BAB I
PENDAHULUAN
Jaringan adalah sekumpulan
sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan
berbeda. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang
mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam
hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. Jaringan pada tubuh
tumbuhan dikelompokkan berdasarkan
tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap
perkembangannya.
Berdasarkan jumlah tipe
sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan
rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeni, hanya terdiri atas satu tipe sel
sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih sel.
Parenkim, kolenkim,sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xilem,
floem,dan epidermis adalah jaringan rumit. Di tahun 1875, Sachs membagi
jaringan dalam tiga system berdasarkan kesinambungan topografi yakni sistem
dermal, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi
epidermis, yakni pelindung primer (pertama) bagi bagian luar tubuh, dan
periderm, yang menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan
sekunder.. sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem yakni yang mengangkut
air dan garam dalam tanah, dan floem yang mengangkut hasil fotosintesis.
Sistem jaringan dasar
mencakup jaringan yang membentuk dasar bagiani tumbuhan, namun sekaligus juga
dapat menunjukkan spesialisasi. Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan
semua ragamnya, kolenkim, yakni jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap
hidup, sklerenkim yakni jaringan berdinding tebal dan sering kali berkayu
sehingga keras dengan sel yang biasanya mati.
Dalam tubuh tumbuhan,
jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok tumbuhan yang bersangkutan.
Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola penyebaran jaringan pada tumbuhan
dikotil sebab jaringan pembuluh tertanam dalam jaringan dasar dan sistem dermal
merupakan penutup di sebelah luar. Pada tumbuhan dikotil, misalnya jaringan
pembuluh batang membentuk silinder berongga. Rongga tersebut terisi jaringan
dasar (empulur) dan ada pula yang berada diantara silinder pembuluh dan system
dermal (korteks). Pada daun, jaringan pembuluh membentuk system yang
beranastomosis dalam jaringan dasar yang terdiferensiasi sebagai mesofil pada
akar dapat ditentukan silinder jaringan pembuluh yang seringkali tidak
mengelilingi empulur (korteks).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Jaringan Kolenkim
Kolenkim seperti halnya sklerenkim,
merupakan jaringan mekanik yang bertugas menyokong tumbuhan.Bagian tumbuhan
yang tumbuh dengan lambat mengalami pertumbuhan sedikit saja sehingga dukungan
oleh turgor dalam sel parenkim sudah cukup. Namun kebanyakan batang tumbuh dengan cepat dan bagian yang tumbuh itu
sering menjadi panjang dan ramping. Struktur seperti itu membutuhkan jaringan
penyokong yang berfungsi di saat organ yang bersangkutan tumbuh dan harus
disusun oleh sel yang juga dapat memanjangkan dirinya sendiri.Persyaratan itu
dipenuhi oleh kolenkim.
Kolenkim terbentuk oleh
sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam
stadium awal promeristem.Sel kolenkim adalah sel hidup, bentuknya sedikit
memanjang, dan pada umumnya memiliki dinding yang tak teratur
penebalannya.Berbeda dengan sel sklerenkim yang memiliki dinding sekunder, sel
kolenkim hanya memiliki dinding primer, lunak, lentur tak berlignin.
Sebaliknya, dinding sekunder pada sklerenkim, bersama dengan dinding primernya,
dapat berlignin (mengandung zat kayu) dan karenanya menjadi keras dan kaku,
Sel kolenkim tetap memiliki protoplas
aktif yang mampu melenyapkan penebalan dinding bila sel dirangsang untuk
membelah seperti pada waktu sel tersebut membentuk cambium gabus atau
menanggapi luka.Dinding sel sklerenkim lebih bertahan dan tak dapat segera
dilenyapkan, meskipun protoplasnya masih ada.Kebanyakan sel sklerenkim
kehilangan protoplasnya setelah dewasa.
Sebagaimana diutarakan di
atas, kolenkim bertugas sebagai jaringan penyokong pada bagian tumbuhan muda
yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan basah, bahkan terdapat pada organ yang
telah dewasa.Kolenkim bersifat plastis dan dapat merenggang secara permanen
bersama dengan pertumbuhan organ tempatnya berada.
Kolenkim, seperti
parenkim, dapat mengandung kloroplas dan dapat pula berisi tannin.Dinding sel
kolenkim dapat berlignin atau menjadi lebih tebal seperti pada
sklerenkim.Namun, karena kolenkim terdiri dari sel hidup maka dinding sel
kolenkim dapat menjadi tipis lagi dan sel bersifat meristematik.
Kolenkim merupakan jaringan
penyokong pada tumbuhan. Secara ontogeni, perkembangan kolenkim mirip
prokambium dan tampak pada tahap yang sangat awal dari diferensiasi meristem
atau dari sel isodiametris meristem dasar.Kolenkim terdiri atas sel hidup yang
berbentuk agak memanjang dan biasanya berdinding tebal.Kolenkim berfungsi
sebagai jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan
herbal (herbaceus), dan bahkan pada organ dewasa.Kolenkim bersifat plastis
sehingga dapat meregang secara irreversibel dengan adanya pertumbuhan
organ.Kolenkim dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak
daripada kolenkim muda. (Hidayat, 1995)
Ada hubungan fisiologi
dan morfologi antara kolenkim dan parenkim.Pada tempat kedua jaringan tersebut
berdampingan terdapat bentuk peralihan atara tipe kolenkim dan
parenkim.Kolenkim seperti halnya parenkim dapat berisi kloroplas.Kolenkim yang mirip dengan parenkim berisi banyak
kloroplas, sedangkan kolenkim khusus yang terdiri atas sel yang sempit
memanjang, hanya sedikit atau tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel
kolenkim dapat juga berisi tanin.(Hidayat, 1995)
Pada irisan melintang
kolenkim segar, dinding selnya tampak seperti nakre. Dinding kolenkim tumbuhan
yang terkena angin lebih tebal.Dinding sel terdiri atas selulosa, sejumlah
besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak mengandung lignin.Senyawa
pektinnya bersifat hidrofil sehingga dinding kolenkim banyak mengandung
air.Dinding kolenkim yang menebal sekunder dapat menjadi tipis dan kemudian
selnya menjadi meristematis lagi dan mulai membelah.Hal ini terdapat pada
jaringan kolenkim yang membentuk felogen.Noktah primer sering kali terdapat
dalam dinding kolenkim.(mulyani, 2006)
Kolenkim terdapat di
dalam batang, daun, bunga, buah, dan akar.Kolenkim berkembang terutama jika
mendapat sinar.Kolenkim tidak terdapat dalam batang dan daun Monokotil yang
sklerenkimnya berkembang pada umur awal. Kolenkim biasanya dibentuk tepat di
bawah epidermis, tetapi dalam hal khusus terdapat satu atau dua lapisan
parenkim diantara epidermis dan
kolenkim. Apabila kolenkim tepat berada di bawah epidermis, seringkali dinding
epidermis menebal dengan cara yang sama dengan dinding sel kolenkim.Pada
batang, kolenkim terdapat sebagai suatu silinder atau berbentuk pita memanjang
(membujur).Pada daun, kolenkim terdapat pada satu atau kedua sisi tulang daun,
dan sepanjang tepi daun.(Mulyani,2006)
Ukuran dan bentuk sel
kolenkim beragam.Ada yang berbentuk prisma pendek, mirip sel parenkim, atau
panjang seperti serabut dengan ujung meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang
dijumpai di daerah pusat untaian kolenkim, dan yang terpendek di daerah
tepi.Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh
serangkaian sel yang membelah memanjang mulai dari pusat untaian; setelah
pembelahan, sel terus memanjang sehingga sel pusat menjadi yang terpanjang
karena yang pertama kali dibentuk dan meningkat sampai panjang maksimum.Selama
perkembangan untaian kolenkim ini juga terjadi pembelahan mendatar
(horisontal).(Mulyani,2006)
- Ciri-ciri Jaringan Kolenkim
Kolenkim dewasa adalah suatu jaringan lentur yang kuat,
terdiri atas sel panjang yang tumpang tindih (panjangnya dapat mencapai 2 mm)
dengan dinding tebal yang tidak berlignin.Kekuatan meregang sel kolenkim
sebanding dengan serabut.Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras
atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang
berlignin.Terpusatnya lignin terjadi terutama pada lapisan dinding
terluar.Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan penunjang yang
muda. Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang (persisten) untuk
periode yang lama, kolenkim akan mengalami sklerifikasi.(mulyani,2006)
Pada
bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi
sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin. Pada tumbuhan
dikotil misalnya, tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimun,
Viscum album dan Salvia officinalis kolenkim berubah menjadi sklrenkim. Muly)
- Letak Jaringan Kolenkim
Kolenkim dapat ditemukan
pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan buah.Pada akar, kolenkim bisa
dibentuk, terutama bila akar didedahkan kepada cahaya.Di banyak monokotil tak
ditemukan kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tanaman muda.Biasanya
kolenkim terdapat langsung di bawah epidermis.Pada batang, kolenkim bisa
membentuk silinder penuh atau tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar
sumbu batang.Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau
pada satu sisi saja, serta terdapat pula sepanjang tepi daun. Hdy)
- Struktur dan Susunan Jaringan Kolenkim dan Macam-macamnya
Ukuran dan bentuk sel kolenkim
beragam.Sel dapat berupa prisma pendek atau bisa pula panjang seperti serat
dengan ujung meruncing, namun antara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk
peralihan. Muly)
Dinding sel kolenkim terdiri atas
lapisan yang berselang seling, kaya akan selulosa dengan sedikit pektin. Air
dalam seluruh dinding sel kurang lebih 67%. Roelofsen (1959) menyatakan bahwa
di dalam Petasites, dinding sel kolenkim berisi 45% pektin, 35% hemiselulosa,
dan 20% selulosa. Dinding sel kolenkim Petasites ini terdiri atas 7-20 lamela
yang bergantian/berseling antara lamela yang mengandung banyak seluosa dan
lamela yang mengandung sedikit selulosa.Semakin mendekati lumen sel,
selulosanya semakin banyak.
Menurut tipe penebalan
dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, sebagai berikut: Hidyt)
a) Kolenkim sudut (angular kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim
ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada
penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya
tiga sel atau lebih, seperti yang terdapat pada tangkai Rumex, Vitis, Begonia,
Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum tuberosum dan Atropa
belladonna.
b) Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau
kolenkim papan
Penebalan dinding sel kolenkim ini
terjadi pada dinding tangensial sel. Kolenkim lamela terdapat pada korteks
batang Sumbucus nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochlearia armoracia
c) Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel
kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang
antarsel. Kolenkim lakuna terdapat pada tangkai beberapa spesies Compositae,
misalnya Salvia, Malva, Athaea, dan
Asclepias dan pada batang Ambrosia
d) Kolenkim cincin
Istilah kolenkim cincin diberikan
oleh Duchaigne (1995) untuk tipe kolenkim yang lumen selnya pada penampang
melintang tampak melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma.
Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel
secara terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.
Dinding sel kolenkim merupakan
contoh dinding primer yang amat menebal, sebab penebalan terjadi pada saat sel
masih tumbuh membesar.Dinding sel meluas dan sekaligus menebal pula.Dinding
kolenkim terdiri dari lapisan yang kaya selulosa dan miskin pektin, bergantian
dengan lapisan yang miskin selulosa dan kaya pektin. Dalam bahan segar,
kandungan air dari seluruh dinding sekitar 67%. Hal itu disebabkan karena
pektin yang bersifat hidrofil. Pada preparat yang dibuat dari sayatan segar dan
dilihat dalam air, kandungan air menyebabkan dinding membengkak sehingga tampak
amat jelas, berkilauan seperti dinding sebelah dalam cangkang kerang
(nacre).Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang-seling kaya
selulosa dengan sedikit pektin, dan lapisan lain dengan sedikit selulosa dan
kaya pektin. Pada bahan segar, ai dalam seluruh dinding sel lebih kurang 67%.Mulyni
Menurut Czaja (1961), lamela
melintang pada penebalan dinding kolenkim pada banyak kebanyakan tumbuhan dapat
dideteksi dengan alat mikroskop cahaya terpolarisasi. Chafe (1970) telah
mengamati bahwa orientasi mikroserabut selulosa dalam lamela yang berurutan
bergantian melintang dan membujur. Selama perkembangan penebalan dinding,
terjadi penambahan lapisan mikroserabut mengelilingi seluruh sel sehingga
memperluas keliling sel.
Pada sebagian besar tumbuhan
Dikotil, misalnya tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimum,
Viscum album, dan Salvia officinalis, kolenkim berubah menjadi sklerenkim.
Menurut Duchaigne (1955), sklerefikasi ini terjadi melalui pembentukan lamela
secara sentripetal dan sentrifugal. Selama pertumbuhan lamela, dibentuk lapisan
yang kaya selulosa, yang kemudian banyak mengandung lignin.Lamela yang
mengandung lignin tampak dengan arah sentrifugal mengelilingi lapisan
pertama.Sebagai hasil perkembangan sentrifugal, lamela berlignin yang
mengandung senyawa pektoselulosa pada dinding kolenkim tidak tampak.Sering kali
sebagian senyawa ada yang masih tertinggal setelah dinding mengalami
sklerifikasi.Lamela tambahan berkembang ke arah sentripetal dan lumen sedikit
demi sedikit mengecil.
- Struktur Sehubungan dengan Fungsi
Kolenkim tampaknya beradaptasi,
terutama untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh.Dinding sel
menebal amat dini ketika pucuk berkembang, namun penebalan itu bersifat plastis
dan mampu meluas.Sebab itu, penebalannya tidak menghalangi pemanjangan batang
atau daun.Pada perkembangan selanjutnya, kolenkim dapat tetap bertahan sebagai
jaringan penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan pada batang beberapa
tumbuhan basah) jika bagian organ tempat kolenkim berada tidak membentuk
sklerenkim. Dalam bagian tanaman yang sedang berkembang dan terdedah kepada
tekanan mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada ranting), maka
penebalan dinding terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih awal serta
dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan bagian tanaman yang tidak
terpengaruh tekanan seperti itu. hdyt
Kolenkim dewasa merupakan
jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel panjang yang saling timpa
(dapat mencapai panjang sampai 2 mm) dengan dinding tebal tidak berlignin.Pada
tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras atau berlignin serta berubah menjadi
sel sklerenkim. hdyt
2. jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada organ
tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel
mati yang seluruh bagian dindingnya
mengalami penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim,
sel sklerenkim tidak dapat
memanjang. Jaringan sklerenkim
merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal. Umumnya,
jaringan sklerenkim terdiri atas zat lignin dan tidak mengandung protoplas.
Sel-sel sklerenkim hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas
serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu (sklereid).(hidayat.1995)
a) Serat-serat sklerenkim
Serat-serat sklerenkim
terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. Di dalam berkas
pengangkut, serat-serat sklerenkim biasanya merupakan suatu seludang yang
berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam
xilem dan floem. Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm–25 cm.
Beberapa spesies tumbuhan mempunyai serat-serat sklerenkim yang bernilai
ekonomis tinggi, misalnya serat manila yang digunakan sebagai bahan dasar tali.
b) Sel-sel batu
Sel-sel batu terdapat
dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis,
dalam buah atau dalam biji. Pada tempurung kelapa (Cocos nucifera) hampir
seluruhnya terdiri atas sel-sel batu. Sel-sel batu pada buah dapat memberikan
ciri khas, misalnya tekstur berpasir pada kulit buah dan daging buah pir (Pyres
communis) atau butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji (Psidium
guajava).
- Ciri-ciri jaringan sklerenkim
Ciri-ciri dari jaringan
sklerenkim, yaitu :
• Selnya mati
• Dindingnya berlignin
(zat kayu) dan mengandung selulosa dinding sel. Sehingga sel-selnya menjadi
kuat dan keras. Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder
dan dinding menjadi sangat tebal
• Umumnya terdapat pada batang dan tulang
daun
• Jaringan sklerenkim tersusun dari sel-sel
dengan dinding yang keras
• Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas
yang nantinya hilang jika sel dewasa
• Sel-sel yang terdiri dari jaringan
sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe : serat (fibre) atau sklereid
• Serat atau fibre biasanya memanjang dengan
dinding berujung meruncing pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.)
• Sedangkan sklereid atau sel batu. Batok
kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung
serabut dan sklereid
• Terdapat pada bagian keras buah dan biji.
Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel-sel batu (stone cell,
sklereid).
- Struktur dan Fungsi jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada
organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau
organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala
tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah,
melindungi tubuh tumbuhan dari kerusakan mekanik, melindungi tumbuhan dari
serangan hewan, dan sebagai alat penyokong dan pelindung tumbuhan. Sklerenkim
tidak mengandung protoplas, sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya
tebal karena berlangsung penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat
lignin. Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm
dan samping yang ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel
yang sudah mati. Dinding selnya mengalami penebalan dari zat kayu dan
mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat ini
berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya sempit yang
berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim pada
tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan
organ-organ pada tumbuhan.
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisahpisah
atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok
yang tersebar dalam xilem dan floem. Pada Gramineae, serat-serat sklerenkim
tersusun dalam suatu sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan
dengan epidermis. Untuk lebih jelas, perhatikan Gambar. Ada dua macam jenis
serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut.
1. Serat di Luar Xilem
(Ekstraxilari) Serat ekstraxilari ada yang berlignin dan ada pula yang tidak.
Serat ini dapat digunakan untuk membuat tali, karung goni, dan bahan dasar
tekstil untuk pakaian.
2. Serat Xilem (Xilari)Jenis serat
ini merupakan komponen utama kayu karena dindingnya mengandung lignin yang
menyebabkan dindingnya keras dan kaku.
b) Sel-Sel Batu (Sklereid)
Sklereid terdapat pada bagian tumbuhan, antara lain di dalam korteks,
floem, buah, dan biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang mengandung
zat lignin yang tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan, kadangkadang ditemukan
pula zat suberin dan kutin. Sel-selnya mempunyai noktah yang sempit dan
celahnya bundar, membentuk saluran yang disebut saluran noktah. Lumen sel
sangat sempit karena adanya penebalan-penebalan dinding sel. Sklereid mungkin
bisa dijumpai dalam bentuk tunggal atau kelompok kecil di antara sel-sel,
misalnya butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji atau suatu masa
sinambung seperti pada tempurung kelapa yang keras. Untuk memahami struktur
sel-sel batu ini.
- Letak jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh
bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian korteks,
perisikel, serta di antara xilem dan floem. Jaringan sklerenkim pada bagian
keras biji dan buah berupa sklereida. Sklereid juga terdapat di berbagai bagian
tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung
kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman
menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.(Kurmana,
2008)
Sklerenkim ada dua jenis,
yaitu berbentuk fiber (serat) misalnya rami, dan slereida pada kulit kacang
atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai alat penyokong dan
pelindung.
Ø Macam-macam sel sklerenkim
a. Sklereid
Terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Sklereid berhimpun
menjadi kelompok sel keras diantara sel parenkim di sekelilingnya. Sklereid
dapat dibagi empat macam : (Lovelles, 1987)
1. Brakisklereid atau sel batu
yang bentuknya hampir isodiametrik, misalnya floem kulit kayu pohon.
2. Makrosklereid yang berbentuk
batang sering ditemukan dalam kulit biji, misalnya pada leguminosae.
3. Osteosklereid yang berbentuk
tulang dengan ujung-ujungnya yang membesar kadang-kadang sedikit bercabang.
4. Asterosklereid yang
bercabang-cabang dan berbentuk bintang sering terdapat pada daun.
b. Serat
Serat terdapat di
berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Serat paling sering ditemukan diantara
jaringan pembuluh. Menurut tempatnya dalam tubuh, dibedakan menjadi serat xilem
dan ekstra xilem. Serat xilem merupakan bagian jaringan pembuluh dan berkembang
dari prokambium, yakni jaringan yang menghasilkan jaringan pembuluh. Dua macam
serat xilem dibedakan berdasarkan tebal dinding dan noktah adalah serat
libriform dan serat trakeid. serat extra xilem dalam tumbuhan terdapat di luar
xilem, misalnya ditemukan dalam korteks atau dalam floem sebagai bagian dari
floem.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta:
Kanisius Yogyakarta
Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji.
Bandung: ITB
Santoso,
Woelaningsih dkk. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: penerbit karnunika Jakarta
Universitas Terbuka.
Tri Wahyu
Agustina. 2010. Materi Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung: Pendidikan Biologi
makasih infonya
ReplyDelete