Saturday, 27 February 2016

Makalah Biologi Sel: Ribosom



MAKALAH
BIOLOGI SEL

“ RIBOSOM “

Dosen Pengampu:
dr. Alvi Milliana, S.Ked

Oleh:
Kelompok 4 :
1.      Roihanah Al Firdaus                     (12620022)
2.      Shofiyatil Khamidah                     (12620024)
3.      Wahyu Safitri Rahmawati            (12620025)
4.      Hikmatul Ihromil A’la                  (12620026)
5.      Ahmad Ghazali                             (12620027)
6.      Ahmad Nurudin Khoiri                 (12620028)

A description...
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014





KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah Biologi sel dengan judul “ Ribosom”.
Pemakalah mengucapkan terima kasih kepada dosen pembina Ibu dr. Alvi Milliana yang telah memberikan bimbingan sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan kami mohon kritik dan sarannya yang bersifat membangun, sehingga dapat memberikan bekal bagi pemakalah dalam pembuatan makalah berikutnya.






Malang, 6 Mei 2014


Penyusun.





DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I     PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................    2
BAB II   PEMBAHASAN
               A. Struktur ribosom ............................................................................. 3
               B. Perbedaan Ribosom pada Eukariotik dan Prokariotik .................    5
               C. Macam Macam Ribosom ................................................................ 12 
               D. Biogenesis Ribosom ....................................................................    12
               E. Fungsi Ribosom ...........................................................................    13
               F. Peranana Ribosom dalam Sintesis Protein Terhadap Inisiasi, Elongasi dan Terminasi     14
BAB III  PENUTUP
               3.1 Kesimpulan .................................................................................    17
               3.2 Saran ...........................................................................................    18
DAFTAR PUSTAKA

 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino. Salah satu prinsip utama biologi, sering disebut sebagai “dogma sentral,” adalah DNA yang digunakan untuk membuat RNA, yang, pada gilirannya, digunakan untuk membuat protein. Urutan DNA gen disalin ke RNA (mRNA). Ribosom kemudian membaca informasi dalam RNA dan menggunakannya untuk membuat protein. Proses ini dikenal sebagai translasi; yaitu, ribosom “menerjemahkan” informasi genetik dari RNA menjadi protein. Ribosom melakukan hal ini dengan mengikat sebuah mRNA dan menggunakannya sebagai template untuk urutan yang benar asam amino pada protein tertentu. Asam amino yang melekat pada RNA transfer (tRNA) molekul, yang masuk salah satu bagian dari ribosom dan mengikat ke urutan messenger RNA. Asam amino terlampir yang kemudian bergabung bersama oleh bagian lain dari ribosom. Ribosom bergerak sepanjang mRNA, “membaca” urutan dan menghasilkan rantai asam amino. Ribosom terbuat dari kompleks dari RNA dan protein. Seperti yang dijelaskan pada al qur’an, firman Allah bersabda:
uqèdur üÏ%©!$# r't±Sr& â/ä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur 4 WxÎ=s% $¨B tbrãä3ô±n@ ÇÐÑÈ  
Artinya : “Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (Q.S. Al mu’minuun : 78). (Al Qadir, 2011).

Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain. Mengikat subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA dan asam amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom, kedua subunit terpecah. Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim, karena RNA ribosomal tampaknya paling penting bagi aktivitas transferase peptidil yang menghubungkan asam amino bersama. Ribosom dari bakteri, archaea dan eukariota (tiga domain kehidupan di Bumi), memiliki struktur secara signifikan berbeda dan urutan RNA. Perbedaan-perbedaan dalam struktur memungkinkan beberapa antibiotik untuk membunuh bakteri oleh ribosom menghambat mereka, sementara meninggalkan ribosom manusia tidak terpengaruh. Ribosom dalam mitokondria sel eukariotik mirip pada bakteri, yang mencerminkan asal-usul evolusi kemungkinan organel ini berasal dari kata ribosom asam ribonukleat (Comarck, 1994).

1.2 Rumusan Masalah
            Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimana struktur ribosom ?
2.      Bagaimana perbedaan ribosom pada eukaryot dan prokaryot ?
3.      Apa saja macam-macam ribosom ?
4.      Bagaimana biogenesis ribosom ?
5.      Apa saja fungsi dari ribosom ?
6.      Bagaimana peran ribosom dalam sintesis protein: tahap inisiasi, elongasi dan terminasi ?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui struktur ribosom
2.      Untuk mengetahui perbedaan ribosom pada eukaryot dan prokaryot
3.      Untuk mengetahui macam-macam ribosom
4.       Untuk mengetahui biogenesis ribosom
5.      Untuk mengetahui fungsi dari ribosom
6.      Untuk mengetahui peran ribosom dalam sintesis protein: tahap inisiasi, elongasi dan terminasi




BAB II
PEMBAHASAN

A.                Struktur Ribosom
Ribosom terbentuk globular dengan dimeter sekitar 250 sampai 350 nm. Ribosom mampu menyebarkan maupun menyerap electron dengan sangat kuat sehingga mikroskop electron dapat digunakan secara intensif untuk meneliti ribosom lebih dalam, sebenarnya selain dengan mikroskop electron, ribosom dapat diteliti dengan berbagai cara antara lain dengan defraksi sinar X, sentrifugasi atau pemusingan, maupun dengan imunositokimia. Analisis biokimia juga bisa dilakukan untuk mengetahui jumlah dan mengidentifikasi protein-protein dalam sub unit ribosom (Geneser, 2009).
Ribosom sub unit  kecil, tampilannya mirip embrio yaitu seperti memiliki kepala dan badan yang dihubungkan dengan leher yang pendek. Leher tersebut dibentuk dengan takikan (sedikit lekukan) pada  satu sisi dan lekukan yang dalam paa sisi yang lain. Badannya berbentuk batang yang membengkak. Pada subunit kecil terdapat daerah datar pada satu sisi bagian ini menempel pada sub unit (Geneser, 2009).
Ribosom terdiri dari 2 sub unit yaitu sub unit besar dan kecil. Masing-masing disusun oleh rRNA dan protein ribosom. Stuktur ribosom merefleksikan fungsinya untuk mengumpulkan mRNA dengan tRNA pembawa asam amino. Suatu ribosom memiliki satu tempat pengikatan mRNA (subunit kecil) dan tiga tempat pengikatan tRNA dikenal dengan tempat E (exit), P (peptidil), dan A (aminosil) yang terdapat pada sub unit besar (Johnson, 1994).
Tempat E merupakan tempat keluar tRNA yang tidak bermuatan. Tempat P merupakan tempat pengikatan tRNA-peptidil biasanya pengikat tRNA yang melekat pada rantai polipeptida yang sedang tumbuh. Tempat A merupakan tempat pengikatan tRNA- aminoasil biasanya mengikat tRNA yang membawa asam amino berikutnya yang akan ditambah pada rantai polipeptida. Perbedaan pada eukariot dan prokariot terdapat pada ukuran dan jumlah RNA penyusunnya (Johnson, 1994).

Coba lihat gambar berikut:

(Comarck, 1994)

Stuktur ribosom merefleksikan fungsinya untuk mengumpulkan mRNA dengan tRNA pembawa asam amino. Suatu ribosom memiliki satu tempat pengikatan mRNA (subunit kecil) dan tiga tempat pengikatan tRNA dikenal dengan tempat E (exit), P (peptidil), dan A (aminosil) yang terdapat pada sub unit besar. Tempat E merupakan tempat keluar tRNA yang tidak bermuatan. Tempat P merupakan tempat pengikatan tRNA-peptidil biasanya pengikat tRNA yang melekat pada rantai polipeptida yang sedang tumbuh. Tempat A merupakan tempat pengikatan tRNA- aminoasil biasanya mengikat tRNA yang membawa asam amino berikutnya yang akan ditambah pada rantai polipeptida (Geneser, 2009).
Strukur dari ribosom memilki sifat sebagai berikut (Geneser, 2009):
1.     Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.
2.     Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
3.     Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).
4.     Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom adalah 29 nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22 nm.
5.     Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2 ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit besar menyerupai ribosom E. Coli (Comarck, 1994).

B.                 Perbedaan Ribosom pada Eukariotik dan Prokariotik
1.  Ribosom Pada Sel Prokariotik
Ribosom sel-sel prokariota memiliki massa molecular 2.520.000 dalton dan matranya 29 X 21 nanometer. Ribosom sel – sel eukariota lebih besar dari pada ribosom sel – sel prokariota tersebut. Massa molecular ribosom sel eukariot berkisar antara 4.220.000 dalton dan matranya 32 X 22  nanometer. Ukuran – ukuran ribosom ditentukan dengan jalan analisis sedimentasi (pengendapan). Analisis ini mendasarkan pada pengukuran pada laju pengendapan suatu molekul atau zarah didalam larutan kental, biasanya larutan sukrosa yang dipusing dengan kecepatan yang sangat tinggi (70 gr atau lebih). Konfesiensi sedimentasi dinyatakan dalam S yaitu kesatuan atau unit Swedberg. Selain koefisien Swedberg, laju pengeendapan juga dipengaruhi oleh factor – factor lain yaitu berat molekul, berat makro molekul, atau rakitan makro molukernya. Ribosom prokariota memiliki koevisien sedimentasi 70S, sedangkan pada sel eukariota koefisien sedimentasinya 80S (Johnson, 1994).
Ribosom sel prokariota, bila berada di dalam larutan dengan kadar Mg++ rendah misalnya 0,2 mm akan mengalami tersepai (terdisosiasi) menjadi 2 sub unit yang berbeda ukuran maupun koefisien sedimentasinya. Sub unit besar memiliki koefisien sedimentasi 50S, sedangkan pada yang kecil koefisien sedimentasinya 30S.
Sejak Semua protein dan RNA dari sub unit ribosom prokariot dapat di isolasi hal ini yang memungkin untuk menerangkan proses penyususnan ribosom melalui studi rekombinasi. Hal ini menunjukkan bahwa penyusunan sub unit dan penggabungan membentuk ribosom yang fungsional (mampu mentranslasi mRNA menjadi protein) yang terjadi secara spotan secara invitro bila komponen rRNA dan protei dapat digunakan. Penyusunan dapat dilakukan dengan sendiri dan struktur komplomen dari molekul protein dan RNA ribosom yang diproses melalui pembentukan ikatan hydrogen dan interaksi hidrofobik (Comarck, 1994).
Penambahan protein tertentu pada pembentukan sub unit dapat memudahkan penambahan dan pengikatan lain. Bila protein L ditambahkan pada RNA 16S atau bila protein S ditambahkan pada RNA 5S dan 23S, maka tidak akan terjadi penyusunan. RNA sub unit 20S dari satu jenis spesies dapat bergabung dengan protein S dari prokariot yang lain akan membentuk subunit-subunit fungsional, juga untuk protein dan RNA 50S dari prokariot yang berbeda (Johnson, 1994).
Penyusunan sub unit dan pembentukan monomer  fungsional hibrida ini ternyata sulit karena protein dan dan RNA ribosom dari prokariot yang berbeda pada kenyataannya mempunyai struktur primer yang berbeda. Jadi jelas bahwa struktur sekunder dan tersier yang sangat amat mirip lebih penting dalam interaksi rRNA protein, Jadi meskipun beberapa protein ribososm dari sel ragi, retikolosit, dan hati tikus dapat diganti oleh protein dari E.coli, namun monomer hibrida yang terbentuk dari sub unit prokariot dan eukariot ini tadak akan berfungsi dalam sistesis protein (Comarck, 1994).

Struktur Ribosom Prokariotik
Ribosom prokariot mengandung RNA dan protein. Pada subunit ribosom prokariot mengandung satu molekul RNA yaitu RNA 16S (BM 0.6 X 106) sedangkan subunit besar mengandung 2 molekul RNA yaitu RNA 23S (BM 1.6 X 106) dan RNA 5S (BM 3.2 X 104). Ketiga RNA merupakan produk transkripsi secara tertutup dari rantai gen dalam urutan 16 S - 23 S - 5 S (Geneser, 2009).
Protein sub unit kecil memiliki berat molekul antara 10.900 (S17) sampai 65.000 (S1), sedangkan protein sub unit besar antara 9600 (L34) sampai 31500 (L2). Umumya protein ribosom bersifat basah, kaya  akan asam amino basah dan mempunyai titik isoelektrik pada ph 10 atau lebih, kira –kira 33 dari 55 protein telah diurut (13 dari sub unit kecil dan 20 dari sub unit besar). Bersamaan  dengan penelitian mengenai RNA, dengan anggapan bahwa ribosom prokariot merupakan organel yang dipahami dengan baik dalam hal struktur dan fungsinya (Geneser, 2009).

Model Ribosom Prokariotik
Meskipun komposisi ribosom dan interaksi dari komponennya sudah diketahui, namun masih sulit untuk mengusulkan suatu model dari struktur ribosom, karena terlalu kexcil untuk diamati dengan mikroskop electron dan dalam tekhnik isolasi serta penyediaan ribosom untuk dapat merubah bentuk dan organisasi ribosom. Suatu model usulan yang sesuai dengan monomer ribosom dan sub unit-unit berdasarkan data pengamatan mikroskop (Johnson, 1994).
Sub unit 30S mempunyai bentuk olipsoid mempunyai dimensi 60 X 200À. Pada poros yang panjang terdapat bagian yang menjorok kedalam.sehingga bagian itu membagi sub unit dalam 1/3 dan 2/3 bagian. Sub unit besar bentuknya lebih bulat, mempunyai dimensi 150 x 200 x 200 À dan memiliki bagian dan menarik pada salah satu permukaannya. Penggabungan sub unit membentuk monomer 70S terjadi pada kedua sisi sub unit-subunit tersebut dan terbentuk suatu lorong. Monomer 70S mempunyai diameter maksimum sekitar 400 À (Geneser, 2009).
Model ini merupakan bukti morfologi dan biokimia yang mendukung pendapat bahwa lorong pada monomer digunakan pada mRNA dan amino asil tRNA selama sintesis protein (Geneser, 2009).
Firman Allah :
tA$s% $tB ÓÍh_©3tB ÏmŠÏù În1u ׎öyz ÎTqãYÏãr'sù >o§qà)Î/ ö@yèô_r& ö/ä3oY÷t/ öNæhuZ÷t/ur $·B÷Šu ÇÒÎÈ  
Artinya: “Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, Maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Q.S. Al-kahf : 95). (Al Qadir, 2011).

2.  Ribosom Pada Sel Eukariotik
Ribosom pada sitoplasma sel eukariotik yang mempunyai koefisien sedimentasi 80S yang tersusun dari sub unit masing –  masing koefisien sedimentas 40S dan 60S. sedangkan pada sel prokariot adalah 70S. dan dibentuk oleh sub unit 30S dan 50S. ribosom yang lengkap, yang dibentuk oleh sub unit – unitnya yang disebut monomer.
Kadar protein pada ribosom dari ke dua sumber prokariot dan eukariot hamper sama yaitu sekitar 30 – 45 % (berat), dan sisa nya berupa RNA. Perbedaaan antara ke 2nya terletak pada komponen protein dan RNA Spesifik yang tidak mengandung karbohidrat dan lipid. Ion Mg yang berfungsi untuk mempertahan struktur ribosom. Penguraian menjadi sub unit – unit terjadi bila Mg++ di keluarkan. Tempat yang tepat untuk Mg++ ini belum diketahui pasti mungkin berinterksi dengan ion fosfat yang terionisasi RNA sub unit(Geneser, 2009).
Ribosom sitoplasma memiliki koefisien sedimentasi 80S yang terbentuk dari sub unit 40S. selain itu didalam sitoplasma ribosom terdapat dalam dua keadaan yaitu (Comarck, 1994):
a.    Berhubungan dengan membran sel, pada retikulum endoplasma serta dalam sintesis protein jaringan sekresi atau ginjal.
b.    Terdistribusi secara bebas di dalam sitosol dan mensintesis protein yang dikenal didalam sel.

·         Struktur Ribosom Pada Eukariotik
Sub unit kecil eukariotik mengandung molekul RNA18S (BM 0,7x 10), sedangkan sub unit besar mengandung RNA 28S (BM 1,7x10), RNA 5S (BM 2,0x 10), dan RNA 5,8S (BM 5,0x 10) (Johnson, 1994).
RNA 18S, 5,8S dan 28S merupakan hasil transkripsi dari gen yang berhubungan dalam kromosom pada daerah pengatur inti (NOR) dari inti sel. RNA 5S dalah produk trankripsi primer, bukan dari pemutusan pada pos transkripsi precursor RNA prikariot dilepas secara berurutan dari transkrip yang sedang tumbuh, sedangkan pada eukariot dihasilkan suatu transkrip tunggal dengan berat molekul tinggi yaitu 45S yang mengandung precursor 18S, 5.8S, dan 28S. Tahap awal membagi 45S RNA menjadi dua bagian yaitu bagian besar (41S) yang akhirnya akan menjadi RNA 5.8S dan 28S. Dan bagian kecil menghasilkan 18S (Johnson, 1994). 
Ribosom selain mengandung RNA juga protein. Subunit kecil mengandung 30 protein (S1, S2, dan lain-lain) dan subunit besar mengandung 40 protein (L1, L2, dan lain-lain). Selain jumlahnya lebih banyak , protein ribosom eukariot juga memiliki berat molekul yang sangat besar (Geneser, 2009).
Tiap ribosom mempunyai dua tempat pengikatan tRNA, yang masing-masing dinamakan tapak aminoasil (tapak A) dan tapak peptidil (tapak P). Molekul aminoasil-tRNA yang baru memasuki ribosom akan terikat di tapak A, sedangkan molekul tRNA yang membawa rantai polipeptida yang sedang diperpanjang terikat di tapak P(Geneser, 2009).
Contoh pada gambar dibawah ini :
·         Pembentukan Ribosom Pada Eukariot
RNA 45S hasil transkripsi bergabung dengan protein (RNP), tetapi tidak semua molekul kompleks tersebut menjadi bagian dari sub unit ribosom yang lengkap. Ada berapa protein yang dilepaskan seperti pada sintesis RNA. Nukleoptioda kembali ke kelompok nukleolar dan digunakan kembali. Protein yang di tahan selama proses kemudian bagian sub unit yang sempurna disebut protein ribosom(Geneser, 2009).
Pemutusan kompleks RNP secara enzimatis menghasilkan 3 kelompok Frakmen, yaitu (Comarck, 1994) :
a.       Fragmen pertama (1), berisi spacer RNA nukleolar protein (spacer RNA dihasilkan dari transkripsi rDNA dan bukan spacer DNA diantara gen). spacer RNA di hidrolisis dan nukleolar protein yang bebas kembai pada kumpulannya.
b.      Fragmen kedua (2), berisi suatu kompleks dari RNA 18S dan protein Ribosom tertentu yang akhirnya menghasilkan sub unit ribosom 40S dalam sitoplasma.
c.       Fragmen ketiga (3), berisi RNA 28S dan 5,85 dan protein ribososm yang bergabung dengan RNA 5S hasil transkripsi gen rDNA ekstra nukleolar. Kompleks ini ada di dalam inti menghasilkan sub unit 60S dalam sitoplasma. Seperti halnya pada gen – gen untuk RNA 45S, gen – gen RNA 5S ekstra nukleolar terdapat dalam kelipatan  dua.

·         Model Ribosom Eukariot
Morfologi ribosom eukariot hampir sama dengan ribosom prokariot, perbedaannya terletak pada ukuran BM, konstanta sedimentasi, ukuran rRNA, jumlah rRNA, dan protein yang lebih besar. Sub unit 40S berbentuk elips soid yang agak pipih berdimensi 115 x 140 x 230A, dan seperti ribosom prokariot terdapat lekukan yang menjorok yang membagi ribosom menjadi segmen 1/3 dan 2/3. sub unit 60S umumnya lebih bulat, mempunyai diameter ± 200A. terdapat bagian agak datar dan menarik pada salah satu sisinya. Jika kedua segmen ini bergabung maka terbentuk monomer yang memiliki lorong. Lorong ini digunakan untuk akomodasi rantai mRNA selama translasi(Geneser, 2009).
3.  Perbedaan Ribosom Prokariotik dan Eukariotik
·                Perbedaan Berdasarkan Sifat dan Komposisi Ribosom Eukariotik dan Prokariotik

Tabel 1.1 Sifat dan Komposisi Ribosom Eukariotik dan Prokariotik

Eukariotik
Prokariotik
Monomer
Koefisiensi sedimentasi
Berat Molekul
Jumlah RNA
Jumlah Protein
Sub unit kecil
Koefisiensi sedimentasi
Berat Molekul
Jumlah RNA
Jumlah protein
Sub unit Besar
Koefisiensi sedimentasi
Berat Molekul
Jumlah RNA


Jumlah protein

80S
4,5 x 106
4
70

40S
1,5 x 106
18S (BM 0,7 x 106)
30

60S
3,0 x 103
5S (BM 3,2 x 104)
5,8 (BM 5,0 x 104)
28S (BM 1,7 x 104)
40

70S
2,6 x 106
3
55

30S
0.9 x 106
16S (BM 0.6 x 106)
21

50S
1.7 x 106
5S (BM 3,2 x 106)
23S (BM 1.1 x 106)

34
·    
            Perbedaan Berat Molekul Rata-rata Protein Ribosom Prokariotik dan Eukariotik (Comarck, 1994).
1.2. Tabel Berat Molekul Rata-rata Protein Ribosom Prokariotik dan Eukariotik.

Prokariotik
Eukariotik
Sub unit kecil
Sub unit besar
18.900
16.400
25.300
28.100


C.                 Macam – macam Ribosom (Geneser, 2009) :
a.    Ribosom terikat
Ribosom ini tergabung dengan membrane intra seluler, terutama dengan reticulum endosplasma (RE)
b.    Ribosom bebas
Ribosom ini teresebar menembus Hyaoplasma atau sitosol. Ribosom bebas maupun terikat secara struktural identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif dari masing-masing jenis ribosom bengitu metabolismenya berubah.

D.                Biogenesis Protein
Biogenesis ribosom merupakan salah satu yang paling penting dan memakan  energi  proses  dari setiap sel. Biogenesesis ribosom adalah proses pembentukan sub unit ribosom. Pembentukan sub unit ribosom merupakan fungsi nukleolus. Nukleolus dibentuk dari konstriksi sekunder kromatin tertentu. Pada sel eukariota, biogenesis ribosom memerlukan aktivitas dari ketiga RNA polimerase. RNA polimerase II mensintesis pre-mRNA  protein ribosom dan  faktor tambahan yang terlibat dalam biogenesis  ribosom, RNA polimerase III  menghasilkan  prekursor  untuk 5S rRNA  ribosomal  (rRNA), dan RNA polimerase I (RNA Pol I) menghasilkan   prekursor  umum untuk rRNA 5.8S, 18S dan 25S  (ragi) /  28S (mamalia) (Johnson, 1994).
Biogenesis pada sel eukariotik dan prokariot berbeda (Campbell,2004).
Proses biogenesis pada sel eukariotik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Lucia,2006):
1.      Lebih kompleks
2.      Waktu lebih panjang
3.      Pembentukan 18S dan 28S rRNA terjadi di nucleolar organizer      
4.      Pembentukan 5S rRNA  terjadi di sisi luar nukleolus 
Proses biogenesis pada sel prokariotik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Lucia,2006):
1.      Gen RNA yang mengkode  untuk 5S, 23S dan 16S rRNA  ribosom  secara  ketat bergerombol di wilayah kromosom dan yang hadir  hanya dalam beberapa salinan.
  1. Gen ribosom berada dalam operon tunggal yang ditranskripsi  sebagai satu unit, yang segera secara langsung dibentuk molekul RNA dari DNA dan langsung terbentuk ribosom

E.                 Fungsi Ribosom
Ribosom mempunyai fungsi sebagai berikut (Comarck, 1994) :
1.    Sebagai tempat sintesis protein.
2.    Protein yang dihasilkan oleh ribosom pada jalinan endoplasma kasar dirembeskan dalam bentuk enzim atau hormon.
3.     Protein yang dihasilkan oleh ribosom bebas digunakan oleh sel itu untuk pembesaran dan memungkinkan tindak balas yang dijalankan di dalam sel itu.
  • Sintesis Protein di Ribosom
             Pada saat sintesis protein ribosom mengelompok menjadi poliribosom (polisom). Sebagian besar protein dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol. Sedang ribosom terikat umumnya membuat protein yang dimasukkan ke dalam membran, untuk pembungkusan dalam organel tertentu seperti lisosom atau dikirim ke luar sel (Johnson, 1994).
Ribosom berperan dalam proses sintesis protein atau tepatnya perakitan polipeptida. Ribosom mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam proses perakitan polipeptida. Untuk perakitan polipeptida memerlukan pemandu yang diperlukan untuk menentukan apakah kodon yang terdapat pada mRNA dapat tepat berpasangan dengan anti kodon yang terdapat pada tRNA, sehingga penerjemahannya tidak meleset. Kejadian ini difasilitasi dan dikatalisis oleh ribosom, rRNA yang terkandung dalam ribosom akan bertindak sebagai katalisator. Dalam proses penerjemahan ini sub unit kecil ribosom berperan mengikat mRNA, sedangkan sub unit besar berpern sebagai tempat masuk dan keluarnya tRNA untuk membentuk ikatan polipeptida (Geneser, 2009).
Sebelum membahas lebih jauh lagi tentang proses sintesis protein maka sebagai langkah awal kita harus mengingat dulu pengetahuan yang sudah kita peroleh tentang pasangan kodon dan anti kodoon molukul mrna akan mengandung adenine (A).urasil (U).guanin (G)dan cytosine (C). Tiga basa ini akan bergabung membentuk kodon misalnya , UUC, merupakan kodon untuk asam amino fenilalanin (phe).UGC, untuk asam amino triptofan (Try), sebagai contohnya mRNA akan menyusun kodon-kodon tersebut dalam suatu rangkaian misalnya UGC/UUC/UGC/UUC kodon-kodon ini akan dibaca Try-Phe-Try-Phe (Geneser, 2009).
Akan dapat di terjemahkan kodon-kodon tersebut harus berpasangan dengan anti kodonya. Misalnya A akan selalu bergabung dengan U anti kodonnya, demikian juga sebaliknya, seangkan G akan bergabung dengan C. jadi jika kodonnya adalah UUC maka anti koonnya adalah AAG. Kalau kodon dimiliki oleh mRNA maka anti kodon miliki oleh tRNA. tRNA selain memiliki antikodon juga memiliki asam amino. Jadi misalnya kodon mRNA adalah UUC yang berarti harus dibaca fenilalanin maka antikodonnya AAG yang terdapat pada tRNA, menggandeng asam amino maka fenilalanin (Phe), sehingga kodon dan antikodon bersatu maka asam amino yang dibawa adalah sesuai dengan pesanan dari kodon (Geneser, 2009).

F.                  Peran Ribosom dalam Sintesis Protein terhadap Inisiasi, Elongasi,  
dan Terminasi
Kita dapat membagi translasi, sintesis rantai polipeptida menjadi tiga tahap : inisiasi, elongasi dan terminasi.
1.      Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya RNAd, sebuah RNAt yang memuat asam amino pertma dari polipeptida, dan dua subunit ribosom. Pertama, subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada RNAd dan RNAt inisiator.Di dekat tempat pelekatan ribosom subunit kecil pada RNAd terdapat kodon inisiasi AUG, yang memberikan sinyal dimulainya proses translasi.RNAt inisiator, yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi AUG (Johnson, 1994).
Oleh karenanya, persyaratan inisiasi adalah kodon RNAd harus mengandung triplet AUG dan terdapat RNAt inisiator berisi antikodon UAC yang membawa metionin. Jadi pada setiap proses translasi, metionin selalu menjadi asam amino awal yang diingat. Triplet AUG dikatakan sebagai start codon karena berfungsi sebagai kodon awal translasi (Johnson, 1994).
tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. Pertama, sub unit ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator khusus. Sub unit ribosom kecil melekat pada segmen leader pada ujung 5’(upstream) dari mRNA. Pada arah downstream dari mRNA terdapat kodon inisiasi, AUG, yang memberikan sinyal dimulainya proses translasi. tRNA inisiator yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi. Penyatuan mRNA, tRNA inisiator, dan sub unit ribosom kecil diikuti oleh perlekatan subunit ribosom besar, menyempurnakan proses inisiasi translasi (Johnson, 1994).

2.      Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino ditambahkan satu peratu pada asam amino pertama (Geneser, 2009):
a)      Pengenalan kodon : kodon mRNA pada tempat A dari ribosom membentuk ikatan hydrogen dengan anti kodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat.
b)      Pembentukan ikatan peptida : molekul rRNA dari subunit ribosom besar, berfungsi sebagai ribozim, mengkatalis pembentukan ikatan peptide yang menggabungkan polipeptida memanjang dari tempat P keasam amino yang baru tiba di tempat A. pada tahap ini polipeptida memisahkan diri dari tRNA tempat perlekatannya semula, dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan pada asam amino yang dibawa oleh tRNA ditempat A.
c)       Translokasi : tRNA  ditempat A, sekarang terikat pada polipeptida yang sedang tumbuh, di translokasikan ketempat P. saat RNA berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan hydrogen pada kodon mRNA, mRNA bergerak bersama-sama dengan anti kodon ini dan membawa kodon berikutnya untuk ditranslasi di tempat A. sementara itu tRNA yang tadinya berada pada tempat P ke tempat E dan dari tempat ini keluar dari ribosom.

3.      Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai tempat A di ribosom. Triplet basa yang istimewa ini yaitu UAA, UAG, UGA, tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan transasi. Suatu protein yang disebut sebagai faktor pelepas langsung mengikatkan diri pada kodon stop ditempat A. faktor pelepas ini menyebabkan penambahan molekul air, bukan asam amino, pada rantai polipeptida. Reaksi ini menghidrolisis polipeptida yang sudah selesai ini dari tRNA yang berada ditempat P, melepaskan polipeptida dari ribosom. Sisa-sisa penyusunan translasi kemudian terpisah-pisah (Geneser, 2009).



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang dibuat didapat kesimpulan sebagai berikut:
1.      Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino. Ribosom umumnya terdapat terikat ke retikulum endoplasma dan selaput inti, dan sebagian lainnya terdapat bebas dalam sitoplasma.
2.      Ribosom bertindak sebagai mesin produksi protein dan akibatnya ribosom sangat melimpah pada sel yang sedang aktif dalam sintesis protein. Sejumlah protein yang dihasilkan, diangkut ke luar sel.
Ribosom eukaryot diproduksi dan dirakit di dalam nukleolus.
3.      Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain. Mengikat subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA dan asam amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom, kedua subunit terpecah. Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim, karena RNA ribosomal tampaknya paling penting bagi aktivitas transferase peptidil yang menghubungkan asam amino bersama. Ribosom dari bakteri, archaea dan eukariota (tiga domain kehidupan di Bumi), memiliki struktur secara signifikan berbeda dan urutan RNA.
4.      Salah satu sifat Struktur dari ribosom adalah yaitu Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).
5.      Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang tidak bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada RE.
6.      Ribosom juga dapat melakukan Transkripsi, Terminasi, Inisiasi, Elogasi dan Elongasi.
3.2 Saran
            Semoga materi ini bermanfaat bagi kita semua. amin





DAFTAR PUSTAKA

Al Qadir. 2011. Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta : Ilmu Pustaka.
Comarck, David .H. 1994. Histologi Jilid 1 Edisi ke-9. Jakarta : Binarupa Aksara.
Geneser, Finn. 2009. Buku Teks Histologi. Jakarta : Binarupa Aksara.
Johnson. E, Kurt. 1994. Histologi dan Biologi Sel. Jakarta : Nuha Post.
Campbell, Reece, & Mitchell. (2004). Biologi edisi kelima-jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Lucia, MS. (2006). Buku ajar biologi sel. Palembang: Universitas Sriwijaya.


2 comments:

Sleep Loss and College Student Performance

The college experience is of great value in providing emerging adults with a structured environment in which they can gain the knowledge, sk...