Model I: penentuan genetik
Hampir semua
perbedaan yang terjadi antara spesies
ditentukan oleh perbedaan dalam genom mereka. Tidak ada dalam suatu
lingkungan dimana kambing akan
melahirkan anak kuda. Biji
pasti akan berkembang menjadi sebuah
pohon, sedangkan spora lumut pasti akan berkembang
menjadi lumut, bahkan jika
keduanya tumbuh berdampingan
di hutan yang sama. Kedua tanaman yang dihasilkan
dari proses-proses perkembangan
pasti menyerupai orang tua mereka
dan memiliki perberbedaan diantara satu
sama lain, meskipun mereka
memiliki akses material yang sama dari
lingkungan.
Bahkan dalam
spesies, beberapa variasi sepenuhnya akibat dari perbedaan
genetik yang tidak dapat diubah oleh perubahan lingkungan.
Sebagai cotoh anak-anak dari Afrika yang memiliki kulit gelap, tidak akan berubah warna
kulitnya walaupun dipindah pada daerah yang memiliki mayoritas orang berkulit
putih (misalnya Eropa yang bercuaca dingin). Kemungkinan
banyak genetika eksperimental
tergantung pada fakta bahwa banyak perbedaan fenotip
antara tipe individu mutan dan tipe individu liar yang dihasilkan dari perbedaan alel yang tidak
sensitif terhadap kondisi lingkungan. Kekuatan yang menentukan gen sering ditunjukkan
oleh perbedaan di mana satu alel normal dan
abnormal lainnya.
Contoh lain adalah manusia yang mewarisi penyakit anemia sel sabit. Penyebab yang mendasari penyakit ini adalah varian hemoglobin, molekul protein pengangkut oksigen ditemukan dalam sel darah merah. Orang normal memiliki jenis hemoglobin yang disebut hemoglobin-A, informasi yang dikodekan dalam gen. Perubahan nukleotida tunggal dalam DNA gen ini yang mengarah ke perubahan dalam asam amino tunggal dalam polipeptida, hasil dalam produksi mengubah sedikit hemoglobin, disebut hemoglobin-S. Pada orang yang hanya memiliki hemoglobin-S, efek akhir dari perubahan kecil di DNA ini adalah penyakit anemia sel sabit parah yang sering menyebabkan kematian.
Pengamatan tersebut secara
umum mengarah pada
model yang ditunjukkan pada Gambar 1-17, bagaimana gen
dan lingkungan berinteraksi. Dalam pandangan ini, gen
bertindak sebagai satu set instruksi
untuk mengubah bahan lingkungan yang kurang lebih berdiferensiasi
menjadi organisme tertentu. Sebagai
contoh adalah dalam pembuatan rumah, dimana Genetic“Blueprint”
pada gambar adalah sebagai bahan dasar untuk menentukan bentuk rumah apa yang
akan dibangun. Dari bahan yang sama, yaitu batu bata, mortir, kayu, dan paku dapat
dibuat menjadi bingkai atau atap rumah, sesuai dengan rencana yang berbeda.
Seperti pada model menunjukkan bahwa gen adalah unsur yang benar-benar dominan
dalam penentuan fenotipe, lingkungan hanya memasok bahan baku yang berbeda-beda.
Model II: penentuan lingkungan
Dua monozigot ("identik") kembar, produk-produk dari sel telur yang dibuahi tunggal yang terbagi dan menghasilkan
dua bayi lengkap dengan gen identik. Misalnya
si kembar yang lahir
di Inggris namun dipisahkan sejak
lahir dan dibawa ke berbagai
negara. Jika seseorang dibesarkan
di Cina, dan orang tua asuh berbahasa cina, maka dia akan berbicara dengan bahasa Cina seperti
orang tua asuhnya, sedangkan adiknya
dibesarkan di Indonesia,
pasti akan berbahasa indonesia. Masing-masing akan
menyerap nilai-nilai budaya dan adat istiadat dari lingkungannya.
Meskipun kembar dan memulai hidup dengan sifat genetik yang identik, lingkungan
budaya yang berbeda di mana mereka
tinggal akan menghasilkan perbedaan
di antara mereka (dan perbedaan dari
orang tua mereka). Jelas, perbedaan
dalam hal ini adalah karena faktor
lingkungan, dan efek genetik tidak penting dalam
menentukan perbedaan.
Contoh ini
menunjukkan model dari Gambar 1-18,
yang merupakan kebalikan dari yang ditunjukkan model
pada Gambar 1-17. Dalam model
pada Gambar 1-18, gen menimpa pada sistem,
memberikan sinyal umum tertentu untuk pembangunan, tetapi lingkungan menentukan
program yang sebenarnya dalam pembangunan. Bayangkan satu
set spesifikasi untuk sebuah
rumah yang hanya untuk "lantai
yang akan mendukung £ 300 per kaki persegi" atau
"dinding dengan faktor isolasi dari 15 inci"; penampilan yang
sebenarnya dan karakteristik lain dari struktur akan ditentukan
oleh bahan bangunan yang tersedia.
Model III: interaksi genotipe-lingkungan
Secara umum,
kita berurusan dengan organisme yang
berbeda dalam gen dan lingkungan.
Jika kita ingin memprediksi
bagaimana organisme hidup akan
berkembang, kita perlu tahu kode
genetik yang diwariskan dari orang tua dan urutan
historis lingkungan yang telah dialaminya.
Setiap organisme memiliki
sejarah perkembangan dari
konsepsi sampai mati. Akan
menjadi apa organisme di saat kadaan
berikutnya, sangat tergantung pada
keadaan sekarang dan pada keadaan lingkungan yang dia temui selama saat
itu. Hal itu
membuat perbedaan pada organisme
tidak hanya pada lingkungan apa yang ia temui,
tetapi juga dalam urutan kaedaan apa yang mereka temui. Lalat buah (Drosophila melanogaster)
misalnya, berkembang biasanya pada suhu 25°C. Jika suhu secara singkat dinaikkan menjadi 37°C di
awal tahap perkembangan pupa,
lalat dewasa akan
kehilangan bagian dari pola vena normal pada sayapnya. Namun,
jika suhu shock ini diberikan
hanya 24 jam
kemudian, pola vena berkembang secara normal. Model umum di mana gen
dan lingkungan bersama-sama menentukan
(dengan beberapa aturan perkembangan) karakteristik sebenarnya dari suatu organisme digambarkan pada Gambar 1-19.
Organisme akan mengalami
perkembangan dari satu tahap ke tahap lainnya, gen yang dimilikinya akan berinteraksi dengan faktor lingkungan yang dialami pada setiap saat
sejarah kehidupannya. Interaksi gen dan lingkungan akan menentukan seperti apa organisme tersebut akan dibentuk.
good job
ReplyDeleteinfo yg menarik
ReplyDelete