Saturday, 26 March 2016

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGY VERTEBRATA - AMPHIBI

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Amphibia merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan bernapas di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang mengandung oksigen langsung kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan dengan tekanan yang penuh. Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang kurang mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal, jantung yang beruang tiga itu agaknya memberikan penigkatan yang berarti dalam efesiensi peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi lingkungan daratan yang keras dan lebih banyak berubah-ubah (Kimball, 1999).
Amphibia hidup didekat air dan paling berlimpah di habitat lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis sebagian besar amfibia sangat bergantung pada kulitnya yang lembab untuk melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya  (Campbell, 1999).




BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA

 2.1  Pengertian  Amphibi
Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar  (tak ada yang di air laut) dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu (akuatis dan bernapas dengan insang) ke dewasa (ampfibius dan bernapas dengan paru-paru),namun  beberapa jenis amfhibia tetap mempunyai insang selama hidupnya. Jenis-jenis yang sekarang ada tidak mempunyai sisik luar, kulit biasanya tipis dan basah  (Kimball, 1999).
Amphibi merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan bernapas di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang mengandung oksigen langsung kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan dengan tekanan yang penuh. Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang kurang mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal, jantung yang beruang tiga itu agaknya memberikan peningkatan yang berarti dalam efisiensi peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi lingkungan daratan yang keras dan lebih banyak berubah-ubah (Campbell, 1999).

 2.2  Pembagian Ordo
             Ada 3 bangsa dalam kelas amphibian, yaitu Ordo Caudata (Urodela), adalah amphibia yang pada bentuk dewasa mempunyai ekor. Tubuhnya berbentuk seperti bengkarung  (kadal). Beberapa jenis yang dewasa tetap mempunyai insang, sedang jenis-jenis lain insangnya hilang, Ordo Salienta (Anura), pandai melompat, pada hewan dewasa tidak ada ekor. Hewan dewasa bernapas dengan paru-paru. Kaki dan skeleton sabuk tumbuh baik. Fertilisasi eksternal. Ordo Apoda (Gymnophiana), tengkorak kompak, banyak vertebrae, rusuk panjang, kulit lunak dan menghasilkan cairan yang merangsang. Antara mata dan hidung ada tentakel yang dapat ditonjolkan keluar (Campbell, 1999).

 2.3  Karakteristik  Amphibi
            Ciri-ciri amphibi yaitu memiliki 3 ruang jantung yang terdiri dari 2 atrium dan 1 ventrikel. Sirkulasi amphibi disebut sebagai sirkulasi ganda tertutup, yaitu ganda yang berarti dua kali melewati jantung dan tertutup yang artinya darah tidak keluar dari pembuluh darah. Amphibia bersuhu poikilotermis artinya mempunyai suhu yang berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya. Amphibi mempunyai selaput pada kaki “selaput natataria” yang berfungsi untuk berenang, juga memiliki selaput pada mata “selaput niktitans” berfungsi untuk melindungi mata dari gesekan air (Prowel, 2010).
              Amphibi hidup dengan dua habitat yaitu di habitat darat dan habitat air. Termasuk hewan poikoloterm (berdarah dingin). Pembagian tubuh terdiri atas kepala dan badan atau kepala, badan, dan ekor. Kulit lembap berlendir, terdiri dari dermis dan epidermis. Warna kulit bermacam-macam karena adanya pigmen di dalam dermis (biru, hijau, hitam, coklat, merah, dan kuning) tepat dibawah epidermis. Mempunyai dua lubang hidung yang berhubungan dengan rongga mulut. Penghubung antara rongga hidung dan rongga mulut disebut koane, di kanan kiri tulang vomer yang berbentuk V, penghubung antara rongga mulut dengan rongga telinga disebut Eustachius. Endokskeleton mempunyai kolumna vertebralis (ruas tulang belakang). Terdapat sepasang rahang, gigi, lidah, dan langit-langit (Abed, 2012).
               Dalam mempelajari ciri-ciri amphibian, dibedakan atas kepala, badan dan anggota gerak. Kepala berbentuk segitiga , dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya lebih kurang seperti bulan sabit. Rahang bawah tidak bergerigi, rahang atas bergerigi atau tidak. Pada umumnya vomer bergigi, kedudukan vomer terhadap nares posterior sangat penting untuk diidentifikasi. Di dalam mulut terdapat lidah yang melekat pada dasar bawah bagian anterior. Lubang hidung satu pasang terletak dekat ujung moncong mata besar dan mata atas yang tebal berdaging dan kelopak mata bawah yang lebih tipis. Di sebelah ventro caudal mata terdapat selaput pendengar yang lebar dan jelas dapat pula tertutup kulit sehingga bentuknya tidak jelas yang disebut membran tympanum (Tim Dosen, 2011).
Pada badan bufo, badannya bulat, pada rana lebih langsing, pada bufo punggung hampir rata, tanpa penonjolan, pada rana ada penonjolan pada tempat pesendian antara columna vetebralis dengan gelang panggul. Pada ujung posterior terdapat lubang kloaka. Untuk anggota gerak tungkai depan lebih pendek, dibedakan atas humerus, radio, ulna, karpus dan dilengkapi dengan 4 buah jari. tungkai belakang lebih panjang. Diantara jari-jari pada umumnya terdapat selaput tipis yang ukuran lebarnya tergantung dari jenisnya. Pada sisi ventral jari-jari kadang-kadang dilengkapi dengan tuberculum suarticulare. Pada metatarsa luaratutau tuberculum metatarsal dalam (Schaums,  1989).
Banyak amphibia memperlihatkan prilaku sosial yang kompleks dan beraneka ragam, khususnya selama musim kawin. Katak umumnya merupakan makhluk yang diam, tetapi banyak spesies mengeluarkan suara-suaru untuk memanggil pasangan kawin selama musim kawin. Jantan bias bersuara keras untuk mempertahankan daerah kawin atau menarik betina (Campbell, 1999).
Keadaan kulit pada amphibian dapat kasar berbintil-bintil dan kering, dapat pula licin dan lembab. Tidak dijumpai adanya sisik, kadang-kadang kulit membentuk lipatan-lipatan tertentu baik pada badan atau pada tungkai. Warna kulit Rana ditentukan oleh adanya kronmathophora pada kelenjar kulit. Kromathophora yang mengandung pigmen hitam dan cokelat disebut melanophora sedangkan lipophora mengandung pigmen merah, kuning dan orange (Tim Dosen, 2011).
Amphibia merupakan tetrapoda atau vetebrata  darat yang paling rendah. Amphibia. Tidak diragukan lagi berasal dari satu nenek moyang dengan ikan; mungkin hal itu terjadi pada zaman devon. Transisi dari air ke darat tampak pada, modifikasi tubuh untuk berjalan di darat, disamping masih memiliki kemampuan berenang di air, tumbuhnya kaki, sebagai pengganti beberapa pasang sirip, merubah kulit hingga memungkinkan menghadapi suasana udara, pengganti insang oleh paru-paru (Jasin, 1992).
 
 2.4  Dalil  tentang Amphibi
Adapun berbicara mengenai hukum mengonsumsi hewan ambibi dalam hal ini katak menurut hukum islam adalah haram ,  hal ini dapat ditelaah melalui salah satu dari hadits Nabi saw sebagai berikut:
أَنَّ طَبِيبًا سَأَلَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ ضِفْدَعٍ يَجْعَلُهَا فِى دَوَاءٍ فَنَهَاهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ قَتْلِهَا.
Artinya:
 “Ada seorang tabib menanyakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai katak, apakah boleh dijadikan obat. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang untuk membunuh katak.” (HR. Abu Daud no. 5269 dan Ahmad 3/453. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).[10]

           Al Khottobi rahimahullah mengatakan, “Dalil ini menunjukkan bahwa katak itu diharamkan untuk dimakan. Katak termasuk hewan yang tidak masuk dalam hewan air yang dihalalkan.


BAB IV
HASIL  DAN PEMBAHASAN

4.1  Gambar Pengamatan
 1.  bentuk  luar  tubuh  kodok

   2.  Sacci Lymphatici (kantung-kantung limpha)           
Merupakan kantung berisi cairan limpha yang berguna untuk melindungi jaringan-jaringan yang terdapat dibawahnya pada waktu kehilangan air dikulitnya.

2.       Sacci Lymphatici (kantung-kantung limpha)           
Merupakan kantung berisi cairan limpha yang berguna untuk melindungi jaringan-jaringan yang terdapat dibawahnya pada waktu kehilangan air dikulitnya.
- See more at: file:///D:/KULIAH/PRAKTIKUM/Semester%204/vertebrata/2/laporan%20praktikum%20kodok%20(%20bufo%20melanostictus%20).html#sthash.TgboSKKn.dpuf
Keterangan :
1.      Saccus submandibularis
2.      Saccus pectoralis
3.      Saccus branchialis ( humeralis )
4.      Saccus abdominalis
5.      Saccus lateralis
6.      Saccus femoralis
7.      Saccus crusalis

3.  Systema Muscularis (otot daging)
       4.      Situs Viscerum
Merupakan alat-alat didalam rongga perut (cavum abdominalis) yang ditutupi oleh peritoneum (selaput rongga perut).
Keterangan :
1.      Vesica fellea
2.      Hepar
3.      Ventrikulus
4.      Rectum
5.      Ova
6.      Vesica urinaria
7.      Anus
8.      Cor
9.      Ileum dan jejenum
10.  Duodenum




a.       Hepar ( hati )

Posterior dari cor, warna coklat. terdiri 2 bagian, yaitu :
• Lobus dexter (kanan)
• Lobus sinister (kiri)
Hepar pada amphibi berwarna coklat, terdiri dari lobus dexter dan lobus sinester. Hati berfungsi untuk menawarkan racun yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan. Ia juga berfungsi sebagai tempat perombakan sel darah merah yang telah tua.

b.       Cor ( jantung )

Cor pada amphibi berwarna merah dalam kantong jaringan atau pericardium yang berisi dengan zat cair lymphe. Jantung berfungsi sebagai alat untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

c.       Vesica fellea ( empedu )

Terletak dibagian tengah antara hepar dengan cord an berwarna hijau.

d.      Vesica urinaria

Vessica urinaria yang merupakan kantong berdinding tipis dimidiventral pada ujung posterior coelom.

e.       Gonad

Betina mempunyai 2 ovarium besar, berisi banyak telur-telur kecil hitam sperik.Pada jantan ada 2 testis berbentuk kacang kecil putih.Berhubungan dengan alat-alat kelamin yaitu corpus adiposum bercabang kekuning-kuningan di atas kedua testis.

f.       Ventrikulus ( lambung )

Berwarna putih, panjang, sebelah sisi kiri dan melengkung kesebelah kanan.

g.      Duodenum

Lanjutan dari ventrikulus.

h.      Usus

Terdiri dari tiga bagian, yaitu : duodenum, jejenum dan ileum.

i.        Pulmonum ( paru-paru )

Berwarna merah muda, sepasang dikiri kanan cor. Pulmo berfungsi sebagai alat pernapasan, yaitu sebagai tempat bertukarnya oksigen dan karbon dioksida.

j.        Rectum

Bagian akhir dari saluran makanan, menuju ke cloaca.

k.      Anus

Yaitu merupakan lubang pengeluaran.



4.2 Pembahasan
4.2.1  Morfologi
             Struktur morfologi Rana cancarivora adalah memiliki sepasang mata yang terdiri atas selaput niktitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari gesekan air. Hidung pada katak di gunakan ketika melakukan pernapasan menggunakan paru-paru. Katak memiliki membran tymphani yang digunakan sebagai alat pendengaran pada katak. Katak dapat bergerak dengan anggota gerak bagian depan (anterior) dan anggota gerak bagian belakang (posterior) yang terdiri atas lengan atas, lengan bawah, paha atas, betis dan jari-jari. Anggota gerak ini digunakan katak untuk bergerak atau menempel pada tempat yang lembab, pada kaki katak terdapat selaput yang di sebut selaput natataria yang digunakan katak untuk berenang ketika berada di dalam air.

4.2.2  Anatomi
              Adapun struktur anatomi katak dan  kodok adalah semua organ yang terdapat di dalam bagian tubuh yang terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus kecil, usus besar, paru-paru, jantung, ginjal, hati, empedu, pankreas, kandung kemih, oviduct dan kloaka. Dari organ anatomi katak  dan  kodok ini terdapat sistem yang di bentuk dari kerja organ secara bersamaan, yaitu: sistem respirasi, sistem sirkulasi, sistem reproduksi dan sistem pencernaan.
 a.    Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, dari mulut makanan melalui faring, kemudian esophagus menghasilkan sekresi alkali mendorong makanan masuk ke lambung, di lambung makanan di cerna dan diproses dengan enzim. Lambung juga menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan makanankemudian makanan masuk ke dalam usus melalui pyloris, kemudian sari-sari makanan masuk ke hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus, yang kemudian ditampung dalam kantung empedu kemudian menuju ke rectum kemudian dikeluarkan melalui kloaka.
b.    Sistem Pernafasan
Sistem ini terdiri atas paru-paru dari kulit serta rongga kulit. Oksigen yang berasal dari udara larut dalam cairan permukaan respirasi atau alat dengan jalan difusi masuk ke pembuluh darah. Paru-paru katak terdiri atas dua saku elastis yang berisi lipatan membentuk kamar-kamar kecil yang masing-masing diliputi oleh pembuluh kapiler. Dari paru-paru kemudian disalurkan ke trakea dan menuju ke bronkiolus kemudian menuju alveolus.
c.       Sistem Reproduksi
Sistem genitalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentuk oval  berwarna keputih–putihan, terletak di sebelah anterior dari dari ren; diikat oleh alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum suatu zat lemak berwarna kekunin –kuningan, sedang di sebelah median dataran testis terdapat saluran–saluran halus yang disebut vasa efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju kloaka.
Sistem genitalis feminus yang terdiri atas sepasang ovarium diletakkan dengan bagian dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium , yang terjadi dari lipatan peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadang–kadang terdapat ova yang berwarna hitam dan putih berbentuk bintik–bintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning–kuningan. Ova yang telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam oviduk, selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papillae.
d.      Sistem Sirkulasi
            Sistem sirkulasi terdiri atas aorta kiri, kemudian ke serambi kiri menuju pada pembuluh nadi dan kemudian menuju ke  bilik  dan kembali lagi pada serambi kanan selanjutnya menuju aorta kanan. Pada umumnya diduga bahwa valvea spiralis dan truncus arteriousus memasukkan darah dan darah yang beroksigen (sebelah kanan) ke archus pulmocunatneus dan darah yang beroksigen (sebelah kiri) masuk ke archus sistimaticus dan arteri coratis.

4.2.3 Habitat
             Kodok merupakan hewan yang sering dijumpai di berbagai tempat. Kodok dapat hidup di berbagai tempat yang ada di bumi ini, ada yang hidup di daerah rawa, sawah, kebun, saluran air dan beberapa sungai. Kodok juga merupakan satu-satunya jenis amfibia modern yang mampu hidup di daerah yang berair payau dan hutan bakau.
             Kodok aktif di waktu gelap dan pagi hari, di siang hari kodok ini berlindung di balik rerumputan atau celah di pematang. Pada malam hari, terutama sehabis hujan turun, kodok jantan berbunyi-bunyi memanggil betinanya dari tepi air.
              Kodok dapat hidup di hutan primer hingga area persawahan. Di hutan primer jenis ini sedikit dijumpai, akan tetapi berlimpah di persawahan karena sawah merupakan habitat buatan manusia yang sangat disukainya. Kodok akan sangat berlimpah pada saat umur padi masih muda, karena ketersediaan air masih banyak dan menggenangi semua permukaan tanah petak persawahan. Kelimpahannya akan menurun sejalan dengan menyusutnya persediaan air dan menuainya tanaman padi. Persawahan merupakan habitat kodok berkembang biak, mencari makan dan tumbuh dewasa, jadi seluruh siklus hidupnya berlangsung di tempat ini. Kodok ini dapat dijumpai pada ketinggian tempat antara 0-1500 meter dari permukaan laut (dpl). Pada umumnya mereka dijumpai melimpah di areal persawahan yang terletak pada dataran rendah (0-300 meter dpl). Dari kelompok suku Ranidae, hanya F.cancrivora yang dapat beradaptasi dengan air payau.

4.2.4 Cara Hidup
             Kodok dan katak hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas. Makin dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di daerah bermusim empat (temperate), jumlah jenis kodok cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah karena kodok termasuk hewan berdarah dingin, yang membutuhkan panas dari lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya.
               Kodok memangsa berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Kodok kerap ditemui berkerumun di bawah cahaya lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-serangga yang tertarik oleh cahaya lampu tersebut. Sebaliknya, kodok juga dimangsa oleh pelbagai jenis makhluk yang lain: ular, kadal, burung-burung seperti bangau dan elang, garangan, linsang, dan juga dikonsumsi manusia.
             Kodok membela diri dengan melompat jauh, mengeluarkan lendir dan racun dari kelenjar di kulitnya; dan bahkan ada yang menghasilkan semacam lendir pekat yang lengket, sehingga mulut pemangsanya akan melekat erat dan susah dibuka.
             Pada saat bereproduksi katak dewasa akan mencari lingkungan yang berair. Disana mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal dengan metamorfosis. Tidak seperti telur reptil dan burung, telur katak tidak memiliki cangkang dan selaput embrio. Sebaliknya telur katak hanya dilindungi oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus berkembang di lingkungan yang sangat lembab atau berair.

G. Manfaat dan Peranan
             Dalam rantai makanan peranan amfibi cukup penting untuk mengatur populasi serangga. Amfibi juga merupakan makanan bagi berbagai vertebrata lain, misalnya ular atau burung. Sebagian orang menjadikan amfibi sebagai makanan untuk memperoleh asupan protein.
               Katak beracun misalnya dapat digunakan oleh orang pribumi Indian untuk meracuni ujung panahnya. Katak transparan biasa digunakan oleh para ilmuwan untuk melakukan penelitian mulai katak tersebut kecil sampai besar. Katak transparan yang berkilau bermanfaat untuk penelitian terhadap perkembangan sel kanker.
                 Axolotl masih berkerabat dekat dengan tiger salamander. Salamander tersebut adalah salamander yang digolongkan dalam salamander berbahaya karena dapat menyemburkan racun asin dari mulutnya, namun jika kelenjarnya dibuang dengan benar maka hewan ini dapat dijadikan peliharaan yang lucu.





DAFTAR PUSTAKA



Campbell.Neil  A. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.1999.
Djarubito, Mukayat. 1989. Zoologi Dasar.  Jakarta: Erlangga
Jasin, Maskoeri. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya. 1992.
Kimball, J,W. 1999. Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga
Kimball, J,W. Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga. 1999.
Mukayat, Djarubito. Zoologi Dasar.  Jakarta: Erlangga. 1989.
Pratiwi, dkk. 2004. Buku Panduan Biologi SMA jilid 2 untuk kelas XI. Jakarta : Erlangga
Schaums. Tss Biologi Ed. 2. Erlangga.: Jakarta.1989.
Sianipar, Prowel. 2010. Biologi. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : Fakultas MIPA Universitas Negri Yogyakarta.
Syamsuri, Iskandar.2004. Biologi 2A untuk SMA kelas XI semester 1.Jakarta; Erlangga.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Taksonomi Vertebrata. Makassar : Universitas Islam Negeri. 2011.
Winarni, susi. 2009. Diklat Anatomi Hewan. Semarang ; IAIN Walisongo Semarang.
 

No comments:

Post a Comment

Sleep Loss and College Student Performance

The college experience is of great value in providing emerging adults with a structured environment in which they can gain the knowledge, sk...