Thursday 7 November 2013

Laporan Praktikum SPH I "Jaringan Epitel"



BAB I
PENDAHULUAN

Makhluk hidup multiselular memiliki organisasi kehidupan yang dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat yang sangat kompleks. Tingkat sederhana yang dimaksud adalah sel. Sel adalah unit fungsional terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Bagi organisme uniseluler yang hanya memiliki sebuah sel, maka sebuah sel itulah yang mengendalikan seluruh aktivitas hidupnya. Tingkat selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dasar yang menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu jaringan epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan tulang, jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh limfa), jaringan saraf, dan jaringan otot.
Praktikum Struktur Hewan kali ini ialah mengenai Jaringan epitel yang menyusun tubuh hewan. Jaringan epitel itu sendiri memiliki berbagai macam bentuk, lapisan, dan letak, serta fungsinya bagi tubuh. Oleh karena itu, melalui berbagai kegiatan pengamatan dalam Praktikum Struktur Hewan ini, diharapkan agar Mahasiswa dapat memperluas pemahamannya terhadap struktur tubuh hewan. Mahasiswa dapat membedakan ciri-ciri yang dimiliki oleh tiap jenis jaringan epitel, mengetahui letak jaringan-jaringan epitel tersebut pada tubuh, dan memahami fungsi masing-masing jaringan epitel tersebut.   

Pengetahuan tentang Jaringan yang menyusun tubuh hewan khususnya jaringan epitel merupakan pengetahuan dasar yang tentunya akan sangat membantu Mahasiswa itu sendiri untuk masa-masa yang akan datang. Praktikum ini juga memberikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk dapat mengamati secara langsung struktur Jaringan epitel sehingga akan lebih memahami dan tidak hanya sebatas imajinasi.
 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan (tissue) adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan yang berbeda memiliki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan oleh suatu matriks ekstraseluler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya istilah Jaringan (tissue) berasal dari bahasa Latin yang berarti “tenunan”. Kita dapat mengelompokkan jaringan ke dalam empat kategori utama yaitu jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Keempat macam jaringan tersebut ditemukan pada semua hewan kecuali hewan yang paling sederhana (Campbell, 2002).
Jaringan adalah sekelompok sel yang serupa secara struktural (begitu pula dengan produk yang dihasilkan) yang mengalami spesialisasi untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Ada empat jenis jaringan dasar yang ditemukan pada tubuh manusia, yaitu epitelium, jaringan ikat, jaringan otot, jaringan saraf. Semua struktur tubuh tersusun dari beragam jumlah jaringan ini, sebagian besar organ utama tersusun atas penggabungan keempat jenis jaringan ini. Jaringan yang terdapat pada seluruh permukaan tubuh dan memiliki susunan yang rapat adalah jaringan epitel. Jaringan epitel dapat dibagi ke dalam dua klasifikasi, epitelium penutup dan pelapis, dan epitelium glandular (Sloane,2004 : 69).
Jaringan epitel merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang susunannya rapat, matriks ekstraselnya sedikit dan biasanya membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Epitel tersebut biasanya dinamakan epitel penutup. Jaringan epitel dapat juga dijumpai pada berbagai kelenjar, oleh sebab itu dinamakan epitel kelenjar. Bentuk jaringan epitel berupa lembaran selapis atau beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang bentuknya sama, yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstraseluler atau matriks yang sangat sedikit. Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan dasar (Tim Dosen UIN, 2011: 1).
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan. Bentuk jaringan epitel berupa lembaran selapis atau beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang bentuknya sama, yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstraseluler atau matriks yang sangat sedikit. Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan dasar yaitu jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan saraf. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polihedral yang berkumpul dengan erat dengan sangat sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat, Jadi terbentuk lapisan-lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya (Umar,2011: 28).
Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam) atau suatu permukaan bebas (luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium bertumpu pada suatu membran dasar yang biasa disebut membran basalis. Berdasarkan atas banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium dapat dibedakan menjadi epithelium selapis dan epithelium berlapis. Sedangkan atas dasar bentuk selnya maka sel epitel dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus (kuboid), atau memanjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-rambut halus (silia atau rambut getar) pada permukaan distalnya. Beberapa sel epitel juga dapat mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai kelenjar (glandula) atau berfungsi sensoris atau dapat pula untuk menyerap makanan (Nasir, 1994).
         Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan. Bentuk jaringan epitel berupa lembaran selapis atau beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang bentuknya sama, yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstraseluler atau matriks yang sangat sedikit. Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan dasar yaitu jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan saraf. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polihedral yang berkumpul dengan erat dengan sangat sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat, Jadi terbentuk lapisan-lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya (Umar, 2011: 59).
         Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polyhedral yang berkumpul dengan erat dengan sangat sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat. Jadi, terbentuk lapisan-lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya. Jaringan epitel mempunyai fungsi utama, yaitu: menutupi dan melapisi permukaan (misal kulit), absorbsi (misal usus), sekresi (misal sel epitel kelenjar), sensoris (misal neuroepitel), dan kontraktil (misal sel mioepitel) (Yusminah, 2007: 76).
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel yang memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh. Jaringan ini juga membentuk kulit yang membungkus tubuh. Epitel kulit melindungi jaringan di bawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet, dan serangan bakteri (Kimball, 1992).
Sifat-sifat jaringan epitel tergantung dari fungsi dan letaknya di dalam tubuh. Walaupun demikian, mereka mempunyai sifat umum yang sama. Adapun sifat umum jaringan epitel adalah bentuk sel dasarnya ada tiga jenis yaitu sel skuamosa, sel kuboid, dan sel kolumnar. Semua jaringan epitel pada permukaan basalnya melekat pada penyambung dibawahnya yang disebut dengan “lamella basalis” yang merupakan bagian dari membran basalis. Semua jaringan epitel avaskuler. Sel-sel jaringan epitel yang bersebelahan mempunyai daerah-daerah yang berlekatan khusus yang disebut “tautan sel” dan adanya polarisasi sel-sel pada jaringan epitel. Dari pengelompokan jaringan epitel berdasarkan struktur fungsi, sel epitel biasanya digolongkan menjadi dua golongan utama menurut struktur dan fungsinya yaitu epitel penutup dan epitel kelenjar. Jaringan epitel penutup merupakan jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan seperti membran yang menutupi permukaan luar dan melapisi rongga tubuh. Secara morfologis mereka dapat digolongkan menurut jumlah lapisan sel dan morfologis sel-sel dalam lapisan permukaan. Jaringan epitel kelenjar adalah jaringan yang dibentuk oleh sel-sel terkhususkan dalam menghasilkan suatu sekresi cair yang komposisinya berbeda dengan komposisi darah atau cairan intresel. Epitel yang membentuk kelenjar unisel terdiri dari sel kelenjar (Umar'2011: 29).
Berdasarakan bentuknya digolongkan oleh jumlah lapisan sel. Sel di permukaan bebas dapat kuboid, kolumner, atau skuamosa, tergantung apakah epitel memiliki satu atau lebih lapisan. Epitel sederhana memiliki memiliki selapis tunggal sel, contoh skuamosa sederhana yang relatif bocor sehingga memungkinkan bahan-bahan berpindah melewati sel secara duifusi. Epitel dikhususkan untuk fungsi ini dijumpai melapisi pembuluh darah dan kantung udara paru sedangkan epitel sederhana dikhususkan absorbsi dan sekresi. Epitel bertingkat atau berlapis-lapis sel. Jenis epitel ini dapat beregenerasi dengan relatif mudah. Seiring dengan sel tua terlepas kepermukaan bebas, sel di dekat membran basal membelah dan mendorong sel baru ke permukaan bebas itu. Epitel yang demikian ditemukan pada permukaan yang terus menerus terpajan ke keadaan abrasif, misalnya kulit luar dan lapisan saluran atau rongga tubuh tertentu. Epitel bertingkat semu tampak bertingkat karena selnya memiliki bentuk yang bervariasi. Tetapi sebenarnya merupakan selapis tunggal sel (Bresnick,2003: 80).

Menurut Syamsuri (1998) Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel dibagi menjadi  beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1.    Epitel Pipih Selapis
          Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk  pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih selapis tersusun sangat rapat.  Lokasi :Epitel pipih selapis terdapat pada jaringan epitelium pembuluh limfe  (getah bening), pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, paru- paru, ginjal, dan selaput perut. Fungsi : Jaringan ini berfungsi dalam proses difusi, osmosis, filtrasi, dan  sekresi.
2.    Epitel Pipih Berlapis Banyak 
          Jaringan epitel pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih berlapis banyak tersusun sangat rapat. Lokasi Jaringan epitel pipih berlapis banyak terdapat pada jaringan epitelium rongga mulut, rongga hidung, esofagus, telapak kaki, dan vagina. Fungsi : Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung.
3.    Epitel Silindris Selapis 
         Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk silindris. Lokasi Jaringan ini terdapat pada epitelium kelenjar pencernaan, jonjot usus, kantung empedu, lambung (ventrikulus), dan usus (intestinum). Fungsi : Jaringan epithelium ini berfungsi untuk penyerapan nutrisi di usus  dan sekresi

4.    Epitel Silindris Berlapis Banyak
Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu lapis sel berbentuk silindria.    Lokasi    Jaringan ini  terdapat  pada   jaringan epitelium laring, faring, trakea, dan kelenjar ludah. Fungsi : Jaringan epitel silindris berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.

5.    Epitel Kubus Selapis
          Jaringan epitel kubus selapis   disusun oleh selapis   sel yang berbentuk kubus. Lokasi Jaringan ini terdapat pada epithelium  permukaan  ovarium, lensa mata, nefron ginjal, dan kelenjar tiroid. Fungsi    Jaringan epitel kubus selapis berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.

6.    Epitel Kubus Berlapis Banyak
          Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu lapis sel yang berbentuk kubus. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada epitelium folikel ovarium, permukaan ovarium, testis, saluran kelenjar minyak, dan kelenjar keringat pada kulit. Fungsi : Jaringan epitel kubus berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan absorpsi, serta melindungi dari gesekan dan pengelupasan.

7.    Epitel Transisi
          Jaringan epitel transisi disusun oleh berlapis-lapis sel. Jaringan ini tidak dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuk jaringan epitel transisi dapat berubah dan permukaan lapisannya dapat menggembung. Lokasi Jaringan epitel transisi terdapat pada epitelium ureter, uretra, saluran pernapasan, dan kantung kemih.

8.    Epitel Kelenjar
          Jaringan epitel kelenjar merupakan jaringan epitel khusus yang berperan dalam sekresi senyawa untuk membantu proses fisiologis. Senyawa yang disekresikan disimpan di dalam sel dalam bentuk granula sekresi. Kelenjar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelenjar endokrindan kelenjar eksokrin. 

Menurut Zulkarnaim (2011: 31), Jaringan epitel dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan susunannya serta bentuk dan fungsinya. Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi:
1. Epitel pipih (bentuk skuamosa).
a. Epitel pipih selapis bentuknya pipih selapis. Terletak padaperitoneum, pembuluh darah, limfa, glomerulus, alveolus serta saluran ekskresi kecil dari berbagai kelenjar. Epitel pipih selapis berfungsi difusi dan filtrasi.
b. Epitel pipih berlapis banyak berbentuk pipih banyak berlapis. Terletak pada rongga mulut epidermis, esophagus, vagina, dan rongga hidung. Epitel banyak berlapis berfungsi sebagai proteksi.
2. Epitel kubus (bentuk kuboid) .
a. Epitel kubus selapis berbentuk kubus selapis. Terletak pada lensa mata, kelenjar dan salurannya, permukaan ovari, saluran nefron ginjal. Epitel kubus selapis berfungsi sebagai sekresi dan absorbsi.
b. Epitel kubus berlapis berbentuk kubus banyak lapis. Epitel ini terletak pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan indung telur. Epitel kubus banyak berlapis berfungsi sebagai sekresi.

3. Epitel silindris (bentuk kolumnar).
a. Epitel silindris selapis berbentuk silinder berlapis. Terletak pada lambung, usus, kantung empedu, kelenjar pencernaan, dan saluran uterus. Epitel silindris berfungsi sebagai sekresi, absorbsi, proteksi, meminyaki, memindahkan benda-benda dengan sillia, sebuah saluran pada sel telur di dalam uterus.
b. Epitel silindris berlapis banyak berbentuk silinder banyak berlapis. Terletak pada faring, laring, uterus, saluran eksresi, kelenjar ludah, dan kelenjar susu. Adapun fungsi dari epitel silindris berlapis yakni berfungsi sekresi dan pergerakan.
c. Epitel silindris bersilia berbentuk silindris banyak lapis dengan silia. Terletak pada reproduksi jantan, rongga hidung. Epitel silindris bersilia ini memiliki fungsi sebagai proteksi, sekresi, dan gerakan zat-zat melewati permukaan.
4. Epitel transisional merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan. Berdasarkan bentuknya, bila jaringannya menggelembung bentuknya berubah.

Menurut Sloane (2004: 69), jaringan epitel dapat dibagi ke dalam dua klasifikasi berdasarkan jenisnya, struktur dan fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Epithelium penutup dan pelapis adalah lapisan sel yang menutupi bagian internal dan eksternal dari permukaan tubuh dan organ serta melapisi rongga tubuh dan organ berongga.
a. Endotelium adalah epithelium yang melapisi pembuluh darah.
b. Mesotelium adalah epithelium yang melapisi beberapa rongga tubuh.
2. Epithelium glandular berasal dari epithelium yang melapisi atau menutupi sel-sel yang tumbuh sampai ke dalam jaringan penunjang.
a. Kelenjar eksokrin mempertahankan duktus atau suatu hubungan ke permukaan tubuh (misalnya kelenjar saliva, dan kelenjar-kelenjar pencernaan).
b. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang tidak memiliki duktus keluar, kelenjar ini kehilangan hubungan dengan permukaan tubuh dan menjadi massa padat yang terpisah (misalnya kelenjar hipofisis, dan kelenjar adrenal). 

Menurut Rahmawan (2010), berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel terbagi atas beberapa jaringan, yakni epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel silindris selapis, epitel silindris berlapis banyak, epitel kubus selapis, epitel kubus berlapis banyak, dan epitel transisi.
Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis (sederhana) banyak ditemukan pada organ-organ seperti pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru, alveoli, dan selaput perut. Sitoplasma jaringan ini sangat jernih, inti selnya berbentuk bulat di tengah, dan sel-selnya tersusun sangat rapat. Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses filtrasi, sekresi, dan difusi osmosis.
Epitel Pipih Berlapis
Seperti epitel pipih selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis (kompleks) tersusun sangat rapat. Rongga mulut, esofagus, laring, vagina, saluran anus, dan rongga hidung banyak tersusun oleh jaringan ini. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus.
Epitel Batang Selapis
Sel berbentuk batang, sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat berada di dekat dasar merupakan ciri jaringan ini. Epitel batang selapis banyak ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong empedu, saluran rahim, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan bagian atas. Jaringan epitel batang selapis berfungsi dalam proses sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil mukus, dan pelicin/pelumas permukaan saluran.
Epitel Batang Berlapis Banyak
Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan epitel batang berlapis banyak terdapat pada beberapa organ tubuh seperti bagian mata yang berwarna putih, faring, laring, dan uretra. Fungsi epitel batang berlapis banyak yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil mukus, dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.
Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Fungsi epitel kubus selapis adalah tempat sekresi.
Epitel Kubus Berlapis Banyak
Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada beberapa bagian tubuh, yakni folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus. Selain itu, jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung dari gesekan.
Epitel Transisi
Sel penyusun epitel transisi bentuknya dapat berubah dan berlapislapis. Epitel ini dapat ditemukan pada organ saluran pernafasan, ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih berisi urine, sel epitel akan berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris. 

            Seperti halnya kelenjar eksokrin, kelenjar endokrin dapat bersifat uniseluler atau multiseluler. Contoh yang uniseluler adalah sel argentafin pada saluran pencernaan, sedangkan yang multiseluler misalnya kelenjar tiroid, paratiroid, adrenal, dan hifofisis. Selain itu terdapat kelenjar campuran seperti ovarium, testis, hati, dan pankreas ( Umar,2011: 37 ).

Semua kelenjar eksokrin di dalam tubuh tersusun atas sel-sel epitel. Hal yang sama terdapat pada kelenjar endokrin kecuali pada pars nervosa hipofisis dan medulla adrenal yang keduanya terdiri atas jaringan saraf termodifikasi. Kelenjar eksokrin dapat berupa uniseluler misalnya sel Goblet pada epitel saluran pernafasan bagian atas atau pada usus halus. Kelenjar eksokrin bersekresi dengan tiga cara yaitu secara merokrin, epokrin, holokrin. Kelenjar tubuler sederhana dapat dijumpai pada korpus uterus dan Crypt of lieberkuhn, kelenjar tubuler bercabang majemuk dapat dijumpai pada kelenjar Brunner, kelenjar asiner majemuk dijumpai pada pankreas, dan kelenjar tubuler asiner majemuk dijumpai pada kelenjar sub mandibularis dan kelenjar mammae (Tim Pengajar, 2010).
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu yang tidak memiliki saluran. Hasil sekresi kelenjar endokrin langsung memasuki system peredaran darah. Senyawa yang dihasilkan disebut hormon. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid, dan kelenjar tiroid. Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang sekresinya melalui saluran khusus. Kelenjar ini berfungsi membantu metebolisme dan komunikasi. Contoh kelenjar eksokrin yang membantu metabolisme adalah kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan pancreas. Contoh kelenjar eksokrin yang berperan dalam komunikasi adlah feromo. (Nugroho, 2004).

Menurut Anonim2 (2010), Jaringan epitel kelenjar dibedakan berdasarkan:
1.    Pemanfaatan hasil kelenjarnya secara garis besar; dibedakan menjadi kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kedua jenis kelenjar yang disebutkan diatas kesemuanya berasal dari membran epitel yang menutupi permukaan,yang pada suatu saat tumbuh masuk ke dalam jaringan pengikat dibawahnya. Kelompok sel-sel epitel yang mengadakan invasi tersebut. Kelenjar eksokrin : kelenjar ini melepaskan sekret melalui saluran kelenjar (duktus ekskretorius), misalnya kelenjar ludah atau langsung dalam rongga alat berdekatan, misalnya pada kelenjar dinding usus. Sel penghasil sekret dinamakan eksokrinosit.Kelenjar endokrin: kelenjar ini melepaskan sekret langsung ke dalam pembuluh darah atau limfe, dan diangkut ke alat atau jaringan sasaran. Contoh pada kelenjar thyroidea.
2.    Jumlah sel, kelenjar; Kelenjar uniseluler: Kelenjar ini hanya tersusun oleh 1 sel. Kelenjar jenis ini tidak mempunyai saluran keluar, karena biasanya terdapat pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala atau sel cangkir atau “goblet cell”. Kelenjar multiseluler: Terdiri atas banyak sel, umumnya membentuk kelenjar.
3.    Cara pembentukan dan pelepasan sekret; Kelenjar Merokrin: Isi lain sel kelenjar tidak diikutsertakan dalam sekret, sehingga sel sama sekali tidak rusak.Contoh pada Pars exocrin Pancreatis, kelenjar sudorifera. Kelenjar Holokrin: Semua isi sel diikutsertakan dalam sekret. Contoh pada kelenjar sebasea (kelenjar minyak), Sel-sel gamet jantan dan betina. Kelenjar Apokrin: Pada sekret diikutsertakan isi bagian puncak sel, yang menjadi rusak. Contoh pada kelenjar axillaris, kelenjar sirkumanale.
4.    Sifat sekretnya; kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi: Kelenjar Sitogen yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya. Contoh pada testis dan ovarium. Kelenjar Nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung sel-sel. Dari jenis kelenjar ini , dibedakan menjadi: Kelenjar Mukosa, kelenjar Serosa dan kelenjar Seromukosa (campuran). Kelenjar Mukosa: Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya piramidal dengan bagian puncahnya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai bahan pembentuk lendir. Inti sel berbentuk gepeng terdesak di daerah basal. Apabila premusin telah dilepaskan oleh sel kelenjar, maka bahan tersebut berubah menjadi mukus lendir. Diantara kelenjar-kelenjar yang termasuk jenis ini , ada yang berbentuk uniseluler yaitu sel Piala. Kelenjar Serosa: Kelenjar ini menghasilkan sekretnya yang encer jernih yang berbentuk sebagai albumin, kadang-kadang mengandung enzim. Sel-sel Serosa juga berbentuk piramidal dengan inti berbentuk bulat yang terletak agak di tengah. Butir-butir sekretoris bersifat asidofil. Di bagian basal sel terdapat granular endoplasmis reticulum sehingga pada pengamatan dengan mikroskop cahaya, tampak gambaran yang bergaris-garis. Contoh pada kelenjar pankreas, kelenjar parotis. Kelenjar Campuran: Kelenjar yang merupakan campuran dari sel-sel kelenjar Mukosa dan Serosa. Kadang-kadang sel-sel mukosa terdesak oleh sel serosa sehingga membentuk gambaran sebagai bulan sabit yang dinamakan Demiluna Gianuzzi. Contoh pada kelenjar Submandibularis, kelenjar sublingualis.

Jaringan epitel memiliki fungsi yang sangat luas, tergantung lokasi epitel pada suatu organisme. Jaringan epitel berfungsi, antara lain (i) sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh mekanis, fisik, maupun secara kimiawi, misalnya epitel yang terdapat pada kulit, (ii) sebagai organ eksteroreseptor yang mampu menerima rangsangan dari luar, seperti sel-sel neuroepitel pada puting pengecap, (iii) sebagai alat eksresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme (air, garam-garam, amoniak, dan CO2, (iv) sebagai alat osmoregulasi (pengaturan tekanan osmosis cairan tubuh) dengan cara pembuangan garam-garam melalui permukaan kulit, (v) membantu proses respirasi, khususnya pada hewan-hewan akuatik, (vi) sebagai alat gerak, misalnya sayap pada kelelawar, (vii) sebagai alat nutrisi, misalnya kelenjar susu pada mamalia, (viii) sebagai alat absorbsi, misalnya  absorbsi sari-sari makanan pada dinding usus, dan (ix) membantu pembentukan vitamin D dari provitamin D melalui bantuan cahaya matahari (Adnan, 2010).

             


                                                      DAFTAR PUSTAKA

Adnan dan Pagarra, Halifah. 2010. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Anonim2. 2010. Epitel Kelenjar. http://histovet1.blogspot.com/epitel-kelenjar.html.
             Diakses  tanggal 19 Maret 2010.

Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokarates.

Campbell, Reece, dan  Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Hala, Yusminah. 2007. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press.

Kimball, John. W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Nasir, M., Sugiyanto, J., dan Situmorang, J. 1994. Penuntun Praktikum Biologi  Umum. Yogyakarta: Depdikbud.
Nugroho, Hartanto & Sumardi, 2004, Biologi Dasar, Penebar Swadaya :  Jakarta.
Rahmawan, Ardianz. 2010. “Struktur dan Fungsi Jaringan” jaringan hewan bio.com. 13 September 2010. http://www.jaringan-hewan-bio.com/  (5 Oktober 2013).
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: BukuKedokteran EGC.
Syamsuri, 1998, Mikroskop Sel, penerbit FK Unlam : Banjarbaru
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Umar, Zulkarnaim. 2011. Buku Daras Struktur Hewan. Makassar: UIN Alauddin Press.

 

No comments:

Post a Comment

Sleep Loss and College Student Performance

The college experience is of great value in providing emerging adults with a structured environment in which they can gain the knowledge, sk...