukjizatnya, telah membuat dengan tanah liat suatu imej berbentuk seekor burung, kemudian dia menghembus ke dalamnya lalu bentuk itu menjadi seekor burung yang hidup (3:49).

Burung-burung, bersama beberapa haiwan lain, seperti yang sedia maklum, telah sejak dari zaman dahulu lagi dilatih untuk berburu. Begitu kata Allah berbunyi "daripada binatang berburu yang kamu mengajari" (5:4).

Kecerdikan burung diriwayatkan lagi di dalam al-Qur'an. Seekor burung gagak telah dikirim oleh Allah kepada seorang anak Adam untuk mengajar cara mengebumikan mayat saudaranya yang dibunuhnya. Burung itu menunjukkan dengan mencakar-cakar tanah (5:31).

Allah juga telah mengutus burung-burung untuk menghancurkan sebuah angkatan tentera bergajah.  
 Dia menjelaskan,

"Dan Dia mengutus kepada mereka burung-burung berduyun-duyun, dengan membalingkan kepada mereka batu-batu daripada tanah liat yang dibakar," (105:3-4).

Sesetengah daging burung baik dimakan, seperti burung puyuh (salwa), yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa dan pengikut-pengikutnya semasa dalam pelarian (2:57, 7:161, 20:80). Kerana keistimewaan daging burung, ia akan menjadi satu daripada hidangan yang diinginkan di syurga. Firman-Nya,

"Dan daging burung, seperti yang mereka menginginkan," (56:21).

Untuk mengakhiri perbincangan mengenai burung, diturunkan sebuah misal daripada Allah berbunyi,

"sesiapa menyekutukan Allah, ia seakan-akan dia jatuh dari langit dan burung-burung menyambarnya, atau angin menerbangkannya ke dalam sebuah tempat yang jauh." (22:31)

Kisah tentera bergajah yang diceritakan tadi dilengkapkan dengan ayat- ayat di bawah, yang mengandungi satu-satunya perkataan gajah di dalam al-Qur'an:

"Tidakkah kamu melihat bagaimana Pemelihara kamu buat terhadap Orang-Orang Gajah? ..... Dia membuatkan mereka seperti daun yang dimakan." (105:1-5).


BAB IV
PEMBAHASAN

·         Karakteristik Umum Aves 
  1. Tubuh tertutup dengan bulu. 
  2.  Dua pasang anggota gerak, sepasang anterior umumnya mengalami modifikasi menjadi sayap untuk terbang, sepasang di posterior diadaptasikan untuk berjalan, bertengger atau berenang. Kaki berjari empat, tulang kering dan cakar terbungkus sisik dengan kulit yang menanduk. 
  3. Ranka ringan, kuat, osifikasi sempuran, beberapa tulang berfusi menimbulkan kekakuan, mulut dengan paruh yang menonjol di seliputi zat tanduk, tidak bergigi pada burung yang hidup sekarang, tengkorak dengan satu “occipital condyle” yang berartikulasi dengan vertebra leher, leher umunya panjang dan fleksibel, pelvis bersatu pada sejumlah vertebra, tulang dada membesar umumnya dengan bagian tengah membentuk “keel” (lunas), vertebra ekor sedikit dan mampat kea rah posterior. 
  4. Jantung dengan 4 ruang pompa (2 atrium, 2 ventrikel yang terpisah), hanya ada lengkungan aorta kanan (sisternik), sel darah merah berinti, oval dan biconvex.
  5. Respirasi dengan paru- paru yang kompak (tersusun rapat) dan sangat efesien melekat ke tulang rusuk dan berhubungan dengan kantung- kantung udara yang berdinding tipis tersebar di antara organ- organ internal dan sebagian didalam rangka, terdapat kotak suara (syrinx) didasar trakea. 
  6. Dua belas pasang saraf kranialis. 
  7. Ekresi dengan ginjal metanefros, sampah nitrogen utama berupa asam urat, urin semisolid, tidak ada kantung kemih (kecuali pada Rhea dan burung unta), terdapat system porta renalis. 
  8. Suhu tubuh pada dasarnya konstan (endodermis). 
  9. Fertilisasi internal hewan betina umumnya dengan hanya ovarium dan oviduk sebelah kiri, telur dengan banyak yolk (megalistial/telolisitial ekstrim) ditutupi oleh cangkang yang keras, diinkubasi diluar tubuh, segmentasi meroblastik, terdapat membrane ekstraembrio (amnion, khorion, kantung yolk dan allantois) selama perkembangan di dalam telur, hewan muda yang baru menetas dijaga induknya.

·         Perbandingan Beberapa Karakter Aves Dengan Reptilia
Burung memiliki beberapa karakter yang berbeda dan lebih maju dari pada reptile:
a.        Terdapat bulu sebagai isolasi panas tubuh.
b.        Darah arteri dan darah vena pada burung terpisah sempurna.
c.        Ada mekanisme pengaturan suhu tubuh (endotermis, homoitermis).
d.        Suara berkembang dengan baik.
e.        Hewan muda yang menetas dijaga dengan khusus.
f.         Sebagian besar anggota Aves mampu terbang.

4.1 Morfologi
       Tubuh burung merpati (Columba domestica) terbagi atas caput, cervix, truncus dan cauda. Caputnya relative kecil, terdapat paruh yang dibentuk oleh maksilla dan mandibula, nares terletak pada bagian lateral paruh bagian atas. Selain itu. Anggota badan (extrimitas) yang seluruhnya tertutup bulu kecuali pada paruh dan kakinya. Kakinya  dapat digunakan untuk berjalan, bertengger maupun berenang (dengan selaput interdigital), tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai jenis makanannya.
         Columba domestica merupakan salah satu dari class aves. Burung ini termasuk hewan berdarah panas dan berkembang biak dengan ovipar atau bertelur. Columba domestica mampu mengenal habitatnya. Ketika burung dilepas maka ia akan kembali ke sarangnya

·         Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
a.       Tectrices, bulu yang menutupi badan.
b.      Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
c.       Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi: (1) Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia. (2) Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna. Dan (3) Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
d.      Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
e.       Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari

4.2 Anatomi 
a.         System gerak


Tengkorak                 : Melindungi otak dan isi kepala
Tulang leher               : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala
Tulang lengan             : Untuk menggerakkan sayap
Tulang hasta               : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
Tulang pengumpil       : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
Korakoid                     : Penghubung tulang dada
Tulang dada                 : Tempat melekatnya oto untuk terbang
Tulang rusuk               : Tulang yang melindungi isi perut
Pelvis                          : Penghubung tulang ekor
Tulang ekor               : Tulang penghubung dengan kloaka
Tulang kering             : Penghubung tulang paha kebetis
Tulang paha               : Untuk persendian.

Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot pada tubuhnya bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Burung memiliki teknik untuk terbang (teknik terbang). Burung terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan sayap dari atas ke bawah untuk menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil.Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali. 


b.    System pencernaan
            Sistem pencernaan pada burung merpati (Columba domestica) terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, usus halus, usus besar dan berakhir di cloaca. Kelenjar pencernaan burung merpati diantaranya adalah pancreas dan hati. Burung merpati tidak memiliki vesica felea, karena burung merpati merupakan hewan pemakan biji-bijian yang tidak mengandung banyak lemak sehingga tidak memiliki vesica felea yang berfungsi untuk mengemulsi lemak. Organ-organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan pada burung terdiri dari paruh dan merupakan modifikasi dari gigi, rongga mulut, pharink yang berupa saluran pendek, oesophagus yang dibagian tengahnya pada pangkal leher melebar menjadi tembolok yang merupakan tempat penyimpanan sementara lalu menuju lambung. Lambung terbagi menjadi dua, lambung kelenjar dan lambung otot. Pencernaan berlanjut ke usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, ileum lalu menuju usus besar dan bermuara pada kloaka. Duodenum berbentuk seperti huruf U dan dibagian proksimal dan distalnya terdapat pancreas, ductus sisticus bermuara ke duodenum bagian distal yang membawa empedu dari hati langsung ke sistem saluran pencernaan. Jejunum dan ileum yaitu usus halus sesudah duodenum, usus bagian-bagiannya tidak nyata, rectum adalah usus kasar yang bermuara di cloaca (Water and Sayles, 1959).

c.     System ekskresi

            Ginjal merupakan salah satu alat ekskresi pada burung merpati. Ginjal terletak di sebelah dorsal. Ginjal pada semua vertebrata terdiri atas unit-unit yang disebut tubulus ginjal atau nefron yang ujungnya buntu dan menerima filtrat dari darah (Villee et al.,1988). Saluran keluar pada merpati mengarah ke posterior yaitu ureter yang bermuara ke vesica urinaria. Langkah pertama dalam pembentukan urin adalah penyaringan atau filtrasi. Sisa-sisa dan materi lain dibawa ke aliran darah oleh arteria renalis dan arteriola ke glomerulus. Langkah kedua yaitu penghisapan differensial oleh sel-sel tubulus convoluted proximal dan loop of handle serta tubulus convoluted distalis (Jasin, 1989).

d.    System sirkulasi

Sistem sirkulasi pada burung merupakan sistem peredaran tertutup. Darah yang dipompa oleh jantung dialirkan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jantung merpati terdiri dari 4 ruangan yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung terrsebut mempunyai warna merah hati pekat. Jantung mempunyai empat ruang dengan sekat yang sempurna antara belahan jantung kiri dan kanan. Atrium dextra menerima darah yang sudah dipakai oleh tubuh bagian atas maupun bagian bawah. Melalui klep, darah dari atrium dextra dialirkan ke dalam ventrikulum dextra dan selanjutnya dipompakan ke paru-paru. Darah dioksider (mengandung O2) yang berasal dari paru-paru masuk ke dalam atrium sinistra, dari atrium sinistra darah menuju ventriculum sinistra melalui klep. Selanjutnya darah dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta (Soemiadji,1986).
      Pembuluh darah dibedakan atas pembuluh darah arteri dan pembuluh darah vena:
1.      Pembuluh darah arteri keluar dari ventrikulum sebanyak tiga buah yaitu:
a.                   arteri anonima sinistra menuju ke kiri
b.                  arteri anonima dextra menuju ke kanan
Masing-masing arteri anonima bercabang: arteri carotis comunis yang menuju ke daerah kepala, arteri pectoralis yang besar menuju ke musculus pectoralis may, arteri sublavia yang menuju ke ketiak menjadi arteri axilaris dan yang menuju terus ke anggota muka sebagai arteri branchialis.
c.       aorta merupakan sisa dari archus aorticus yang menuju ke kanan, sedangkan archus aorticus yang menuju ke kiri telah hilang. Archus aortae tersebut melingkari bronchus kemudian membelok ke kaudal menjadi aorta dorsalis.
     Dari ventricum dextrum ke luar hanya sebuah arteri yaitu arteri pulmonalis yang selanjutnya pecah menjadi ramus dextrum menuju pulmo kanan, dan ramus sinentrum menuju ke pulmo kiri
2.      Pembuluh darah vena dibedakan atas:
a)      Yang masuk ke dalam atrium dextrum yaitu vena cava superior terdiri atas vena cava superior terdiri atas vena cava superior sinistrum dan vena cava superior dextrum. Masing-masing vena cava tersebut menerima darah dari: vena cava jugularis dari daerah kepala, vena sub clavia dari anggota muka, vena pecroralis dari musculus pectoralis, vena cava inferior, yang membawa darah  dari bagian bawah tubuh.
b)      Yang masuk ke dalam atrium sinistrum yaitu dua bagian  vena pulmonalis yang datang dari pulmo kanan dan kiri (Jasin,1984)
      Terdapat dua pembuluh prekava fungsional dan postkava lengkap.   Prekava terbentuk oleh penyatuan pembuluh darah dari kerongkongan dan bagian tulang selangka (subklavia) pada tiap sisi. Postkava menerima darah dari anggota badan melalui saluran gerbang ginjal (portal renalis), yang lewat melalui ginjal tetapi tidak terpecah menjadi kapiler-kapiler dan karenanya tidak dapat disamakan dengan portal renalis dari vertebrata yang lebih rendah (Sukiya,2005).

e.     System koordinasi
  Sistem saraf pusat burung menunjukkan perkembangan lebih maju dari pada sistem sartaf reptil. Cerebrum ukurannya nbesar dan menutup diencephalon dan lobus opticus. Lobus opticus pada burung secara proporsional berukuran besar, hal ini merupupakan kekecualian, nampaknya berkaitan dengan ketajaman pandang yang dimiliki burung. Cerebellum pada burung lebih besar dari pada cerebelum reptil, berlekuk dalam meskipun tidak sebesar/sedalam pada mamalia, juga seperti amniota lain ada 12 saraf kranialis.

f.      System reproduksi
Pada sistem reproduksinya, hewan jantan memiliki sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil daripada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa deferrens sejajar dengan ureter yang berasal dari ren. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam cloaca pada beberapa species memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami otrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduct itu disebut ostium opdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas muskulus dan epithelium yang bersifat glandulair, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yaqkni albumen sebagai putih telur, membran tipis disebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat kapur yang dibuat oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada (Jasin, 1989).

4.3 Klasifikasi 
 Klasifikasi Columba domestica menurut Jasin (1989) adalah sebagai berikut:
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Class                : Aves
Ordo                : Columbiformes
Famili              : Columbidae
Genus              : Columba
Species            : Columba domestica

DAFTAR PUSTAKA

Djuhanda, T. 1983. Analisa Struktur Vertebrata Jilid I. Armico. Bandung.
Iskandar, J. 1989. Jenis Burung yang Umum di Indonesia. Djambatan : Jakarta
Jasin, M. 1992.  Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Sinat Jaya : Surabaya
Kimball, J, W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W. 1983. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Mukayat, D. 1990. Zoologi Vertebrata. Jakarta. Erlangga.
Radiopoetra, 1996. Zoologi. jakarta : Erlangga.
Sukiya. 2005. Biologi vertebrata. Malang: um press
Surowiria, Tumis, 1990. Pengantar Biologi Umum. Bandung : PT Angkasa Bandung.
Tim Taksonomi Hewan Vertebrata. 2009. Penuntun Praktikum Taksonomi Hewan Vertebrata. Universitas Andalas. Padang
Villee, Walker, Barnes. 1991. General Zoology 6th Edition. London: W. B. Saunders Company.
Walter, H. E, dan Leonard P. Sayles. 1959. Biology of The Vertebrates. The Macmilan Company, New York.



2 comments:

Sleep Loss and College Student Performance

The college experience is of great value in providing emerging adults with a structured environment in which they can gain the knowledge, sk...