BAB I
PENDAHULUAN
Jaringan parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang berkesinambungan seperti pada korteks dan empulur batang, korteks akar, jaringan dasar pada tangkai daun, mesofil daun, bagian buah yang berdaging, serta dalam jaringan pembuluh (xylem dan floem) (Savitri, 2005).
Pada tubuh primer parenkim berkembang dari jaringan meristem dasar. Disamping itu ada pula parenkim yang menjadi bagian dari jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium, pada tubuh sekunder parenkim berkembang dari kambium pembuluh serta kambium gabus (felogen) (Savitri, 2005).
Pada praktikum parenkim ini, akan diamati bagaimana macam-macam bentuk jaringan parenkim besrta fungsinya, Beberapa tanaman yang akan diamati jaringan parenkimnya diantaranya yaitu batang Enceng gondok (Eichornia crassipes), daun kaktus (Opuntia), daun bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis), kulit buah pisang (Musa paradisiaca), batang bunga kana (Canna indica).
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang ada pada laporan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 Bagaimana bentuk dari jaringan parenkim dan fungsinya ?
2 Apa zat penyusun yang menjadikan dinding sel parenkim menebal ?
3 Bagaimana letak parenkim pada berbagai oprgan tumbuhan ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah :
- Untuk mengamati dan menggambar berbagai macam bentuk jaringan parenkim menurut bentuk dan fungsinya.
- Untuk mengidentifikasi zat penyusun penebalan dinding sel parenkim.
- Untuk mengamati letak parenkim pada organ tumbuhan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai
hampir ditiap bagian tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa sel hidup,
struktur dan fungsi sangat bervariasi, bervakuola besar, dinding sel tipis,
terdapat kloroplas dan pigmen lainnya (Hidayat,1995).
Jaringan
parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan
endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung
klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim.
Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh
jaringan parenkim (Kimball,1983).
Jaringan yang menempati di berbagai organ atau
jaringan lain dalam tubuh tanaman di sebut
jaringan parenkim, sedangkan cirri-ciri dari jaringan parenkim adalah (Sarwono,
2002):
1. Selnya
hidup
2. Dinding
sel tipis
3. Letak
sel tidak merapat
4. Ukuran
sel besar
Ciri-ciri jaringan parenkim adalah (Anonymous, 2009)
a) Terdiri dari sel-sel hidup yang berukuran besar dan berdinding tipis.
b) Bentuk sel parenkim segi enam.
c) Memiliki banyak vakuola.
d) Mampu bersifat meristematik.
e) Memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak rapat.
Jaringan parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang berkesinambungan seperti pada korteks dan empulur batang, korteks akar, jaringan dasar pada tangkai daun, mesofil daun, bagian buah yang berdaging, serta dalam jaringan pembuluh (xylem dan floem). Pada tubuh primer parenkim berkembang dari jaringan meristem dasar. Disamping itu ada pula parenkim yang menjadi bagian dari jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium, pada tubuh sekunder parenkim berkembang dari kambium pembuluh serta kambium gabus (felogen) (Savitri, 2005).
Parenkim merupakan sel hidup yang memiliki bermacam-macam bentuk yang sesuai dengan fungsinya, karena merupakan jaringan yang hidup, sel parenkim masih dapat membelah meskipun telah dewasa, hal ini dikarenakan parenkim mempunyai peran penting dalam penyembuhan luka dan regenerasi (Hidayat, 1995).
2.2 Bentuk dan susunan sel parenkim
Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis yakni parenkim palisade dengan bentuk bulat memanjang atau lonjong yang berjajar seperti tiang atau pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil atau zat hijau daun. Bunga karang dengan ruang antar rongga yang sangat besar dan tidak beraturan, pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak seperti palisade). Parenkim bintang, dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai bintang karena bersegi lima menjuntai atau lebih. Dan parenkim lipatan yang terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang berlipat ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas (Polunin, 1994).
Sedangkan berdasar fungsi, parenkim dibedakan menjadi parenkim asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses dari fotosintesa di daun. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, gula tepung, atau lemak. Parenkim air berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit atau epifit (sedikit air) untuk menghadapi kemarau. Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan. Dan parenkim pengangkut bertugas mengangkut sari makanan hasil proses fotosintesa ke seluruh bagian tumbuhan, sel sesuai dengan bentuk memanjang arah pengangkutannya (Wilking, 1989).
Seperti yang telah dijelaskan diatas, parenkim mempunyai berbagai fungsi yang disesuaikan dengan bentuknya. Banyak sel parenkim yang bersegi banyak dan garis tengahnya dalam berbagai bidang hampir sama (isodiametris). Akan tetapi juga ada bentuk-bentuk lain seperti prismatis memanjang, bentuk tidak beraturan, bercabang-cabang berbentuk bintang (aktinenkim), dan parenkim yang bentuk dindingnya berlekuk-lekuk (lipatan). Dinding sel parenkim biasanya tipis, bervakuola besar dan protoplas yang hidup. Kadang-kadang dijumpai ruang antar sel, bahkan pada organ tertentu ruang antar selnya luas sehhingga dapat terisi udara dan menyebabkan organ tersebut menjadi ringan (Savitri, 2008).
Ruang antar sel yang terbentuk dalam parenkim bisa terjadi secara sizogen atau lizigen. Pembentukan ruang antar sel secara sizogen terjadi saat dinding primer dibentuk diantara dua sel anak yang baru, lamela tengah diantara kedua dinding baru hanya berhubungan dengan dinding primer sel induk dan tidak menyentuk lamela tengah antara dinding sel induk dan sel disebelahnya. Sebuah ruang kecil terbentuk ditempat hubungan lamela tengah dengan dinding sel induk. Bagian dinding sel induk yang berhadapan dengan ruang kecil tersebut menjadi rusak sehingga membentuk ruang antar sel yang dapat meluas dengan terbentuknya ruang antar sel yang sama pada sel sebelahnya. Ruang antar sel tersebut dilapisi oleh senyawa yang berasal dari lamela tengah. Ruang antar sel lisigen terbentuk dengan cara merusak sel utuh, contohnya pada ruang antar sel tumbuhan air (Hidayat, 1995).
2.3 Struktur dan isi sel parenkim.
Kebanyakan dinding sel parenkim memiliki dinding yang tipis, namun ada pula yang yang berdinding tebal seperti pada sel endosperm kurma dan kopi. Dalam dinding yang tebal itu tersusun hemiselulose sebagai cadangan makanan (Hidayat, 1995).
Berdasarkan fungsinya, parenkim digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain :
- Parenkim asimilasi, Terdapat pada bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau. Pada daun bentuk parenkim asimilasi ada 2 macam, yaitu bentuk tiang yang disebut jaringan tiang dan bentuk bunga karang yang disebut jaringan bunga karang.
- Parenkim udara, Terdapat pada organ pengapung, misalnya pada daun Canna, empulur batang Juncus. Biasanya selnya membentuk jari-jari atau bintang. Sel parenkim yang mempunyai fungsi untuk menyimpan udara disebut aerenkim.
- Parenkim penimbun, Sel-sel pada parenkim ini berisi cadangan makanan yang terdapat pada endosperm, daun lembaga, tuber/umbi, dan lain-lain.
- Parenkim air, Sel-sel parenkim terisi penuh dengan air untuk mempertahankan diri dari kekeringan.
- Parenkim pengangkut, Terdapat pada jaringan pengangkut (xilem, floem). Pada jaringan ini dinding parenkim dapat mengalami penebalan sekunder (Sumardi, 1993).
Contoh jaringan Parenkim adalah (Estiti,
1995):
1. Korteks
batang dan akar yang terletak di sebelah dalam epidermis.
2. Klorenkim yaitu jaringan korteks
berklorofil. Batang kaktus mempunyai klorenkim disebut juga dengan daging daun,
terbagi atas: jaringan palisade (jaringan tiang/ pagar) dan jaringan spon
(jaringan bunga karang).
Fungsi dari jaringan parenkim adalah (Sarwono,
2002):
1. Jaringan
yang berklorofil untuk berfotosintesis.
2. Untuk
transportasi ekstrafasikuler.
3. Tempat
penyimpanan makanan cadangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009. Jaringan Parenkim. http://www. edukasi. Net. Diakses pada tanggal 13 April 2009.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
Kimball,
John. W. 1993. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Polunin,
nicholas. 1990. Pengantar geografi tumbuhan. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada press.
Santoso,
Woelaningsih dkk. 1987. Anatomi Tumbuhan.
Jakarta: penerbit karnunika Jakarta Universitas Terbuka.
Sarwono, B. 2002. Morfologi tumbuhan. Jakarta: Argomedia
puastaka.
Savitri, Evika Sandi. Sp. Mp. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan. Malang :UIN Press.
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.
Willking. 1989. Fisiologi Tanaman II. Bandung : Bina Angkasa.
No comments:
Post a Comment