LAPORAN PENELITIAN MIKROALGA
"Spirulina sp"
Dosen Pembimbing:
Drs. Sulistijono, M.Si
Ainun Nikmati Laily,M.Si
Disusun
Oleh:
Ahmad Nuruddin Khoiri
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
Oktober 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari
langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka
Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan
dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma
mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah)
kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am
: 99).
Dari ayat diatas dapat ditafsirkan bahwa Allah menurunkan tanaman yang
menghijau (klorofil) , yang terkandung dalam tumbu-tumbuhan, baik itu tumbuhan
tingkat tinggi maupun tumbuhan tingkat rendah , seperti mikroalga.
Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran
renik yang termasuk dalam kelas alga. Diameternya antara 3-30 nanometer,
baik sel tunggal maupunkoloni yang hidup di seluruh wilayah perairan tawar
maupun laut yang lazim disebutfitoplankton. Di dunia mikroba, mikroalga
termasuk eukariotik, umumnya bersifatfotosintetik dengan pigmen fotosintetik
hijau (klorofil), cokelat (fikosantin), danmerah (fikoeritin), (Haryoto, 2004).
Morfologi mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada
pembagian tugas yang jelas pada sel-sel komponennya.Hal itulah yangmembedakan
mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi.
Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang
berperan penting dalam lingkungan sebagai produser primer, disamping bakteri
dan fungi yang ada di sekitar
kita.Sebagian besar mikroalga bersifat fotosintetik, mempunyai klorofil
untuk menangkap energi matahari dan karbon dioksida menjadi karbon organik
yangberguna sebagai sumber energi bagi kehidupan konsumer seperti kopepoda,
larvamoluska, udang dan lain-lain. Selain perannya sebagai produser primer,
hasil sampingan
fotosintesa mikroalga yaitu oksigen juga berperan
bagi respirasi biota sekitarnya. Pengetahuan tentang fikologi telah berkembang
pesat setelah beragam jenis alga dengan karakteristiknya masing-masing
berhasil dikultur. Berbagai institusi di
dunia telah menyimpan koleksi kultur mikroalga yang potensial dapat dimanfaatkan
untuk berbagai aplikasi (Panggabean, 2007).
Sebagai produsen, mikroalga mengandung nutrisi yang lengkap kaya protein,
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.Selain itu alga juga mengandung pigmen
astaxanthin, zeaxanthin, chlorophil, phycocyanin, phycoeritrin yang memiliki
fungsi pewarnaan dan antioksidan. Mikro mineralnya bersama vitamin mampu
memperbaiki metabolisme tubuh dan daya tahan. Contoh-contoh yang sudah
dikenal di masyarakat adalah Chlorella dan Spirullina yang dimanfaatkan sebagai
nutraceutis/suplemen kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas yang melatar belakangi pentingnya penelitian ini
dilaksanakan
agar mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis alga dan manfaatnya.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Jenis alga apa
saja yang dapat di identifikasi di karang kates ?
2.
Apa manfaat
dari salah satu jenis alga yang di temukan untuk kesehatan ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui jenis alga ang dapat di identifikasi di karang kates
2.
Untuk
mengetahui manfaat dari salah satu jenis alga yang ditemukan untuk kesehatan
1.4 Manfaat
1.
Untuk memberi
informasi kepada pembaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 FILLUM CYANOPHYTA
Cyanophyta
merupakan suatu divisi (filum) bakteri yang mendapatkan energi melalui
fotosintesis. Cyanophyta termasuk dalam regnum (kerajaan) monera. Ganggang
hijau- biru merupakan salah satu contoh dari kelas Cyanophyceae. Ganggang
hijau-biru memiliki klorofil yang berbeda dari klorofil bakteri yang dapat
berfotosintesis, dan diketahui bahwa oksigen dibebaskan oleh ganggang
hijau-biru pada saat fotosintesis tetapi tidak terjadi pada bakteri. Ganggang
hijau – biru memiliki afinitas mirip bakteri sehingga disebut juga
Cyanobacteria karena organisasi seluler dan biokimianya.
Cyanobacteria/Cyanophyta
atau alga hijau biru merupakan kelompok alga prokariotik. Organisme tersebut
memiliki peran sebagai produsen dan penghasil senyawa nitrogen di perairan.
Beberapa Cyanobacteria juga diketahui dapat memproduksi toksin (racun). Selain
menghasilkan toksin, Cyanobacteria mampu menghasilkan senyawa yang bermanfaat
bagi mahluk hidup lain, antara lain protein dan senyawa lain untuk obat-obatan.
Organisme tersebut bersifat kosmopolit, tidak hanya ditemukan di habitat
akuatik melainkan juga ditemukan di habitat terestrial. Cyanobacteria ada yang
hidup sebagai plankton dan ada pula yang hidup sebagai bentos. Spesies-spesies
yang bersifat planktonik umumnya merupakan spesies-spesies yang mengakibatkan
terjadinya ledakan populasi (blooming) akibat eutrofikasi (pengayaan
nutrisi). Eutrofikasi biasanya disebabkan oleh proses alamiah atau akibat
pencemaran. Keadaan perairan yang kaya nutrisi tersebut menyebabkan pertumbuhan
Cyanobacteria yang sangat cepat. Cyanobacteria juga diketahui diketahui mampu
tumbuh di padang gurun, padang salju, dan sumber air panas. Indonesia sebagai
salah satu negara tropis yang selalu beriklim hangat sepanjang tahun
menyebabkan sering mengalami blooming Cyanobacteria di perairan tawar.
Divisi Cyanophyta atau kelas Cyanophyceae dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:
1.
Chroococcales
2.
Chamaesipphonales
3. Hormogonales
2.1.1
Spirulina sp
Merupakan alga hijau hijau biru foto-autotrof dapat
ditemukan pada perairan tawar maupun asin. Mikroalga ini telah lama digunakan
sebagai sumber bahan makanan di Meksiko dan Afrika dan merupakan salah satu
sumber makanan alami paling potensial baik untuk hewan dan manusia. Kandungan
proteinnya yang tinggi mencapai 60-70% (basis kering) serta kandungan asam-asam
amino Spirulina sesuai dengan rekomendasi badan pangan dunia FAO (Choi et al.
2003). Spirulina merupakan salah satu sumber pangan berpotensi, sebagai contoh
1 are (0,4646 hektar) Spirulina dapat menghasilkan protein 20 kali lebih baik
dari 1 are kedelai atau jagung dan 200 kali lebih baik dari pada daging sapi
(Kozlenko dan Henson 1998).
Spirulina termasuk cyanobacteria atau yang lebih
dikenal dengan alga hijau biru, ada di bumi sejak 3500 juta tahun lalu.
Mikroorganisme ini berukuran 3,5-10 mikron dan memiliki filamen berbentuk
spiral dengan diameter 20-100 mikron. Spirulina mengandung 60% protein dengan
asam-asam amino esensial, sepuluh vitamin, juga berkhasiat sebagai obat
(therapeutic). Selain itu pula, Spirulina memiliki pigmen fikosianin yang
merupakan antioksidan dan antiinflamatori (Romay et al 1998 diacu dalam
Desmorieux 2006), polisakarida yang memiliki efek antitumor dan antiviral (Gao
dan Wu 2000; Mishima et al 1998 diacu dalam Desmorieux 2006), γ-asam linoleat
(GLA) dari Spirulina dapat berfungsi dalam penurun kolesterol (Samuels et al.
2002 diacu dalam Desmorieux 2006).
2.1.2
Klasifikasi
Spirulina secara taksonomi menurut Bold dan Wyne (1978)
sebagai berikut:
Kingdom :
Protista
Divisi :
Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Oscilatoriaceae
Genus : Spirulina
Spesies : Spirulina sp.
2.1.3 Ekologi dan Habitat
Lingkungan
tempat tumbuh Spirulina harus dapat memenuhi semua kebutuhan yang
diperlukan untuk mendapatkan pertumbuhan Spirulina yang baik. Faktor
lingkungan utama yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga antara lain adalah
nutrien, cahaya, suhu, pH dan agitasi (Richmond 1988). Fitoplankton tersebut
mempunyai daya toleransi tinggi dan dapat hidup di dalam keadaan ekosistem
seperti pada segmen I tersebut.
Spirulina termasuk ke dalam mikroalga mesofilik, yang
dapat tumbuh pada temperatur 20-400C dengan suhu optimum pertumbuhannya
25-330C. Suhu minimum untuk pertumbuhannya adalah antara 18-200C. Umumnya
kisaran temperatur untuk pertumbuhan mikroalga hijau-biru lebih besar
dibandingkan jenis mikroalga lainnya (Borowitzka dan Borowitzka, 1988). Hasil
pengukuran suhu selama penelitian berkisar antara 22,5-250C, sehingga masih
dalam kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan S. fusiformis.
2.2 Distribusi Mikroalgae
Isnansetyo dan
Kurniastuty (1995), menyatakan bahwa terdapat empat kelompok mikroalga antara
lain : diatom (Bacillariophyceae), alga hijau (Chlorophyceae), alga emas
(Chrysophyceae) dan alga biru (Cyanophyceae). Penyebaran habitat mikroalga
biasanya di air tawar (limpoplankton) dan air laut (haloplankton), sedangkan
sebaran berdasarkan distribusi vertikal di perairan meliputi : plankton yang
hidup di zona euphotik (ephiplankton), hidup di zona disphotik (mesoplankton),
hidup di zona aphotik (bathyplankton) dan yang hidup di dasar perairan / bentik
(hypoplankton) (Eryanto et.al, 2003).
2.4 Manfaat
Mikroalgae
Peran pembuatan
bahan kehidupan dari mineral yang tak bernyawa dimulai dari tumbuhan.Mikroalga
sebagai tumbuhan tingkat paling rendah memiliki kemampuan tinggi untuk
melakukan demineralisasi tersebut di lingkungan perairan.Nutrien sederhana
dibuat menjadi molekul kehidupan yang lebih kompleks dengan bantuan sinar
matahari. Mikroalga inilah yang kemudian menentukan
produktifitas primer perairan.
Sebagai produsen,
mikroalga mengandung nutrisi yang lengkap kaya protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral.Selain itu alga juga mengandung pigmen astaxanthin,
zeaxanthin, chlorophil, phycocyanin, phycoeritrin yang memiliki fungsi pewarnaan
dan antioksidan. Mikro mineralnya bersama vitamin mampu
memperbaiki metabolisme tubuh dan daya tahan. Contoh-contoh yang sudah
dikenal di masyarakat adalah Chlorella dan Spirullina yang dimanfaatkan sebagai
nutraceutis/suplemen kesehatan. Spesies lain seperti diatom dimanfaatkan
sebagai pakan utama pembenihan udang laut. Mikroalga juga memiliki kemampuan
menyerap logam berat dan limbah sehingga sering dimanfaatkan sebagai pemurni
lingkungan. (aquafiles.wordpress.com)
2.5 Faktor yang Mempengaruhi keberadaan Mikro
algae
1. pH
Derajat keasaman atau
pH digambarkan sebagai keberadaan ion hidrogen. Variasi pH pada dapat
mempengaruhi metabiolisme dan pertumbuhan kultur mikroalga antara lain mengubah
keseimbangan karbon anorganik, mengubah ketersediaan nutrien dan mempengaruhi
fisiologi sel. Kisaran pH untuk kultur alga biasanya antara 7-9, kisaran optimum
untuk alga laut berkisar antara 7,8-8,5. Secara umum kisaran pH yang optimum
pada kulturNannochloropsis sp. antara 7 – 10 (Anonim, 2008).
2. Salinitas
Kisaran salinitas yang
berubah-ubah dapat mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Beberapa fitoplankton
dapat tumbuh dalam kisaran salinitas yang tinggi tetapi ada juga yang dapat
tumbuh dalam kisaran salinitas yang rendah.Namun, hampir semua jenis
fitoplankton dapat tumbuh optimal pada salinitas sedikit dibawah habitat
asal.Pengaturan salinitas pada medium yang diperkaya dapat dilakukan dengan
pengenceran dengan menggunakan air tawar.Kisaran salinitas yang dimiliki oleh Nannochloropsis sp. antara 32–36 ppt,
tetapi salinitas paling optimum untuk pertumbuhan Nannochloropsis sp. adalah 33-35 ppt (Anonim, 2008).
3. Suhu
Suhu merupakan salah
satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Perubahan suhu
berpengaruh terhadap proses kimia, biologi dan fisika, peningkatan suhu dapat
menurunkan suatu kelarutan bahan dan dapat menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme dan respirasi fitoplankton diperairan. Secara umum suhu optimal
dalam kultur fitoplnkton berkisar antara 20-24oC. Suhu dalam kultur diatur
sedemikian rupa bergantung pada medium yang digunakan. Suhu di bawah 16oC dapat
menyebabkan kecepatan pertumbuhan turun, sedangkan suhu diatas 36oC dapat
menyebabkan kematian.Beberapa fitoplankton tidak tahan terhadap suhu yang
tinggi. Pengaturan suhu dalam kultur fitoplankton dapat dilakukan dengan
mengalirkan air dingin ke botol kultur atau dengan menggunakan alat pengatur
suhu udara (Taw, 1990).
4. Cahaya
Cahaya merupakan sumber
energi dalam proses fotosintesis yang berguna untuk pembentukan senyawa karbon
organik. Intensitas cahaya sangat menentukan pertumbuhan fitoplankton yaitu
dilihat dari lama penyinaran dan panjang gelombang yang digunakan untuk
fotosintesis. Cahaya berperan penting dalam pertumbuhan mikroalga, tetapi
kebutuhannya bervariasi yang disesuaikan dengan kedalaman kultur dan
kepadatannya. Kedalaman dan kepadatan kultur yang lebih tinggi menyebabkan
intensitas cahaya yang dibutuhkan tinggi. Intensitas cahaya yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan fotoinhibisi dan pemanasan. Penggunaan lampu dalam kultur
mikroalga minimal dinyalakan 18 jam per hari, hal tersebut dilakukan sampai
mikroalga dapat tumbuh dengan konstan dan normal (Coutteau,1996).
5. Karbondioksida
Karbondioksida
diperlukan oleh fitoplankton untuk memenbantu proses fotosintesis.
Karbondioksida dengan kadar 1-2 % biasanya sudah cukup digunakan dalam kultur
fitoplankton dengan intensitas cahaya yang rendah. Kadar karbondioksida yang
berlebih dapat menyebabkan pH kurang dari batas optimum sehingga akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan fitoplankton (Taw, 1990).
6. Nutrien
Fitoplankton
mendapatkan nutrien dari air laut yang sudah mengandung nutrien yang cukup
lengkap. Namun pertumbuhan fitoplankton dengan kultur dapat mencapai optimum
dengan mencapurkan air laut dengan nutrien yang tidak terkandung dalam air laut
tersebut. Nutrien tersebut dibagi menjadi makronutrien dan mikronutrien,
makronutrien meliputi nitrat dan fosfat.Makronutrien yang berupa nitrat dan
fospat merupakan pupuk dasar yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton.Nitrat
adalah sumber nitrogen yang penting bagi fitoplankton baik di air laut maupun
di air tawar. Bentuk kombinasi lain dari nitrogen seperti amonia, nitrit, dan
senyawa organik dapat dapat digunakan apabila kekurangan nitrat. Mikronutrien
organik merupakan kombinasi dari beberapa vitamin yang berbeda-beda. Vitamin
tersebut antara lain B12, B1 dan Biotin. Mikronutrien tersebut digunakan
fitoplankton untuk berfotosintesis (Taw, 1990).
7. Aerasi
Aerasi dalam kultur
mikroalga diguanakan untuk proses pengadukan medium kultur. Pengadukan sangat
penting dilakukan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya pengendapan sel,
nutrien dapat tersebar sehingga mikroalga dalam kultur mendapatkan nutrien yang
sama, mencegah sratifikasi suhu, dan meningkatkan pertukaran gas dari udara ke
medium. (Coutteau, 1996). Pertumbuhan fitoplankton
dalam kultur dapat ditandai dengan bertambah besarnya ukuran sel atau
bertambahnya banyaknya jumlah sel. Kepadatan sel dalam kultur Nannochloropsis sp. digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan jenis fitoplankton tersebut. Kecepatan tumbuh dalam
kultur ditentukan dari medium yang di gunakan dan dapat dilihat dari hasil
pengamatan kepadatan Nannochloropsis sp.
yang dilakukan tiap 24 jam (1 hari) untuk kultur Nannochloropsis sp. Pertumbuhan fitoplankton secara umum dapat
dibagi menjadi lima fase yang meliputi fase lag, fase eksponensial, fase
penurunan kecepatan pertumbuhan, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase
lag penambahan jumlah densitas fitoplankton sangat rendah atau bahkan dapat
dikatakan belum ada penambahan densitas. Hal tersebut disebabkan karena sel-sel
fitoplankton masih dalam proses adaptasi secara fisiologis terhadap medium
tumbuh sehingga metabolisme untuk tumbuh manjadi lamban. Pada fase
eksponensial, terjadi pertambahan kepadatan sel fitoplankton (N) dalam waktu
(t) dengan kecepatan tumbuh (µ) sesuai dengan rumus eksponensial. Pada fase
penurunan kecepatan tumbuh pembelahan sel mulai melambat karena kondisi fisik
dan kimia kultur mulai membatasi pertumbuhan. Pada fase stasioner, faktor
pembatas dan kecepatan tumbuh sama karena jumlah sel yang membelah dan yang
mati seimbang. Sedangkan pada fase kematian, kualitas fisik dan kimia kultur
berada pada titik dimana sel tidak mampu lagi mengalami pembelahan.
Keberhasilan kultur ditandai dengan pertumbuhan yang semakin meningkat dari
kepadatan fitoplankton, hal tersebut merupakan waktu generasi pertumbuhan
fitoplankton, sehingga dapat dikatakan waktu generasi merupakan waktu yang
diperlukan suatu fitoplankton untuk membelah dari satu sel menjadi beberapa sel
dalam pertumbuhan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat
3.1.1 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel di
laksanakan di waduk karangkates pada jam 07.00 wib, pada hari minggu tanggal 29
September 2013.
3.1.2 Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada
hari senin tanggal 30 september 2013 di laboratorium optik Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Plankton net 1
buah
2. Water sampler 1
buah
3. Botol 2
buah
4. pH meter 1
buah
5. Mikroskop Cayahaya 1
buah
6. Deck glass 1
buah
7. Objek glass 1
buah
8. Kamera 1
buah
9. Pipet 1
buah
3.2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Sampel air 100
ml
2. Formalin 100
ml
3.3
Cara kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada penelitian kali ini adalah
sebagai berikut :
3.3.1 Observasi Lapangan
1.
Diambil air dengan menngunakan watersampler
dengan kedalaman 2 meter dan diatas permukaan
2.
Disaring dengan menggunakan plankton net
3.
Dimasukkan kedalam botol air mineral dan botol
kecil
4.
Dimasukkan formalin kedalam 2 botol kecil
3.3.2 Observasi
Laboratorium
1.
Disiapkan mikroskop
2.
Dilakukan standart prosedur penggunaan
mikroskop
3.
Diambil berapa tetes sampel air dengan
menggunakan pipet tetes
4.
Diletakkan diatas kaca preparat
5.
Diamati dengan menggunakan mikroskop
6.
diambil hasil gambar pengamatan mikroalga
dengan menggunakan kamera
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Gambar pengamatan
|
Gambar literatur
|
Spirulina sp
|
4.2 Pembahasan
Spirulina adalah jenis ganggang yang terdapat di air tawar dan laut.
Ganggang mikroskopis dikumpulkan sebagai kumparan berbentuk spiral dalam warna
biru-hijau. Itu digunakan sebagai sumber makanan tradisional oleh sejumlah suku
kuno seperti suku Aztec dan Mesoamericans. Banyak orang mengkonsumsi sebagai
suplemen kesehatan untuk memanfaatkan lebih dari 65% protein selain banyak gizi
lainnya. Tentu saja air danau terletak di jas daerah tropis dan subtropis untuk
pertumbuhan alami dari ganggang. Tetapi orang modern membudidayakan ganggang
ini untuk tujuan komersial karena dapat dipasarkan sebagai sumber protein murni
dan alami. Sesuai statistik yang tersedia, Spirulina tumbuh dengan
kecepatan tinggi dan jauh lebih cepat dibandingkan dengan budidaya lainnya
seperti kacang kedelai. Ketika perusahaan berkultivasi ganggang ini, itu bisa
mendapatkan jumlah lebih banyak protein per hektar dibandingkan dengan protein
lain menghasilkan benih termasuk kedelai bean. Huge Sumber Gizi , Produk
ini dikonsumsi oleh sejumlah besar orang sebagai suplemen diet karena besar
jumlah nutrisi diberikan oleh negara ini. Beberapa orang bahkan menggunakannya
sebagai makanan keseluruhan karena jumlah protein yang jauh lebih tinggi yang
ditawarkan oleh produk. Ketika astronot melakukan misi ruang angkasa jangka
panjang durasi, mereka mengkonsumsi Spirulina secara teratur
sebagai makanan sehari-hari mirip dengan bahan makanan lainnya. Seseorang mendapat
berbagai jenis vitamin, mineral, kalium, kalsium, magnesium, natrium fosfor,
dan besi, yang penting untuk membangun dan pemeliharaan tubuh manusia. Sebagai
gizi normal yang ditawarkan oleh diet yang normal tidak mencukupi untuk fungsi
normal tubuh manusia, orang mengkonsumsi produk untuk mengimbangi sistem mereka
dengan unsur-unsur nutrisi penting kurang dalam makanan sehari-hari. Permintaan
yang besar untuk suplemen ini mendorong banyak pengusaha untuk menumbuhkan
algae secara buatan untuk mendapatkan profit.
Effect di Tubuh Manusia: Ketika Anda mulai mengkonsumsi produk
secara teratur, tubuh Anda akan berbagai jenis vitamin, mineral, kalium,
kalsium , magnesium, natrium, fosfor dan besi. Unsur-unsur nutrisi adalah
sangat penting untuk kelancaran fungsi berbagai bagian tubuh dan organ. Sistem
manusia dapat menyerap protein yang terkandung dalam Spirulina
dalam bentuk yang paling alami dan paling murni. Ketika tubuh anda menyerap
protein ini ia mendapatkan manfaat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pembentukan
sel yang berbeda dalam tubuh manusia. Sehingga tubuh Anda dapat melakukan
sejumlah tugas reguler dalam manner.Enhances lebih efisien dan tidak terputus
Sistem kekebalan: Sebuah Banyaknya penelitian klinis telah menyoroti
efektivitas produk adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini
juga terbukti efektif dalam mengurangi jumlah ini kolesterol di dalam tubuh
manusia dan malam memerangi beberapa penyakit kronis seperti kanker. Jadi
dengan mengkonsumsi suplemen diet secara teratur, Anda dapat mencegah berbagai
penyakit seperti stroke jantung dan kanker dan hidup sehat dan bugar. Banyak
orang lebih suka Spirulina karena sifat obat untuk menjaga tubuh manusia secara alami dan
tidak berbahaya. Anda dapat mengkonsumsi produk ini tanpa takut terhadap
ancaman atau efek samping yang merugikan.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa :
·
jenis-jenis mikroalga yang dapat di identifikasi di waduk
karang kates yaitu Spirulina sp.
·
spirulina sp
memiliki banyak manfaat yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Angka dan Suhartono. 2000. Manfaat dan Kandungan Biota-biota Laut.
Kanisius. Yogyakarta
Anonim. 2008. Faktor-faktor distribusi alga. Kanisius.
Yogyakarta
Cotteau. 1996.Trends in ecology and evolution. Doctor disertation, University of
Rostock
Eryanto. 2003.
Keanekaragaman Hayati Laut : Aset
Pembangunan berkelanjutan Indonesia. Gramedia Pustaka. Jakarta
Isnansetyo dan
Kurniastuty.1995.Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton.
Kanisius. Jogjakarta. 198 hal
Nybakken, J.W. 1988. Biologi laut: suatu pendekatan ekologis. Gramedia : Jakarta
Pamungkas, Agung. 2005. Sistem Taksonomi hewan dan tumbuhan. ANDI : Bandung
Richmond, J.E. 1988. Plankton and productivity in the oceans. Pergamon Press : Oxford
Taw Nyan,DR. 1990 . Petunjuk Pemeliharaan Kultur Murni dan Massal Mikroalga. Proyek
Pengembangan Budidaya Udang : United Nations Development Progrramme Food and
agriculture organization of the Unite Nations. US. 34 hal (diterjemahkan
oleh : Budiono M & Indah W)
Dimana kita bisa mendapatkan bibit spirulina untuk kemudiaan di kultur
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletekunjungi blog saya juga ya... http://ainunlaily.blogspot.com :-)
ReplyDeletehalo, apakah di waduk karang kates ini ada yang membudidayakan spirulina?
ReplyDelete