Sunday, 17 April 2016

Laporan Praktikum Zoology Chordata : Mamalia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kerajaan binatang memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kerajaan binatang tersebut adalah mamalia. Pada umumnya, semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi tubuhnya. Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang lain. Ada spesies yang memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya dan ada juga spesies yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut. Mamalia adalah hewan yang bersifat homoioterm atau hewan berdarah panas.
Sebutan mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula ( kelenjar ) mamae pada tubuh mereka yang digunakan sebagai penyuplai susu. Seperti yang telah kita ketahui bahwa mamalia betina memberikan susu pada anaknya dengan memanfaatkan kelenjar tersebut. Meskipun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, tidak berarti mamalia jantan tidak memiliki kelenjar mamae. Semua jenis mamalia memiliki kelenjar mamae, tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidak memiliki fungsi yang sama dengan mamalia betina.
Berdasarkan ciri-ciri dasarnya hewan menyusui dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: mamalia monotrema, mamalia marsupialia, dan mamalia plasenta. Mamalia monotrema adalah hewan menyusui yang mengerami telurnya. Merupakan kelompok hewan menyusui yang jumlahnya paling sedikit, hanya dua jenis yang masih hidup saat ini, yaitu platipus dan echidna. Cara berkembang biak platipus dengan bertelur. Telurnya dibuahi di dalam saluran telur, ketika telurnya terus berkembang, maka kelenjar akan mengeluarkan cairan untuk menambah putih telur dan cangkang. Mamalia marsupialia adalah hewan menyusui yang berkantong. Kelompok hewan ini melahirkan anaknya yang masih lemah, kemudian dibesarkan di dalam kantongnya. Terdapat sekitar 266 anggota kelompok ini diantaranya kanguru, koala, dan oposum. Mamalia plasenta adalah hewan menyusui yang mengandung dan melahirkan anaknya. Mempunyai bentuk dan ukuran tubuh beragam.
 Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa mamalia merupakan tingkatan tertinggi pada kerajaan hewan. Hal ini mengakibatkan segala proses yang dilakukan oleh mamalia lebih tinggi daripada jenis animalia lainnya. Mulai dari sistem pencernaan, pernafasan, peredaran darah, urogenital, hingga sistem syarafnya. Karena itulah, untuk lebih mengetahui segala proses pada tubuh mamalia kita perlu menggunakan ilmu anatomi. Artinya kita perlu membuka bagian tubuh mamalia dengan jalan memotong (membedah). Dengan begitu, kita dapat mengetahui morfologi dan anatomi binatang Mamalia dengan jelas.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 
2.1 Pengertian Mamalia
        Mamalia merupakan hewan vertebrata yang muncul pada zaman mesosoikum dan saat ini mendiami seluruh relung muka bumi mulai dari daratan, lautan, sepanjang pantai, danau, sungai, bawah tanah, pohon dan bahkan di udara yang tersebar mulai dari daerah kutub sampai daerah tropis (Sukiya, 2005).
Sebutan mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula ( kelenjar ) mamae pada tubuh mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu sebagai sumber makanan anaknya. Seperti yang telah diketahui bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar tersebut. Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae. Semua mamalia memiliki kelenjar mamae, tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia betina. Sebagaimana yang telah Allah jelaskan dalam firmannya pada Qs. Al Mu’minun ayat 21 :

Dan  Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan (Qs.Al Mu’minun :21 ).


2.2 Ciri-ciri Mamalia
Hewan pada kelas Mammalia memiliki ciri-ciri umum tubuhnya tertutup rambut, yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun dingin, pada betina terdapat kelenjar mammae (glandula mammae) yang tumbuh baik, tetrapoda dengan anak yang diberi makan dari kelenjar susu betina, diagfragma yang menventilasi paru-paru, mempunyai kantung amniotik, tubuh yang endoterm atau berdarah panas, bernafas melalui paru-paru, mempunyai cuping telinga, dan gigi umumnya terbagi menjadi empat tipe yaitu gigi seri, gigi taring, gigi premolar, dan gigi molar (Carters, 1978: 67). 
Adapun ciri-ciri khusus dari kelas mamalia adalah tubuhnya biasanya diliputi bulu atau rambut yang lepas secara periodic, kulitnya banyak mengandung kelenjar, yaitu kelenjar sebacius, keringat, bau dan susu. Cranium atau tempurung kepala memiliki occipitale condyle, tulang lehernya biasanya terdiri atas 7 ruas, ekor biasanya panjang dan dapat digerak-gerakkan. Memiliki empat anggota atau kaki (kecuali anjing laut dan singa laut tidak memiliki kaki belakang, masing-masing kaki memiliki kurang lebih 5 jari yang bermacam-macam yang disesuaikan dengan keperluan berjalan, lari, memanjat, membuat lubang, berenang atau meloncat, jari-jari berkait tanduk atau berkuku atau berteracak dengan bantalan-bantalan daging. Jantung sempurna terbagi atas empat ruangan (dua auricular, dua ventricular), pernapasannya hanya dengan paru-paru. Laring mempunyai tali suara, memiliki vesica urinaria dan hasil ekskresi berupa cairan urine (Campbell, 1999).


2.3 Pembagian Kelas Mamalia
Kelas Mammalia dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan habitatnya, yakni mammalia darat dan mammalia laut. Mammalia darat merupakan mammalia yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di darat, sedangkan mammalia laut melakukan aktivitasnya sebagian besar di laut. Contoh dari mammalia darat, yakni monyet-ekor panjang, macan tutul, tikus, serta kuda. Mammalia laut, antara lain pesut, dugong, dan paus (Jenkins, 2002: 125).
Pemanfaatan waktu aktivitas, hewan pada kelas Mammalia juga dibagi menjadi mammalia diurnal dan mammalia nokturnal. Mammalia diurnal merupakan jenis-jenis mammalia yang melakukan aktivitasnya pada pagi dan sore hari, seperti orangutan, rusa, dan beberapa jenis bajing. Mammalia nokturnal merupakan jenis-jenis mammalia yang melakukan aktivitasnya mulai menjelang malam hari hingga menjelang pagi hari, seperti kelelawar, tenggalung malaya, serta musang. Selain itu, terdapat juga jenis-jenis yang beraktivitas sepanjang hari seperti babi hutan (Van, 1979: 234).
Selain itu, dalam pemanfaatan strata tegakan hutan, mammalia diklasifikasikan menjadi dua, yakni mammalia arboreal dan mammalia terestrial. Mammalia arboreal merupakan jenis-jenis mammalia yang banyak menghabiskan waktu aktivitasnya pada strata yang tinggi, sedangkan mammalia terestrial merupakan jenis-jenis mammalia yang menghabiskan waktu aktivitasnya pada lantai hutan atau strata terbawah. Jenis-jenis mammalia arboreal, antara lain monyet, kelelawar, bajing, serta beberapa jenis dari suku Felidae. Sedangkan jenis-jenis mammalia terestrial, antara lain kijang, gajah, dan badak (Suyanto, 2002: 86). 


2.4 Habitat Mamalia
Hewan pada kelas Mammalia hidup pada berbagai tipe habitat, mulai dari habitat teresterial sampai habitat akuatik, mammalia teresterial tersebar luas mulai dari kutub sampai ke kawasan tropis. Mammalia teresterial dapat menempati tipe habitat yang beraneka ragam, baik hutan maupun bukan hutan seperti kawasan pertanian, perkebunan, gua dan padang rumput. Kebanyakan jenis mammalia di Indonesia hidup di hutan hujan dipterocarpacea, dengan agak lebih sedikit spesies di hutan rawa dan hutan kerangas. Banyak spesies mampu bertahan hidup di habitat yang berubah-ubah, dan sering mudah terlihat di hutan yang baru ditebang dan hutan sekunder bahkan perkebunan, dimana vegetasinya lebih jarang. Mammalia juga banyak menggunakan lahan pertanian sebagai habitat, sehingga dapat menjadi hama pertanian karena mencari makan di lahan pertanian dan berlindung di hutan-hutan sekitarnya. Kawasan pinggiran hutan yang berbatasan dengan perkebunan atau lahan pertanian penduduk sering mendukung berbagai spesies binatang dengan kepadatan yang relatif lebih tinggi (Veevers, 1978: 56).



BAB III
PEMBAHASAN
        

          Vertebrata paling sempurna adalah dari kelas mammalia dimana tingkat sel, jaringan maupun organ-organnya lebih kompleks dibandingkan dengan kelas pisces, amphibia, reptilia maupun aves, terkadang juga ada yang mengatakan bahwa asal mula mammalia adalah golongan reptilia, hanya saja pada mammalia sudah mengalami perkembangan yang sangat jauh. Mammalia merupakan tingkatan tertinggi pada kerajaan hewan. Hal ini mengakibatkan segala proses yang dilakukan oleh mammalia lebih tinggi daripada jenis animalia lainnya. Mulai dari sistem pencernaan, pernafasan, peredaran darah, urogenital , hingga sistem sarafnya. 
          Mammalia memiliki ciri-ciri umum yaitu tubuhnya ditutupi oleh rambut yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun dingin, pada betina terdapat kelenjar mammae (glandula mammae) yang berkembang dengan baik, diafragma yang menventilasi paru-paru, mempunyai kantung amniotik, tubuh yang endoterm atau berdarah panas, bernafas melalui paru-paru, mempunyai daun telinga, dan gigi umumnya terbagi menjadi empat tipe yaitu gigi seri, gigi taring, gigi premolar, dan gigi molar. 
        Cara reproduksi hewan pada kelas mammalia dibagi menjadi 3 Subkelas yaitu Prototheria, Allotheria atau Eutheria (telah punah) dan Theria. Subkelas Prototheria ini merupakan mammalia petelur yang dominan terdapat di Australia. Subkelas ini hanya terdapat beberapa ordo yaitu ordo Monotremata. Ordo Monotremata mempunyai tulang korakoid dan prekoraoid tetapi tidak punya daun telinga, gigi hanya pada hewan muda, memiliki kloaka, penis hanya untuk jalan sperma dan oviduk bermuara di kloaka. Hewan betina bertelur akan tetapi menyusui dan jantan memiliki taji.
        Sistem anatomi mammalia sebagian besar memiliki struktur yang hampir sama yaitu terdapat organ-organ vital yang meliputi hepar (hati), cor, ren (ginjal), vesica fellea, ventriculus, intestinum tenue, intestinum crasum, dan vesica urinaria. Hepar mammalia memiliki 5 lobi, 3 lobi hepar dexter dan 2 lobi hepar sinister. Cor terletak di dekat pulmo dan pada posisi sebelah thorax bagian sinister. Vesica fellea dan ventriculus terletak di caudal hepar. Intestinum merupakan saluran yang panjang berbelit-belit dengan dindingnya yang sangat tebal dan mengandung fili-fili. Intestinum terdiri atas dua macam yaitu intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crasum (usus besar). Intestinum crasum biasanya disebut caecum yang terdiri dari incisurae (kolon naik), haustrae (kolon mendatar), dan taeniae (kolon menurun). Proses ekskresinya yang berupa urine terdapat organ vesica urinaria.
Sistem pencernaan pada hewan mammalia dibedakan menjadi dua yaitu Tractus digestivus (saluran pencernaan) dan Glandula digestoria (kelenjar pencernaan). Tractus digestivus disusun oleh cavum oris, lingua, faring, esofagus, ventrikulus, intestinum tenue, caecum,  intestinum crasum, dan anus. Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan pemamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain. 
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar berfungsi untuk mengunyah rumput-rumputan yang sulit dicerna. Selain itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab) dan abomasum (perut masam). Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia. 
Hewan herbivora seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya,  kotoran kuda, kelinci dan marmot menjadi lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali yaitu pada sekum. Pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan pemamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Selain itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altenatif.          Sistem pernapasan pada hewan mammalia terdiri dari cor, pulmo, bronchus, trachea, laring, glandula sublingualis, glandula submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar). Udara masuk ke hidung (nares) terus melalui mulut, selanjutnya melalui faring dan laring, kemudian masuk ke trakea, bercabang menjadi bronchi yang berada dalam cavum throracalis. Tiap bronchi bercabang lagi dalam pulmo menjadi bronchioli dan berakhir dengan alveolus. Gelembung alveolus ini diliputi oleh pembuluh kapiler dan padanya terjadi pertukaran zat O2 –CO2 sebagai respirasi luar. Sistem sirkulasi, terdiri atas jantung terbungkus oleh kantung pericardium. yang terdiri atas dua lembaran yakni lamina penistalis sebelah luar dan lamina viceralis yang menempel pada dinding jantung sendiri. Jantung terbagi atas empat ruang yakni atrium snistrum dan dextrum, ventriculum dextrum dan sinistrum.  Proses peredaran darah pada mammalia adalah ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmonalis dan ketika darah mengalir melalui hamparan kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan kembali dari paru-paru melalui vena pulmoner ke atrium kiri jantung. Darah yang kaya oksigen mengalir ke dalam ventrikel kiri, ketika ventrikel tersebut membuka dan atrium berkontraksi. Selanjutnya, ventrikel kiri akan memompa darah yang kaya oksigen keluar ke jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta yang mengirimkan darah ke arteri yang menuju keseluruh tubuh. Cabang pertama dari aorta adalah arteri koroner yang mengirimkan darah ke otot jantung itu sendiri. Kemudian ada juga cabang-cabang yang menuju ke hamparan kapiler di kepala dan lengan (atau tungkai depan). Aorta terus memanjang ke arah posterior, sambil mengalirkan darah yang kaya oksigen ke arteri yang menuju ke hamparan kapiler di organ abdomen dan kaki (tungkai belakang).
Sistem ekskresi pada vertebrata melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal. Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air, mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan, serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.
Mammalia berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah dilahirkan, anak hewan mammalia menyusu kepada induknya. Meskipun demikian, ada beberapa jenis mammalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur. Contohnya adalah platypus (Ornithorynchus anatinus). Mammalia  jantan mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas deferens dan untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh hewan betina digunakan penis.
Hewan mammalia betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur atau ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui saluran telur dan akhirnya sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot yang akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Namun tidak semua mammalia memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio memperoleh nutrisi dan oksigen dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat. Jika sudah tiba masa lahirnya, embrio akan lepas dari uterus dan dikeluarkan melalui vagina.
Sistem saraf pada mammalia, secara umum memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Otak (Ensephalon) terdiri dari beberapa bagian yang hampir sama dengan vertebrata yang lain, seperti prosensephalon, lobus opticus, cerebellum dan medulla oblongata.
Skeleton sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaan sambungan – sambungan dan pada bagian tertentu. Di samping tulang rawan terdapat tulang membran. Bagian fasial terdapat  nostril di sebelah dorsal dan sepanjang orbital sampai tempat bola mata dan di sebelah ventral terdapat plat dengan tepi tulang rahang atas yang mengandung gigi, di sebelah luar orbital terdapat archus zygomaticus. Permukaan sebelah posterior terdapat lubang foramen magnum. Rahang bawah mengandung gigi terdiri atas sebuah tulang yang bersendi dengan tulang aquamosa pada kranium. Columna vertebralis tersusun sedemikian rupa sehingga lentur, sebagai pendukung tubuh dan pelindung medulla spinalis (nerve cord). 


DAFTAR PUSTAKA

Campbell. Neil A. 1999. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.
 
Carters, V. W. 1978. Mammalia Darat Indonesia. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Intermasa. Jakarta.
Jenkins, B. 2002. Learning Mammalia. Dominant Publisher and Distributors. New Delhi.

Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.

Suyanto, Agustinus. 2002. Mammalia di Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat.Biodiversity Conservation Project. Bogor.
Van , Derlzon,A.P.M.1979.Mammalia of Indonesia.Draft version UNDP/FAO National Park Development Project: Bogor. 
Veevers dan Carter.1978.Mammalia Darat Indonesia,Edisi Bahasa Indonesia. PT. Intermasa. Jakarta.

2 comments:

Sleep Loss and College Student Performance

The college experience is of great value in providing emerging adults with a structured environment in which they can gain the knowledge, sk...