BAB
I
PENDAHULUAN
Makhluk
hidup multiselular memiliki organisasi kehidupan yang dimulai dari tingkat yang
sederhana sampai ke tingkat yang sangat kompleks. Tingkat sederhana yang
dimaksud adalah sel. Sel adalah unit fungsional terkecil yang menyusun tubuh
makhluk hidup. Bagi organisme uniseluler yang hanya memiliki sebuah sel, maka
sebuah sel itulah yang mengendalikan seluruh aktivitas hidupnya. Tingkat
selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang
memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dasar yang menyusun struktur
tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu jaringan epitel, jaringan penyokong
(yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan tulang, jaringan darah, jaringan
adipose, dan jaringan pembuluh limfa), jaringan saraf, dan jaringan otot.
Praktikum
Struktur Hewan kali ini ialah mengenai Jaringan epitel yang menyusun tubuh
hewan. Jaringan epitel itu sendiri memiliki berbagai macam bentuk, lapisan, dan
letak, serta fungsinya bagi tubuh. Oleh karena itu, melalui berbagai kegiatan
pengamatan dalam Praktikum Struktur Hewan ini, diharapkan agar Mahasiswa dapat
memperluas pemahamannya terhadap struktur tubuh hewan. Mahasiswa dapat
membedakan ciri-ciri yang dimiliki oleh tiap jenis jaringan epitel, mengetahui
letak jaringan-jaringan epitel tersebut pada tubuh, dan memahami fungsi
masing-masing jaringan epitel tersebut.
Pengetahuan
tentang Jaringan yang menyusun tubuh hewan khususnya jaringan epitel merupakan
pengetahuan dasar yang tentunya akan sangat membantu Mahasiswa itu sendiri
untuk masa-masa yang akan datang. Praktikum ini juga memberikan kesempatan
kepada Mahasiswa untuk dapat mengamati secara langsung struktur Jaringan epitel
sehingga akan lebih memahami dan tidak hanya sebatas imajinasi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Jaringan
(tissue) adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis
jaringan yang berbeda memiliki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya.
Suatu jaringan disatukan oleh suatu matriks ekstraseluler lengket yang melapisi
sel-sel itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat.
Sesungguhnya istilah Jaringan (tissue) berasal dari bahasa Latin yang berarti
“tenunan”. Kita dapat mengelompokkan jaringan ke dalam empat kategori utama
yaitu jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot.
Keempat macam jaringan tersebut ditemukan pada semua hewan kecuali hewan yang
paling sederhana (Campbell, 2002).
Jaringan adalah
sekelompok sel yang serupa secara struktural (begitu pula dengan produk yang
dihasilkan) yang mengalami spesialisasi untuk menjalankan suatu fungsi
tertentu. Ada empat jenis jaringan dasar yang ditemukan pada tubuh manusia,
yaitu epitelium, jaringan ikat, jaringan otot, jaringan saraf. Semua struktur
tubuh tersusun dari beragam jumlah jaringan ini, sebagian besar organ utama
tersusun atas penggabungan keempat jenis jaringan ini. Jaringan yang terdapat
pada seluruh permukaan tubuh dan memiliki susunan yang rapat adalah jaringan
epitel. Jaringan epitel dapat dibagi ke dalam dua klasifikasi, epitelium penutup
dan pelapis, dan epitelium glandular (Sloane,2004 : 69).
Jaringan epitel
merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang susunannya rapat, matriks
ekstraselnya sedikit dan biasanya membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau
menutupi permukaan tubuh. Epitel tersebut biasanya dinamakan epitel penutup.
Jaringan epitel dapat juga dijumpai pada berbagai kelenjar, oleh sebab itu
dinamakan epitel kelenjar. Bentuk jaringan epitel berupa lembaran selapis atau
beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang bentuknya sama, yang
berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstraseluler atau matriks yang
sangat sedikit. Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan dasar
(Tim Dosen UIN, 2011: 1).
Jaringan epitel adalah
jaringan yang melapisi permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan saluran
tubuh hewan. Bentuk jaringan epitel berupa lembaran selapis atau beberapa
lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang bentuknya sama, yang berkumpul
dengan sangat erat dengan bahan ekstraseluler atau matriks yang sangat sedikit.
Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan dasar yaitu jaringan
otot, jaringan ikat dan jaringan saraf. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel
polihedral yang berkumpul dengan erat dengan sangat sedikit zat intersel.
Pelekatan diantara sel-sel ini kuat, Jadi terbentuk lapisan-lapisan yang
menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya (Umar,2011: 28).
Jaringan
epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam) atau suatu
permukaan bebas (luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun
rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium bertumpu
pada suatu membran dasar yang biasa disebut membran basalis. Berdasarkan atas
banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium dapat dibedakan menjadi
epithelium selapis dan epithelium berlapis. Sedangkan atas dasar bentuk selnya
maka sel epitel dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus (kuboid), atau
memanjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-rambut
halus (silia atau rambut getar) pada permukaan distalnya. Beberapa sel epitel
juga dapat mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai kelenjar (glandula) atau
berfungsi sensoris atau dapat pula untuk menyerap makanan (Nasir, 1994).
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan
tubuh, organ tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan. Bentuk jaringan epitel
berupa lembaran selapis atau beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas
sel-sel yang bentuknya sama, yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan
ekstraseluler atau matriks yang sangat sedikit. Jaringan epitel adalah salah
satu dari empat jaringan dasar yaitu jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan
saraf. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polihedral yang berkumpul dengan
erat dengan sangat sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat,
Jadi terbentuk lapisan-lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi
rongga-rongganya (Umar, 2011: 59).
Jaringan
epitel terdiri dari sel-sel polyhedral yang berkumpul dengan erat dengan sangat
sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat. Jadi, terbentuk
lapisan-lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya.
Jaringan epitel mempunyai fungsi utama, yaitu: menutupi dan melapisi permukaan
(misal kulit), absorbsi (misal usus), sekresi (misal sel epitel kelenjar),
sensoris (misal neuroepitel), dan kontraktil (misal sel mioepitel) (Yusminah,
2007: 76).
Jaringan
epitel dibuat dari sel-sel yang memadat yang tersusun dalam lapisan pipih.
Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh. Jaringan ini juga
membentuk kulit yang membungkus tubuh. Epitel kulit melindungi jaringan di
bawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet, dan
serangan bakteri (Kimball, 1992).
Sifat-sifat jaringan
epitel tergantung dari fungsi dan letaknya di dalam tubuh. Walaupun demikian,
mereka mempunyai sifat umum yang sama. Adapun sifat umum jaringan epitel adalah
bentuk sel dasarnya ada tiga jenis yaitu sel skuamosa, sel kuboid, dan sel
kolumnar. Semua jaringan epitel pada permukaan basalnya melekat pada penyambung
dibawahnya yang disebut dengan “lamella basalis” yang merupakan bagian dari
membran basalis. Semua jaringan epitel avaskuler. Sel-sel jaringan epitel yang
bersebelahan mempunyai daerah-daerah yang berlekatan khusus yang disebut
“tautan sel” dan adanya polarisasi sel-sel pada jaringan epitel. Dari
pengelompokan jaringan epitel berdasarkan struktur fungsi, sel epitel biasanya
digolongkan menjadi dua golongan utama menurut struktur dan fungsinya yaitu
epitel penutup dan epitel kelenjar. Jaringan epitel penutup merupakan jaringan
yang sel-selnya tersusun dalam lapisan seperti membran yang menutupi permukaan
luar dan melapisi rongga tubuh. Secara morfologis mereka dapat digolongkan
menurut jumlah lapisan sel dan morfologis sel-sel dalam lapisan permukaan.
Jaringan epitel kelenjar adalah jaringan yang dibentuk oleh sel-sel
terkhususkan dalam menghasilkan suatu sekresi cair yang komposisinya berbeda
dengan komposisi darah atau cairan intresel. Epitel yang membentuk kelenjar
unisel terdiri dari sel kelenjar (Umar'2011: 29).
Berdasarakan bentuknya
digolongkan oleh jumlah lapisan sel. Sel di permukaan bebas dapat kuboid,
kolumner, atau skuamosa, tergantung apakah epitel memiliki satu atau lebih
lapisan. Epitel sederhana memiliki memiliki selapis tunggal sel, contoh
skuamosa sederhana yang relatif bocor sehingga memungkinkan bahan-bahan
berpindah melewati sel secara duifusi. Epitel dikhususkan untuk fungsi ini
dijumpai melapisi pembuluh darah dan kantung udara paru sedangkan epitel
sederhana dikhususkan absorbsi dan sekresi. Epitel bertingkat atau
berlapis-lapis sel. Jenis epitel ini dapat beregenerasi dengan relatif mudah.
Seiring dengan sel tua terlepas kepermukaan bebas, sel di dekat membran basal
membelah dan mendorong sel baru ke permukaan bebas itu. Epitel yang demikian
ditemukan pada permukaan yang terus menerus terpajan ke keadaan abrasif,
misalnya kulit luar dan lapisan saluran atau rongga tubuh tertentu. Epitel
bertingkat semu tampak bertingkat karena selnya memiliki bentuk yang
bervariasi. Tetapi sebenarnya merupakan selapis tunggal sel (Bresnick,2003:
80).
Menurut Syamsuri (1998) Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu
sebagai berikut:
1. Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis disusun
oleh selapis sel yang berbentuk pipih.
Sel-sel pada jaringan epitel pipih selapis tersusun sangat rapat. Lokasi :Epitel pipih selapis terdapat pada
jaringan epitelium pembuluh limfe (getah
bening), pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, paru- paru,
ginjal, dan selaput perut. Fungsi : Jaringan ini berfungsi dalam proses difusi,
osmosis, filtrasi, dan sekresi.
2. Epitel Pipih Berlapis Banyak
Jaringan epitel pipih berlapis banyak
disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan
epitel pipih berlapis banyak tersusun sangat rapat. Lokasi Jaringan epitel
pipih berlapis banyak terdapat pada jaringan epitelium rongga mulut, rongga
hidung, esofagus, telapak kaki, dan vagina. Fungsi : Fungsi jaringan ini adalah
sebagai pelindung.
3. Epitel Silindris Selapis
Jaringan epitel silindris selapis
disusun oleh selapis sel yang berbentuk silindris. Lokasi Jaringan ini terdapat
pada epitelium kelenjar pencernaan, jonjot usus, kantung empedu, lambung
(ventrikulus), dan usus (intestinum). Fungsi : Jaringan epithelium ini
berfungsi untuk penyerapan nutrisi di usus
dan sekresi
4. Epitel Silindris Berlapis Banyak
Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun oleh lebih
dari satu lapis sel berbentuk silindria.
Lokasi Jaringan ini terdapat
pada jaringan epitelium laring,
faring, trakea, dan kelenjar ludah. Fungsi : Jaringan epitel silindris berlapis
banyak berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.
5. Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk kubus. Lokasi Jaringan
ini terdapat pada epithelium
permukaan ovarium, lensa mata,
nefron ginjal, dan kelenjar tiroid. Fungsi
Jaringan epitel kubus selapis berfungsi dalam sekresi dan sebagai
pelindung.
6. Epitel Kubus Berlapis Banyak
Jaringan epitel kubus berlapis banyak
disusun oleh lebih dari satu lapis sel yang berbentuk kubus. Lokasi : Jaringan
ini terdapat pada epitelium folikel ovarium, permukaan ovarium, testis, saluran
kelenjar minyak, dan kelenjar keringat pada kulit. Fungsi : Jaringan epitel
kubus berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan absorpsi, serta melindungi
dari gesekan dan pengelupasan.
7. Epitel Transisi
Jaringan epitel transisi disusun oleh
berlapis-lapis sel. Jaringan ini tidak dapat dikelompokkan berdasarkan
bentuknya karena bentuk jaringan epitel transisi dapat berubah dan permukaan
lapisannya dapat menggembung. Lokasi Jaringan epitel transisi terdapat pada
epitelium ureter, uretra, saluran pernapasan, dan kantung kemih.
8. Epitel Kelenjar
Jaringan epitel kelenjar merupakan
jaringan epitel khusus yang berperan dalam sekresi senyawa untuk membantu
proses fisiologis. Senyawa yang disekresikan disimpan di dalam sel dalam bentuk
granula sekresi. Kelenjar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelenjar
endokrindan kelenjar eksokrin.
Menurut Zulkarnaim
(2011: 31), Jaringan epitel dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan
susunannya serta bentuk dan fungsinya. Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan
epitel dibagi menjadi:
1. Epitel pipih (bentuk
skuamosa).
a. Epitel pipih selapis bentuknya pipih
selapis. Terletak padaperitoneum, pembuluh darah, limfa, glomerulus, alveolus
serta saluran ekskresi kecil dari berbagai kelenjar. Epitel pipih selapis berfungsi
difusi dan filtrasi.
b. Epitel pipih berlapis banyak
berbentuk pipih banyak berlapis. Terletak pada rongga mulut epidermis,
esophagus, vagina, dan rongga hidung. Epitel banyak berlapis berfungsi sebagai
proteksi.
2. Epitel kubus (bentuk
kuboid) .
a. Epitel kubus selapis berbentuk kubus
selapis. Terletak pada lensa mata, kelenjar dan salurannya, permukaan ovari,
saluran nefron ginjal. Epitel kubus selapis berfungsi sebagai sekresi dan
absorbsi.
b. Epitel kubus berlapis berbentuk kubus
banyak lapis. Epitel ini terletak pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan
indung telur. Epitel kubus banyak berlapis berfungsi sebagai sekresi.
3. Epitel silindris
(bentuk kolumnar).
a. Epitel silindris selapis berbentuk
silinder berlapis. Terletak pada lambung, usus, kantung empedu, kelenjar
pencernaan, dan saluran uterus. Epitel silindris berfungsi sebagai sekresi,
absorbsi, proteksi, meminyaki, memindahkan benda-benda dengan sillia, sebuah
saluran pada sel telur di dalam uterus.
b. Epitel silindris berlapis banyak
berbentuk silinder banyak berlapis. Terletak pada faring, laring, uterus,
saluran eksresi, kelenjar ludah, dan kelenjar susu. Adapun fungsi dari epitel
silindris berlapis yakni berfungsi sekresi dan pergerakan.
c. Epitel silindris bersilia berbentuk
silindris banyak lapis dengan silia. Terletak pada reproduksi jantan, rongga
hidung. Epitel silindris bersilia ini memiliki fungsi sebagai proteksi,
sekresi, dan gerakan zat-zat melewati permukaan.
4. Epitel transisional
merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan.
Berdasarkan bentuknya, bila jaringannya menggelembung bentuknya berubah.
Menurut Sloane (2004: 69), jaringan epitel dapat dibagi ke dalam dua klasifikasi berdasarkan
jenisnya, struktur dan fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Epithelium penutup
dan pelapis adalah lapisan sel yang menutupi bagian internal dan eksternal dari
permukaan tubuh dan organ serta melapisi rongga tubuh dan organ berongga.
a. Endotelium adalah epithelium yang
melapisi pembuluh darah.
b. Mesotelium adalah epithelium yang melapisi
beberapa rongga tubuh.
2. Epithelium glandular
berasal dari epithelium yang melapisi atau menutupi sel-sel yang tumbuh sampai
ke dalam jaringan penunjang.
a. Kelenjar eksokrin mempertahankan
duktus atau suatu hubungan ke permukaan tubuh (misalnya kelenjar saliva, dan kelenjar-kelenjar
pencernaan).
b. Kelenjar endokrin adalah kelenjar
yang tidak memiliki duktus keluar, kelenjar ini kehilangan hubungan dengan
permukaan tubuh dan menjadi massa padat yang terpisah (misalnya kelenjar hipofisis,
dan kelenjar adrenal).
Menurut Rahmawan
(2010), berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel terbagi atas beberapa
jaringan, yakni epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel
silindris selapis, epitel silindris berlapis banyak, epitel kubus selapis,
epitel kubus berlapis banyak, dan epitel transisi.
Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih
selapis (sederhana) banyak ditemukan pada organ-organ seperti pembuluh darah,
pembuluh limfa, paru-paru, alveoli, dan selaput perut. Sitoplasma jaringan ini
sangat jernih, inti selnya berbentuk bulat di tengah, dan sel-selnya tersusun
sangat rapat. Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses filtrasi,
sekresi, dan difusi osmosis.
Epitel Pipih Berlapis
Seperti epitel pipih
selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis (kompleks) tersusun sangat rapat. Rongga
mulut, esofagus, laring, vagina, saluran anus, dan rongga hidung banyak
tersusun oleh jaringan ini. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penghasil
mukus.
Epitel Batang Selapis
Sel berbentuk batang,
sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat berada di dekat dasar merupakan ciri
jaringan ini. Epitel batang selapis banyak ditemukan pada usus, dinding
lambung, kantong empedu, saluran rahim, saluran pencernaan, dan saluran
pernafasan bagian atas. Jaringan epitel batang selapis berfungsi dalam proses
sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil mukus, dan pelicin/pelumas permukaan
saluran.
Epitel Batang Berlapis
Banyak
Seperti namanya,
jaringan ini tersusun banyak lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan epitel
batang berlapis banyak terdapat pada beberapa organ tubuh seperti bagian mata
yang berwarna putih, faring, laring, dan uretra. Fungsi epitel batang berlapis
banyak yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil mukus, dan ekskresi,
misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.
Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel
berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan
ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Fungsi epitel kubus selapis adalah
tempat sekresi.
Epitel Kubus Berlapis
Banyak
Epitel kubus berlapis
banyak terdapat pada beberapa bagian tubuh, yakni folikel ovarium, testis,
kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai
pelindung dan penghasil mukus. Selain itu, jaringan ini juga berfungsi sebagai
pelindung dari gesekan.
Epitel Transisi
Sel penyusun epitel
transisi bentuknya dapat berubah dan berlapislapis. Epitel ini dapat ditemukan
pada organ saluran pernafasan, ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih
berisi urine, sel epitel akan berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris.
Seperti halnya kelenjar eksokrin, kelenjar endokrin dapat bersifat uniseluler atau multiseluler. Contoh yang uniseluler adalah sel argentafin pada saluran pencernaan, sedangkan yang multiseluler misalnya kelenjar tiroid, paratiroid, adrenal, dan hifofisis. Selain itu terdapat kelenjar campuran seperti ovarium, testis, hati, dan pankreas ( Umar,2011: 37 ).
Semua
kelenjar eksokrin di dalam tubuh tersusun atas sel-sel epitel. Hal yang sama
terdapat pada kelenjar endokrin kecuali pada pars nervosa hipofisis dan medulla
adrenal yang keduanya terdiri atas jaringan saraf termodifikasi. Kelenjar
eksokrin dapat berupa uniseluler misalnya sel Goblet pada epitel saluran
pernafasan bagian atas atau pada usus halus. Kelenjar eksokrin bersekresi
dengan tiga cara yaitu secara merokrin, epokrin, holokrin. Kelenjar tubuler
sederhana dapat dijumpai pada korpus uterus dan Crypt of lieberkuhn, kelenjar
tubuler bercabang majemuk dapat dijumpai pada kelenjar Brunner, kelenjar asiner
majemuk dijumpai pada pankreas, dan kelenjar tubuler asiner majemuk dijumpai
pada kelenjar sub mandibularis dan kelenjar mammae (Tim Pengajar, 2010).
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar
buntu yang tidak memiliki saluran. Hasil sekresi kelenjar endokrin langsung
memasuki system peredaran darah. Senyawa yang dihasilkan disebut hormon. Contoh
kelenjar endokrin adalah kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid,
dan kelenjar tiroid. Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang sekresinya
melalui saluran khusus. Kelenjar ini berfungsi membantu metebolisme dan
komunikasi. Contoh kelenjar eksokrin yang membantu metabolisme adalah kelenjar
ludah, kelenjar keringat, dan pancreas. Contoh kelenjar eksokrin yang berperan
dalam komunikasi adlah feromo. (Nugroho, 2004).
Menurut
Anonim2 (2010), Jaringan epitel kelenjar dibedakan berdasarkan:
1. Pemanfaatan hasil kelenjarnya secara garis besar; dibedakan menjadi kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kedua jenis kelenjar yang disebutkan diatas kesemuanya berasal dari membran epitel yang menutupi permukaan,yang pada suatu saat tumbuh masuk ke dalam jaringan pengikat dibawahnya. Kelompok sel-sel epitel yang mengadakan invasi tersebut. Kelenjar eksokrin : kelenjar ini melepaskan sekret melalui saluran kelenjar (duktus ekskretorius), misalnya kelenjar ludah atau langsung dalam rongga alat berdekatan, misalnya pada kelenjar dinding usus. Sel penghasil sekret dinamakan eksokrinosit.Kelenjar endokrin: kelenjar ini melepaskan sekret langsung ke dalam pembuluh darah atau limfe, dan diangkut ke alat atau jaringan sasaran. Contoh pada kelenjar thyroidea.
1. Pemanfaatan hasil kelenjarnya secara garis besar; dibedakan menjadi kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kedua jenis kelenjar yang disebutkan diatas kesemuanya berasal dari membran epitel yang menutupi permukaan,yang pada suatu saat tumbuh masuk ke dalam jaringan pengikat dibawahnya. Kelompok sel-sel epitel yang mengadakan invasi tersebut. Kelenjar eksokrin : kelenjar ini melepaskan sekret melalui saluran kelenjar (duktus ekskretorius), misalnya kelenjar ludah atau langsung dalam rongga alat berdekatan, misalnya pada kelenjar dinding usus. Sel penghasil sekret dinamakan eksokrinosit.Kelenjar endokrin: kelenjar ini melepaskan sekret langsung ke dalam pembuluh darah atau limfe, dan diangkut ke alat atau jaringan sasaran. Contoh pada kelenjar thyroidea.
2.
Jumlah sel, kelenjar; Kelenjar uniseluler: Kelenjar ini hanya tersusun oleh 1
sel. Kelenjar jenis ini tidak mempunyai saluran keluar, karena biasanya
terdapat pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala
atau sel cangkir atau “goblet cell”. Kelenjar multiseluler: Terdiri atas banyak
sel, umumnya membentuk kelenjar.
3.
Cara pembentukan dan pelepasan sekret; Kelenjar Merokrin: Isi lain sel kelenjar
tidak diikutsertakan dalam sekret, sehingga sel sama sekali tidak rusak.Contoh
pada Pars exocrin Pancreatis, kelenjar sudorifera. Kelenjar Holokrin: Semua isi
sel diikutsertakan dalam sekret. Contoh pada kelenjar sebasea (kelenjar
minyak), Sel-sel gamet jantan dan betina. Kelenjar Apokrin: Pada sekret diikutsertakan
isi bagian puncak sel, yang menjadi rusak. Contoh pada kelenjar axillaris,
kelenjar sirkumanale.
4.
Sifat sekretnya; kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi: Kelenjar Sitogen
yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya. Contoh pada testis
dan ovarium. Kelenjar Nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung
sel-sel. Dari jenis kelenjar ini , dibedakan menjadi: Kelenjar Mukosa, kelenjar
Serosa dan kelenjar Seromukosa (campuran). Kelenjar Mukosa: Sekret kelenjar mukosa
bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya piramidal dengan bagian puncahnya
berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai bahan pembentuk
lendir. Inti sel berbentuk gepeng terdesak di daerah basal. Apabila premusin
telah dilepaskan oleh sel kelenjar, maka bahan tersebut berubah menjadi mukus
lendir. Diantara kelenjar-kelenjar yang termasuk jenis ini , ada yang berbentuk
uniseluler yaitu sel Piala. Kelenjar Serosa: Kelenjar ini menghasilkan
sekretnya yang encer jernih yang berbentuk sebagai albumin, kadang-kadang
mengandung enzim. Sel-sel Serosa juga berbentuk piramidal dengan inti berbentuk
bulat yang terletak agak di tengah. Butir-butir sekretoris bersifat asidofil.
Di bagian basal sel terdapat granular endoplasmis reticulum sehingga pada pengamatan
dengan mikroskop cahaya, tampak gambaran yang bergaris-garis. Contoh pada
kelenjar pankreas, kelenjar parotis. Kelenjar Campuran: Kelenjar yang merupakan
campuran dari sel-sel kelenjar Mukosa dan Serosa. Kadang-kadang sel-sel mukosa
terdesak oleh sel serosa sehingga membentuk gambaran sebagai bulan sabit yang
dinamakan Demiluna Gianuzzi. Contoh pada kelenjar Submandibularis, kelenjar
sublingualis.
Jaringan
epitel memiliki fungsi yang sangat luas, tergantung lokasi epitel pada suatu
organisme. Jaringan epitel berfungsi, antara lain (i) sebagai alat proteksi,
baik terhadap pengaruh mekanis, fisik, maupun secara kimiawi, misalnya epitel
yang terdapat pada kulit, (ii) sebagai organ eksteroreseptor yang mampu
menerima rangsangan dari luar, seperti sel-sel neuroepitel pada puting
pengecap, (iii) sebagai alat eksresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme
(air, garam-garam, amoniak, dan CO2, (iv) sebagai alat osmoregulasi (pengaturan
tekanan osmosis cairan tubuh) dengan cara pembuangan garam-garam melalui permukaan
kulit, (v) membantu proses respirasi, khususnya pada hewan-hewan akuatik, (vi)
sebagai alat gerak, misalnya sayap pada kelelawar, (vii) sebagai alat nutrisi,
misalnya kelenjar susu pada mamalia, (viii) sebagai alat absorbsi,
misalnya absorbsi sari-sari makanan pada dinding usus, dan (ix) membantu
pembentukan vitamin D dari provitamin D melalui bantuan cahaya matahari
(Adnan, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Adnan dan Pagarra, Halifah. 2010. Struktur Hewan.
Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Anonim2. 2010. Epitel Kelenjar. http://histovet1.blogspot.com/epitel-kelenjar.html.
Diakses tanggal 19 Maret 2010.
Anonim2. 2010. Epitel Kelenjar. http://histovet1.blogspot.com/epitel-kelenjar.html.
Diakses tanggal 19 Maret 2010.
Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokarates.
Campbell, Reece, dan Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Hala, Yusminah. 2007. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press.
Kimball, John. W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Nasir,
M., Sugiyanto, J., dan Situmorang, J. 1994. Penuntun Praktikum Biologi
Umum. Yogyakarta: Depdikbud.
Nugroho,
Hartanto & Sumardi, 2004, Biologi Dasar, Penebar Swadaya
: Jakarta.
Rahmawan,
Ardianz. 2010. “Struktur dan Fungsi Jaringan” jaringan hewan bio.com. 13 September
2010. http://www.jaringan-hewan-bio.com/ (5 Oktober 2013).
Sloane,
Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: BukuKedokteran EGC.
Syamsuri, 1998, Mikroskop Sel, penerbit FK Unlam : Banjarbaru
Tim
Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA
UNM.
Umar, Zulkarnaim. 2011. Buku Daras Struktur Hewan. Makassar:
UIN Alauddin Press.
No comments:
Post a Comment