BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerajaan
binatang memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang
terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kerajaan binatang
tersebut adalah mamalia. Pada umumnya, semua jenis mamalia memiliki
rambut yang menutupi tubuhnya. Jumlah rambut tersebut berbeda-beda
antara spesies yang satu dengan yang lain. Ada spesies yang memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya dan ada juga spesies yang seluruh
tubuhnya ditutupi oleh rambut. Mamalia adalah
hewan yang bersifat homoioterm atau hewan berdarah panas.
Sebutan
mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula ( kelenjar ) mamae
pada tubuh mereka yang digunakan sebagai penyuplai susu. Seperti yang telah
kita ketahui bahwa mamalia betina memberikan susu pada anaknya dengan memanfaatkan kelenjar tersebut. Meskipun mamalia jantan tidak menyusui
anaknya, tidak berarti mamalia jantan tidak memiliki kelenjar mamae. Semua
jenis mamalia memiliki kelenjar mamae, tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini
tidak memiliki fungsi yang sama dengan mamalia betina.
Berdasarkan
ciri-ciri dasarnya hewan menyusui dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
mamalia monotrema, mamalia marsupialia, dan mamalia plasenta. Mamalia
monotrema adalah hewan menyusui yang mengerami telurnya. Merupakan
kelompok hewan menyusui yang jumlahnya paling sedikit, hanya dua jenis
yang masih hidup saat ini, yaitu platipus dan echidna. Cara berkembang
biak platipus dengan bertelur. Telurnya dibuahi di dalam saluran telur,
ketika telurnya terus berkembang, maka kelenjar akan mengeluarkan cairan
untuk menambah putih telur dan cangkang. Mamalia marsupialia adalah
hewan menyusui yang berkantong. Kelompok hewan ini melahirkan anaknya
yang masih lemah, kemudian dibesarkan di dalam kantongnya. Terdapat
sekitar 266 anggota kelompok ini diantaranya kanguru, koala, dan oposum.
Mamalia plasenta adalah hewan menyusui yang mengandung dan melahirkan
anaknya. Mempunyai bentuk dan ukuran tubuh beragam.
Seperti yang telah dikatakan
sebelumnya bahwa mamalia merupakan tingkatan tertinggi pada kerajaan
hewan. Hal ini mengakibatkan segala proses yang dilakukan oleh mamalia
lebih tinggi daripada jenis animalia lainnya. Mulai dari sistem
pencernaan, pernafasan, peredaran darah, urogenital, hingga sistem
syarafnya. Karena itulah, untuk lebih mengetahui segala proses pada
tubuh mamalia kita perlu menggunakan ilmu anatomi. Artinya kita perlu
membuka bagian tubuh mamalia dengan jalan memotong (membedah). Dengan
begitu, kita dapat mengetahui morfologi dan anatomi binatang Mamalia
dengan jelas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mamalia
Mamalia merupakan
hewan vertebrata yang muncul pada zaman mesosoikum dan saat ini mendiami
seluruh relung muka bumi mulai dari daratan, lautan, sepanjang pantai, danau,
sungai, bawah tanah, pohon dan bahkan di udara yang tersebar mulai dari daerah
kutub sampai daerah tropis (Sukiya, 2005).
Sebutan mamalia
sendiri berasal dari keberadaan glandula ( kelenjar ) mamae pada tubuh mereka
yang berfungsi sebagai penyuplai susu sebagai sumber makanan anaknya. Seperti
yang telah diketahui bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan
keberadaan kelenjar tersebut. Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya,
bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae. Semua mamalia memiliki
kelenjar mamae, tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi
sebagaimana pada mamalia betina. Sebagaimana yang telah Allah jelaskan dalam
firmannya pada Qs. Al Mu’minun ayat 21 :
Dan
Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat
pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang
ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat
faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan (Qs.Al
Mu’minun :21 ).
2.2 Ciri-ciri Mamalia
Hewan pada kelas Mammalia
memiliki ciri-ciri umum tubuhnya tertutup rambut, yang berfungsi untuk
melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun dingin, pada betina terdapat
kelenjar mammae (glandula mammae) yang tumbuh baik, tetrapoda dengan anak yang
diberi makan dari kelenjar susu betina, diagfragma yang menventilasi paru-paru,
mempunyai kantung amniotik, tubuh yang endoterm atau berdarah panas, bernafas
melalui paru-paru, mempunyai cuping telinga, dan gigi umumnya terbagi menjadi
empat tipe yaitu gigi seri, gigi taring, gigi premolar, dan gigi molar
(Carters, 1978: 67).
Adapun
ciri-ciri khusus dari kelas mamalia adalah tubuhnya biasanya diliputi bulu atau
rambut yang lepas secara periodic, kulitnya banyak mengandung kelenjar, yaitu
kelenjar sebacius, keringat, bau dan susu. Cranium atau tempurung kepala
memiliki occipitale condyle, tulang lehernya biasanya terdiri atas 7 ruas, ekor
biasanya panjang dan dapat digerak-gerakkan. Memiliki empat anggota atau kaki
(kecuali anjing laut dan singa laut tidak memiliki kaki belakang, masing-masing
kaki memiliki kurang lebih 5 jari yang bermacam-macam yang disesuaikan dengan
keperluan berjalan, lari, memanjat, membuat lubang, berenang atau meloncat,
jari-jari berkait tanduk atau berkuku atau berteracak dengan bantalan-bantalan
daging. Jantung sempurna terbagi atas empat ruangan (dua auricular, dua
ventricular), pernapasannya hanya dengan paru-paru. Laring mempunyai tali
suara, memiliki vesica urinaria dan hasil ekskresi berupa cairan urine
(Campbell, 1999).
2.3 Pembagian Kelas Mamalia
Kelas Mammalia dapat
dibedakan menjadi dua berdasarkan habitatnya, yakni mammalia darat dan mammalia
laut. Mammalia darat merupakan mammalia yang sebagian besar aktivitasnya
dilakukan di darat, sedangkan mammalia laut melakukan aktivitasnya sebagian
besar di laut. Contoh dari mammalia darat, yakni monyet-ekor panjang, macan
tutul, tikus, serta kuda. Mammalia laut, antara lain pesut, dugong, dan paus (Jenkins,
2002: 125).
Pemanfaatan waktu
aktivitas, hewan pada kelas Mammalia juga dibagi menjadi mammalia diurnal dan mammalia
nokturnal. Mammalia diurnal merupakan jenis-jenis mammalia yang melakukan
aktivitasnya pada pagi dan sore hari, seperti orangutan, rusa, dan beberapa
jenis bajing. Mammalia nokturnal merupakan jenis-jenis mammalia yang melakukan
aktivitasnya mulai menjelang malam hari hingga menjelang pagi hari, seperti
kelelawar, tenggalung malaya, serta musang. Selain itu, terdapat juga
jenis-jenis yang beraktivitas sepanjang hari seperti babi hutan (Van, 1979:
234).
Selain itu, dalam
pemanfaatan strata tegakan hutan, mammalia diklasifikasikan menjadi dua, yakni mammalia
arboreal dan mammalia terestrial. Mammalia arboreal merupakan jenis-jenis mammalia
yang banyak menghabiskan waktu aktivitasnya pada strata yang tinggi, sedangkan mammalia
terestrial merupakan jenis-jenis mammalia yang menghabiskan waktu aktivitasnya
pada lantai hutan atau strata terbawah. Jenis-jenis mammalia arboreal, antara
lain monyet, kelelawar, bajing, serta beberapa jenis dari suku Felidae.
Sedangkan jenis-jenis mammalia terestrial, antara lain kijang, gajah, dan badak (Suyanto, 2002: 86).
2.4 Habitat Mamalia
Hewan pada kelas Mammalia
hidup pada berbagai tipe habitat, mulai dari habitat teresterial sampai habitat
akuatik, mammalia teresterial tersebar luas mulai dari kutub sampai ke kawasan
tropis. Mammalia teresterial dapat menempati tipe habitat yang beraneka ragam,
baik hutan maupun bukan hutan seperti kawasan pertanian, perkebunan, gua dan
padang rumput. Kebanyakan jenis mammalia di Indonesia hidup di hutan hujan
dipterocarpacea, dengan agak lebih sedikit spesies di hutan rawa dan hutan
kerangas. Banyak spesies mampu bertahan hidup di habitat yang berubah-ubah, dan
sering mudah terlihat di hutan yang baru ditebang dan hutan sekunder bahkan
perkebunan, dimana vegetasinya lebih jarang. Mammalia juga banyak menggunakan
lahan pertanian sebagai habitat, sehingga dapat menjadi hama pertanian karena
mencari makan di lahan pertanian dan berlindung di hutan-hutan sekitarnya.
Kawasan pinggiran hutan yang berbatasan dengan perkebunan atau lahan pertanian
penduduk sering mendukung berbagai spesies binatang dengan kepadatan yang
relatif lebih tinggi (Veevers, 1978: 56).
BAB III
PEMBAHASAN
Vertebrata paling sempurna adalah dari kelas mammalia
dimana tingkat sel, jaringan maupun organ-organnya lebih kompleks dibandingkan
dengan kelas pisces, amphibia, reptilia maupun aves, terkadang juga ada yang
mengatakan bahwa asal mula mammalia adalah golongan reptilia, hanya saja pada mammalia
sudah mengalami perkembangan yang sangat jauh. Mammalia merupakan tingkatan
tertinggi pada kerajaan hewan. Hal ini mengakibatkan segala proses yang
dilakukan oleh mammalia lebih tinggi daripada jenis animalia lainnya. Mulai
dari sistem pencernaan, pernafasan, peredaran darah, urogenital , hingga sistem
sarafnya.
Mammalia memiliki ciri-ciri umum yaitu tubuhnya
ditutupi oleh rambut yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas
maupun dingin, pada betina terdapat kelenjar mammae (glandula mammae) yang
berkembang dengan baik, diafragma yang menventilasi paru-paru, mempunyai
kantung amniotik, tubuh yang endoterm atau berdarah panas, bernafas melalui
paru-paru, mempunyai daun telinga, dan gigi umumnya terbagi menjadi empat tipe
yaitu gigi seri, gigi taring, gigi premolar, dan gigi molar.
Cara
reproduksi hewan pada kelas mammalia dibagi menjadi 3 Subkelas yaitu
Prototheria, Allotheria atau Eutheria (telah punah) dan Theria. Subkelas
Prototheria ini merupakan mammalia petelur yang dominan terdapat di Australia.
Subkelas ini hanya terdapat beberapa ordo yaitu ordo Monotremata. Ordo
Monotremata mempunyai tulang korakoid dan prekoraoid tetapi tidak punya daun
telinga, gigi hanya pada hewan muda, memiliki kloaka, penis hanya untuk jalan
sperma dan oviduk bermuara di kloaka. Hewan betina bertelur akan tetapi
menyusui dan jantan memiliki taji.
Sistem anatomi mammalia sebagian besar memiliki
struktur yang hampir sama yaitu terdapat organ-organ vital yang meliputi hepar
(hati), cor, ren (ginjal), vesica fellea, ventriculus, intestinum tenue,
intestinum crasum, dan vesica urinaria. Hepar mammalia memiliki 5 lobi, 3 lobi
hepar dexter dan 2 lobi hepar sinister. Cor terletak di dekat pulmo dan pada
posisi sebelah thorax bagian sinister. Vesica fellea dan ventriculus terletak
di caudal hepar. Intestinum merupakan saluran yang panjang berbelit-belit
dengan dindingnya yang sangat tebal dan mengandung fili-fili. Intestinum
terdiri atas dua macam yaitu intestinum tenue (usus halus) dan intestinum
crasum (usus besar). Intestinum crasum biasanya disebut caecum yang terdiri
dari incisurae (kolon naik), haustrae (kolon mendatar), dan taeniae (kolon
menurun). Proses ekskresinya yang berupa urine terdapat organ vesica urinaria.
Sistem pencernaan pada hewan mammalia dibedakan
menjadi dua yaitu Tractus digestivus (saluran pencernaan) dan Glandula
digestoria (kelenjar pencernaan). Tractus digestivus disusun oleh cavum oris,
lingua, faring, esofagus, ventrikulus, intestinum tenue, caecum,
intestinum crasum, dan anus. Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput)
seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan pemamah biak (ruminansia).
Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan
hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya
sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan
ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar)
yang besar berfungsi untuk mengunyah rumput-rumputan yang sulit dicerna. Selain
itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4
bagian yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab)
dan abomasum (perut masam). Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur
dan makanan alamiahnya. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan
ruminansia.
Hewan herbivora seperti kuda, kelinci, dan marmut
tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa.
Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada
sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak
seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci dan marmot menjadi lebih kasar karena pencernaan selulosa
hanya terjadi satu kali yaitu pada sekum. Pada sapi, proses pencernaan terjadi
dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan
protozoa tertentu. Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan pemamah biak
merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta
asam amino. Selain itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4),
sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altenatif. Sistem pernapasan pada hewan mammalia terdiri dari
cor, pulmo, bronchus, trachea, laring, glandula sublingualis, glandula
submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang
turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring
beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru
masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan
adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan
elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar). Udara masuk ke hidung (nares) terus melalui
mulut, selanjutnya melalui faring dan laring, kemudian masuk ke trakea,
bercabang menjadi bronchi yang berada dalam cavum throracalis. Tiap
bronchi bercabang lagi dalam pulmo menjadi bronchioli dan berakhir dengan
alveolus. Gelembung alveolus ini diliputi oleh pembuluh kapiler dan padanya
terjadi pertukaran zat O2 –CO2 sebagai respirasi luar. Sistem sirkulasi, terdiri
atas jantung terbungkus oleh kantung pericardium. yang terdiri atas dua
lembaran yakni lamina penistalis sebelah luar dan lamina viceralis
yang menempel pada dinding jantung sendiri. Jantung terbagi atas empat ruang
yakni atrium snistrum dan dextrum, ventriculum dextrum dan sinistrum. Proses peredaran darah pada mammalia adalah
ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmonalis dan ketika
darah mengalir melalui hamparan kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah
mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan
kembali dari paru-paru melalui vena pulmoner ke atrium kiri jantung. Darah yang
kaya oksigen mengalir ke dalam ventrikel kiri, ketika ventrikel tersebut
membuka dan atrium berkontraksi. Selanjutnya, ventrikel kiri akan memompa darah
yang kaya oksigen keluar ke jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah
meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta yang mengirimkan darah ke arteri yang
menuju keseluruh tubuh. Cabang pertama dari aorta adalah arteri koroner yang
mengirimkan darah ke otot jantung itu sendiri. Kemudian ada juga cabang-cabang
yang menuju ke hamparan kapiler di kepala dan lengan (atau tungkai depan).
Aorta terus memanjang ke arah posterior, sambil mengalirkan darah yang kaya
oksigen ke arteri yang menuju ke hamparan kapiler di organ abdomen dan kaki
(tungkai belakang).
Sistem ekskresi pada vertebrata
melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari
keempat organ tersebut adalah ginjal. Fungsi utama ginjal adalah
mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia.
Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses
deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga
berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang
larut dalam air, mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan
air bila berlebihan, serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi
dari ginjal berupa urin.
Mammalia
berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya
berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah
dilahirkan, anak hewan mammalia menyusu kepada induknya. Meskipun demikian, ada
beberapa jenis mammalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur.
Contohnya adalah platypus (Ornithorynchus anatinus). Mammalia jantan mempunyai sepasang testis yang
berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma dikeluarkan melalui saluran sperma
yang disebut vas deferens dan untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh hewan
betina digunakan penis.
Hewan
mammalia betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan
sel telur atau ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi)
keluar melalui saluran telur dan akhirnya sampai di uterus. Jika sel telur ini
dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot yang akan tumbuh dan berkembang
menjadi embrio. Namun tidak semua mammalia memiliki kemampuan seperti ini.
Setiap embrio memperoleh nutrisi dan oksigen dari plasenta yang dihubungkan
melalui tali pusat. Jika sudah tiba masa lahirnya, embrio akan lepas dari
uterus dan dikeluarkan melalui vagina.
Sistem saraf pada mammalia, secara umum memiliki
tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran
lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak. Serebellum juga
berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah,
setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior
dan posterior. Otak (Ensephalon) terdiri dari beberapa bagian yang hampir sama
dengan vertebrata yang lain, seperti prosensephalon, lobus opticus, cerebellum
dan medulla oblongata.
Skeleton sebagian besar terdiri atas tulang keras dan
tulang rawan pada permukaan sambungan – sambungan dan pada bagian tertentu. Di
samping tulang rawan terdapat tulang membran. Bagian fasial
terdapat nostril di sebelah dorsal dan
sepanjang orbital sampai tempat bola mata dan di sebelah ventral terdapat plat
dengan tepi tulang rahang atas yang mengandung gigi, di sebelah luar orbital
terdapat archus zygomaticus. Permukaan sebelah posterior terdapat lubang
foramen magnum. Rahang bawah mengandung gigi terdiri atas sebuah tulang yang
bersendi dengan tulang aquamosa pada kranium. Columna vertebralis tersusun sedemikian rupa sehingga lentur, sebagai
pendukung tubuh dan pelindung medulla spinalis (nerve cord).
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. Neil A. 1999. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Carters, V. W. 1978. Mammalia Darat Indonesia.
Edisi Bahasa Indonesia. PT. Intermasa. Jakarta.
Jenkins, B. 2002. Learning Mammalia. Dominant
Publisher and Distributors. New Delhi.
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.
Suyanto,
Agustinus. 2002. Mammalia di Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat.Biodiversity
Conservation Project. Bogor.
Van ,
Derlzon,A.P.M.1979.Mammalia of Indonesia.Draft version UNDP/FAO National
Park Development Project: Bogor.
Veevers dan
Carter.1978.Mammalia Darat Indonesia,Edisi Bahasa Indonesia. PT.
Intermasa. Jakarta.
makasih infonya
ReplyDeletelaporannya rapi dan lengkap
ReplyDeleteberita kriminal